top of page

Utang Luar Negeri RI Rp 4.996 T di April 2018

Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir April 2018 tumbuh melambat |PT Rifan Financindo Berjangka

Perkembangan ULN Indonesia pada April 2018 tetap terkendali dengan struktur yang sehat. Hal ini tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir April 2018 yang tercatat stabil di kisaran 34%. Rasio tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara peers.


Berdasarkan jangka waktu, struktur ULN Indonesia pada akhir April 2018 tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,7% dari total ULN. Bank Indonesia berkoordinasi dengan Pemerintah terus memantau perkembangan ULN dari waktu ke waktu untuk mengoptimalkan peran ULN dalam mendukung pembiayaan pembangunan, tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.


Sementara itu, pertumbuhan ULN sektor pengadaan listrik, gas, dan uap/air panas (LGA) mengalami peningkatan dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 72,4%, relatif sama dengan pangsa pada periode sebelumnya.


Utang pemerintah itu terbagi dalam SBN (SUN dan SBSN/Sukuk Negara) yang dimiliki oleh non residen sebesar US$ 125,1 miliar dan pinjaman dari kreditur asing sebesar US$ 55,4 miliar. Pengelolaan ULN secara profesional dan bertanggung jawab dilakukan Pemerintah secara konsisten untuk menjaga sustainabilitas fiskal.


ULN swasta tumbuh melambat terutama dipengaruhi oleh ULN sektor pertambangan, sektor industri pengolahan, dan sektor jasa keuangan. Secara tahunan, pertumbuhan ULN ketiga sektor tersebut pada April 2018 masing-masing sebesar 2,1%, 4,3%, dan 2,1%, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya.


Kepercayaan investor asing terhadap pengelolaan fiskal dan pasar Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia tetap cukup tinggi di tengah tekanan likuiditas global. Pada bulan April 2018 Pemerintah telah menerbitkan SUN dalam mata uang dolar AS dan Euro (global bonds) dengan format SEC-Registered Shelf yang memungkinkan Pemerintah menerbitkan obligasi di pasar modal kapanpun saat dibutuhkan.


Penerbitan global bonds ini memanfaatkan momentum positif kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Moody's pada tanggal 13 April 2018 dari Baa3 (positif) menjadi Baa2 (stable), di samping membaiknya kondisi makro ekonomi pada awal April.


Sementara itu, pada April 2018 terdapat pelunasan pinjaman dan pelepasan SBN domestik oleh investor asing, pasca kenaikan Fed Fund Rate (FFR) akhir Maret 2018. Dengan perkembangan tersebut, ULN Pemerintah pada April 2018 tumbuh melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya menjadi sebesar US$ 180,5 miliar.


Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir April 2018 tumbuh melambat. ULN Indonesia pada akhir April 2018 tercatat sebesar US$ 356,9 miliar atau Rp 4.996,6 triliun (kurs Rp 14.000).


Jumlah ULN tersebut terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$ 183,8 miliar dan utang swasta termasuk BUMN sebesar US$ 173,1 miliar.


"ULN Indonesia tumbuh 7,6% (yoy) pada akhir April 2018, melambat dibandingkan dengan 8,8% (yoy) pada bulan sebelumnya. Perlambatan ini terjadi baik pada ULN sektor pemerintah maupun ULN sektor swasta," bunyi keterangan tertulis Bank Indonesia (BI), Jakarta, Kamis (21/6/2018).


Kenaikan Bunga AS Bikin Utang Luar Negeri RI Turun US$1,83 M | PT Rifan Financindo Berjangka


Menurut BI, utang swasta tumbuh melambat karena adanya penurunan jumlah utang di sektor pertambangan, sektor industri pengolahan, dan sektor jasa keuangan.


Namun, utang meningkat dari sektor pengadaan listrik, gas, dan uap air panas (LGA). "Pangsa pasar sektor-sektor tersebut mencapai 72,4 persen dari total ULN," jelasnya.


Agusman menambahkan, jumlah ULN Indonesia saat ini berada kisaran 34 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB). Mayoritas atau 86,7 persen dari total utang merupakan utang jangka panjang.


Meski begitu, BI memastikan bahwa kepercayaan investor tetap terjaga karena adanya kepercayaan akan pengelolaan fiskal dan pasar SBN Indonesia yang cukup tinggi di tengah tekanan likuiditas global.


Hal itu juga ditunjukkan dari kenaikan peringkat utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat internasional, Moody's dari Baaa3 (positif) menjadi Baa2 (stable) pada pertengahan April kemarin.


