top of page

April 2018, Neraca Perdagangan Indonesia Defisit 1,63 Miliar Dollar AS

( BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada April 2018 defisit 1,63 miliar dollar AS | PT Rifan Financindo Berjangka

Lumayan signifikan (turunnya ekpor), 22,81 persen," jelasnya. Selain itu, jika dibandingkan jumlah impor pada Maret 2018 dan April 2018 secara month to month terjadi peningkatan cukup signifikan, yaitu 11,80 persen atau 1,63 miliar dollar AS. Menurut Suhariyanto, hal ini didorong dengan meningkatnya permintaan terhadap impor barang konsumsi menjelang lebaran hingga 25,86 persen atau senilai dengan 310 juta dollar AS.


Sementara untuk bahan baku dan modal, masing-masing meningkat 10,73 persen dan 6,59 persen (mtm). Dirinya melanjutkan, meningkatnya impor bahan baku didorong oleh pelaku industri yang optimis untuk menggerakkan produksi mereka.


"Bahan-bahan baku dan modal itu naik karena antisipasi liburan panjang menjelang lebaran, jenis bahan bakunya yang dibutuhkan digunakan untuk menggerakkam industri dalam negeri," jelasnya.


Sementara jika diakumulasikan, sepanjang Januari hingga April 2018, neraca perdagangan juga mengalami defisit sebesar Rp 1,31 miliar dollar AS yang dipicu oleh defisit sebesar 3,81 miliar dollar AS untuk non migas dan surplus sebesar 2,5 miliar dollar AS untuk sektor non migas. "Situasi perdagangan dunia masih tidak menentu, negara-negara tujuan utama kita seperti China masih menahan diri. Maka dari itu permintaan untuk bahan bakar, besi baja, serta CPO yang digunakan bahan baku mereka agak menurun," kata Kepala BPS Suhariyanto melalui konferensi pers di kantor BPS, Selasa (15/5/2018).


Suhariyanto melanjutkan, keputusan China untuk menahan permintannya terhadap barang-barang yang diekspor Indonesia membuat ekspor Indonesia terhadap China turun cukup signifikan, yaitu dari 2,4 miliar dollar AS menjadi 1,8 miliar dollar AS.


Badan Pusat Statistik ( BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada April 2018 defisit 1,63 miliar dollar AS. Kepala BPS Suhariyanto menyatakan defisit tersebut dipicu oleh impor yang meningkat sangat tajam, sehingga terjadi defisit di sektor migas sebesar 1,13 miliar dollar AS dan nonmigas 495 juta dollar AS.



Ekspor April 2018 Turun 7,19%, Simak Penyebabnya! | PT Rifan Financindo Berjangka


Posisi ekspor non migas ke Bangladesh meningkat, Filipina dan Malaysia. Ini selain ke tiga negara masih meningkat, komoditas Bangladesh itu kita meningkat USD101,8 juta atau 78,9% di sana komoditas itu lemak dan minyak hewan nabati, Filipina meningkat USD42 juta, kendaraan dan bagiannya. Malaysia USD41,2 juta," ujarnya.


Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari-April 2018 masih berasal dari Jawa Barat senilai USD10,03 miliar, diikuti Jawa Timur USD6,31 miliar dan Kalimantan Timur USD5,94 miliar.


"Karet Jepang dan Tiongkok, besi dan baja naik 19,65%. Kemudian ekspor Australia, Singapura dan Thailand juga naik," ujarnya.


Ekspor non migas April 2018 terbesar ke Tiongkok yaitu USD1,82 miliar, disusul Amerika Serikat USD1,43 miliar dan Jepang USD1,39 miliar dengan kontribusi ketiga negara tersebut mencapai 34,95%. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar USD1,39 miliar.


Ekspor turun bahan bakar mineral turun 18,8% volumenya juga turun, hal ini karena baik volume maupun nilai turun untuk tujuan ekspor ke India, Tiongkok dan Jepang. Kemudian besi dan baja alami penurunan tujuan Tiongkok, Korsel dan Malaysia. Biji kerak dan abu logam juga," Kepala BPS Kecuk Suhariyanto, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (15/5/2018).


Sedangkan peningkatan ekspor terjadi pada kendaraan dan bagiannya sebesar USD72,5 juta atau naik 12,59%. Adapun tujuan utama yang meningkat seperti ke Thailand, Filipina dan Jepang.


Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor April 2018 mencapai USD14,47 miliar atau menurun 7,19% dibandingkan ekspor Maret. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia sepanjang Januari-April 2018 mencapai USD58,74 miliar atau meningkat 8,77% dibandingkan periode yang sama di 2017.


Berdasarkan data BPS ekspor non migas pada April mencapai USD13,28 miliar atau turun 6,80% dibandingkan Maret 2018. Penurunan ekspor non migas terjadi pada bahan bakar mineral sebesar USD416,4 juta atau turun 18,8%.

Impor Indonesia Periode April 2018 Melejit USD16,09 Miliar | PT Rifan Financindo Berjangka

Pria yang akrab disapa Kecuk ini menambahkan, pada April 2018 ini ketiga jenis barang tersebut memang mengalami kenaikan. Tetapi, kontribusi paling besar yaitu berasal dari bahan baku dan barang modal. "Diharapkan bahan baku akan menggerakan industri dalam negeri," tuturnya.


Sementara secara kumulatif, total impor Indonesia pada periode Januari hingga April 2018 mencapai USD60,05 miliar. Dibanding periode sama tahun lalu, realisasi impor tersebut naik 23,65%.


"Dengan catatan impor nonmigas naik lebih tinggi lagi. Share paling besar dari mesin pesawat listik. Tiga jenis barang mengalami kenaikan, tetapi barang konsumsi naik signifikan yaitu 26,09% dan bahan baku 21,86%," tandas Kecuk.


Dia menuturkan, kenaikan impor yang cukup tinggi tersebut terjadi karena lonjakan impor baik pada komoditas migas maupun nonmigas. Untuk impor nonmigas, mengalami kenaikan signifikan sekitar 12,68%.


Menurutnya, kenaikan impor pada April 2018 juga terjadi karena peningkatan impor baik untuk barang konsumsi, bahan baku penolong, maupun barang modal. Untuk barang konsumsi, yang mengalami kenaikan impor yakni daging beku, pir, dan apel.


"Sementara bahan baku impornya naik 10,73% month to month, karena ada bahan baku yang dibutuhkan industri dalam negeri. Kalau barang modal juga mengalami kenaikan 6,59%, yang naik seperti mesin dan beberapa lainnya," imbuh dia.


Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, realisasi impor sebeasr USD16,09 miliar tersebut meningkat 11,28% dibanding Maret 2018. Sementara dibanding April 2017 meningkat sekitar 34,68%.


"Nilai impor april 2018 naik signifikan sehingga total impornya USD16,09 miliar. Kalau dibanding dengan impor pada Maret 2018 itu berarti meningkat 11,28% tetapi dibanding April 2017 meningkatnya tinggi sekali yaitu 34,68%," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (15/5/2018).


Realisasi impor Indonesia pada periode April 2018 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) meningkat cukup signifikan. Pada periode ini, nilai impor Indonesia mencapai USD16,09 miliar.

bottom of page