Kondisi rupiah bakal ikut pengaruhi IHSG besok
Maraknya sentimen eksternal yang muncul selama libur lebaran | PT Rifan Financindo Berjangka
Sementara itu, Alfred memperkirakan IHSG Juli akan dipengaruhi sentimen berbagai data dari domestik, termasuk data inflasi, pertumbuhan ekonomi dan ekspor impor. Jika seluruhnya memberikan hasil positif, maka mampu menjadi penopang pergerakan IHSG ke depan.
"Kami lihat, ekspor dan impor tidak akan defisit, kalaupun iya enggak akan besar. Inflasi Juni diperkirakan 0,5% mtm, sedangkan RDG harus melihat pergerakan rupiah, apakah terdepresiasi dalam atau tidak," ungkapnya.
Untuk perdagangan Rabu (20/6), Alfred memperkirakan IHSG akan bergerak dikisaran 5.885 hingga 6.055. Adapun sektor yang masih dapat dilirik pada perdagangan besok adalah konstruksi, mengingat funamental saham tersebut dianggap masih cukup baik.
Apabila, sentimen tersebut berdampak pada koreksi nilai tukar rupiah yang lebih dalam, maka Alfred mengungkapkan IHSG secara otomatis akan ikut terseret. Apalagi, menurutnya saat ini belum ada sentimen positif yang bisa membalikkan IHSG untuk kembali rebound.
"Jadi skenarionya, rupiah akan terdepresiasi dan indeks akan terkoreksi. Sampai kapan? tergantung rupiahnya, kalau minggu depan terdepresiasi ya (indeks) akan terkoreksi. Jadi tunggu sentimen positif datang," ujarnya.
Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan mengklaim bahwa seluruh sentimen tersebut adalah negatif bagi pasar keuangan. Sehingga, secara garis besar potensi pergerakan pasar di awal perdagangan cenderung terkoreksi.
"Tapi pasar juga akan lihat bagaimana rupiahnya, kalau engga (terkoreksi) terlalu dalam, bisa jadi penopang penurunan IHSG," kata Alfred kepada Kontan.co.id, Selasa (19/6).
Maraknya sentimen eksternal yang muncul selama libur lebaran, membuat pergerakan pasar keuangan Tanah Air dirundung ketidakpastian. Apalagi, sentimen eksternal yang muncul bersifat negatif dan berpotensi menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi di awal pembukaan pasar besok (20/6).
Beberapa sentimen tersebut di antaranya, kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), kembali memanasnya perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS), keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) untuk mencabut stimulus, serta menanti hasil keputusan rapat Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) pada 22-23 Juni di Wina yang cenderung bakal memangkas produksi minyak.
LQ45 sudah turun tajam, investor bisa akumulasi | PT Rifan Financindo Berjangka
Menurut Nafan, ada kemungkinan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan sebagai respons terhadap kenaikan suku bunga The Fed dan perang dagang antara AS dan Tiongkok. "Hal tersebut tentu akan diapresiasi oleh para pelaku pasar," kata dia.
Sejumlah agenda besar, seperti pertemuan anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), hari raya Idul Fitri, ajang Piala Dunia 2018 maupun kenaikan harga minyak mentah bisa menjadi katalis positif bagi IHSG. Ia memprediksi, harga saham blue chips berpotensi naik.
Tapi dia juga menyarankan pelaku pasar mengantisipasi aksi profit taking dan ancaman perang dagang yang bisa membuat IHSG melemah.
"Libur lebaran membuat pasar modal Indonesia otomatis terhenti sejenak. Namun ini justru menjadi peluang bagi investor untuk mengakumulasi beli terhadap saham LQ45 saat market dibuka kembali pada 20 Juni nanti", jelas dia, Senin (19/6) lalu.
Nafan menyebutkan, saat ini fase penurunan IHSG sudah mulai berakhir. Ia memprediksi indeks saham pada Selasa (20/6) ini akan berada di zona hijau dengan kisaran support di level 5.916 dan resistance di level 6.135. Proyeksi tersebut tentu akan memberikan efek positif bagi pergerakan saham LQ45.
Koreksi indeks LQ45 lebih tajam daripada penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang sebesar 5,70% (ytd). Indeks LQ45 bahkan merupakan indeks konstituen dengan kinerja terburuk ketiga di BEI, setelah indeks SMInfra18 yang terpangkas 13,77 (ytd) dan IDX30 yang menyusut 13,22 (ytd).
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, penurunan saham anggota indeks LQ45 disebabkan aksi profit taking para investor. Selain itu, ada efek perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok serta kenaikan suku bunga The Fed.
Koreksi indeks LQ45 lebih tajam daripada penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang sebesar 5,70% (ytd). Indeks LQ45 bahkan merupakan indeks konstituen dengan kinerja terburuk ketiga di BEI, setelah indeks SMInfra18 yang terpangkas 13,77 (ytd) dan IDX30 yang menyusut 13,22 (ytd).
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, penurunan saham anggota indeks LQ45 disebabkan aksi profit taking para investor. Selain itu, ada efek perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok serta kenaikan suku bunga The Fed.
Simak faktor penggerak IHSG pada perdagangan esok | PT Rifan Financindo Berjangka
Meski begitu, menurut Nafan, beberapa sentimen positif masih bisa mengungkit pergerakan indeks besok. "Apalagi setelah Lebaran, biasanya ada kenaikan daya beli masyarakat dengan semakin naiknya konsumsi masyarakat," kata Nafan kepada Kontan.co.id, Selasa (19/6).
Katalis positif juga diperoleh dari kemungkinan kenaikan neraca perdagangan dan juga piala dunia. Beleid dari Bank Indonesia terkait dengan loan to value (LTV) juga kemungkinan bisa mendongkrak indeks besok.
Nafan memprediksi, IHSG besok akan bergerak ke arah positif dengan range di level 5.916 hingga 6.135.
Usai libur panjang, perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kembali dibuka esok hari, Rabu (20/6). Beberapa sentimen diprediksi akan mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan besok.
Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Parama Sekuritas mengatakan, bahwa sentimen-sentimen yang berasal dari luar negeri terutama akan mempengaruhi pergerakan indeks esok hari seperti dengan adanya rencana Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga menjadi 2%. Tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok juga terus meningkat.