Secara rinci, ULN April 2018 terdiri dari utang pemerintah dan BI sebesar US$183,8 miliar. Sedangkan utang swasta sebesar US$173,1 miliar.


Mekarnya bunga The Fed membuat imbal hasil (yield) surat utang AS (US Treasury) meningkat dan membuat keluarnya dana investor asing dari dalam negeri (capital outflow).


"Pada April 2018, terdapat pelunasan pinjaman dan pelepasan Surat Berharga Negara (SBN) domestik oleh investor asing, usai kenaikan Fed Fund Rate (bunga acuan The Fed) akhir Maret 2018," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (21/6).


Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mencapai U$356,9 miliar atau sekitar Rp4.952 triliun pada April 2018 (kurs Jisdor akhir April Rp13.877 per dolar AS). ULN tersebut turun dibanding posisi bulan sebelumnya sebesar US$358,7 miliar.


Kendati turun dibandingkan posisi Maret, utang tersebut meningkat 8,75 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari US$328,17 miliar.


Kepala Departemen Komunikasi BI Agusman mengatakan penurunan ULN terjadi karena sentimen kenaikan tingkat suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve.


Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp4.996 Triliun | PT Rifan Financindo Berjangka

Kepercayaan investor asing terhadap pengelolaan fiskal dan pasar Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia tetap cukup tinggi di tengah tekanan likuiditas global. Pada bulan April 2018 Pemerintah telah menerbitkan SUN dalam mata uang dolar AS dan Euro (global bonds) dengan format SEC-Registered Shelf yang memungkinkan Pemerintah menerbitkan obligasi di pasar modal kapan pun saat dibutuhkan.


Penerbitan global bonds ini memanfaatkan momentum positif kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Moody’s pada tanggal 13 April 2018 dari Baa3 (positif) menjadi Baa2 (stable), di samping membaiknya kondisi makroekonomi pada awal April.


Sementara itu, pada April 2018 terdapat pelunasan pinjaman dan pelepasan SBN domestik oleh investor asing, pasca kenaikan Fed Fund Rate akhir Maret 2018. Dengan perkembangan tersebut, ULN Pemerintah pada April 2018 tumbuh melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya menjadi sebesar USD180,5 miliar.


Utang pemerintah itu terbagi dalam SBN (SUN dan SBSN/Sukuk Negara) yang dimiliki oleh nonresiden sebesar USD125,1 miliar dan pinjaman dari kreditur asing sebesar USD55,4 miliar. Pengelolaan ULN secara profesional dan bertanggung jawab dilakukan Pemerintah secara konsisten untuk menjaga sustainabilitas fiskal.


Bank Indonesia menilai, perkembangan ULN Indonesia pada April 2018 tetap terkendali dengan struktur yang sehat. Hal ini tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir April 2018 yang tercatat stabil di kisaran 34%. Rasio tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara peers.


Berdasarkan jangka waktu, struktur ULN Indonesia pada akhir April 2018 tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,7% dari total ULN. Bank Indonesia berkoordinasi dengan Pemerintah terus memantau perkembangan ULN dari waktu ke waktu untuk mengoptimalkan peran ULN dalam mendukung pembiayaan pembangunan, tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.


ULN swasta tumbuh melambat terutama dipengaruhi oleh ULN sektor pertambangan, sektor industri pengolahan, dan sektor jasa keuangan. Secara tahunan, pertumbuhan ULN ketiga sektor tersebut pada April 2018 masing-masing sebesar 2,1%, 4,3%, dan 2,1%, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya.


Sementara itu, pertumbuhan ULN sektor pengadaan listrik, gas, dan uap/air panas (LGA) mengalami peningkatan dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 72,4%, relatif sama dengan pangsa pada periode sebelumnya.


Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir April 2018 tumbuh melambat. ULN Indonesia pada akhir April 2018 tercatat sebesar USD356,9 miliar atau setara Rp4.996 triliun (dengan asumsi nilai tukar rupiah Rp14.000 per USD).


Melansir keterangan Bank Indonesia, Kamis (21/6/2018), ULN terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar USD183,8 miliar dan utang swasta termasuk BUMN sebesar USD173,1 miliar.


ULN Indonesia tumbuh 7,6% (yoy) pada akhir April 2018, namun melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh 8,8% (yoy). Perlambatan ini terjadi baik pada ULN sektor pemerintah maupun ULN sektor swasta.




bottom of page