Perdagangan Perdana Saham BRI Syariah Dibuka Naik 19,61 Persen
BRI Syariah dibuka di posisi Rp 610 | PT Rifan Financindo Berjangka
Haru mengharapkan BRIsyariah sebagai anak perusahaan PT BRI mampu menghasilkan laba 10 persen dari total ekuitas di tahap pertama. Tak hanya hasilkan laba, PT BRI juga menginginkan ada peningkatan nilai BRIS.
Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Klik Ro mengatakan, BRIS menjadi emiten syariah pertama BUMN yang masuk bursa pada 2018.
BRI Syariah menunjuk empat penjamin pelaksana emisi atau Joint Lead Underwriters. Keempat pelaksana emisi itu, yakni Bahana Sekuritas, CLSA Sekuritas, Danareksa Sekuritas, dan IndoPremier Sekuritas.
BRIsyariah merupakan anak perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk. BRIsyariah hadir sejak 17 November 2008 yang dapat diakses di 1.086 kantor layanan syariah di kantor BRI. Hingga Maret 2018, aset BRIsyariah mencapai Rp 44,7 triliun.
Emiten PT Bank BRI Syariah dibuka di posisi Rp 610. Jumlah itu naik 19,61 persen dari harga penawaran umum perdana sebesar Rp 510. "Kami mengharapkan minimal 10 persen return on equity (jumlah laba bersih) pada tahap pertama," kata Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Rabu, 9 Mei 2018.
PT Bank BRIsyariah tercatat sebagai emiten baru di BEI hari ini, 9 Mei 2018. BRIsyariah dengan kode efek BRIS melepas 2.623.350.600 lembar saham baru atau 27 persen dari modal. Penawaran umum perdana BRIS sebesar Rp 510 per lembar.
Melantai di Bursa, Harga Saham BRISyariah Naik 19,61 Persen | PT Rifan Financindo Berjangka
" Kami ingin menjadi game changer, baik perbankan syariah melalui akselerasi ekspansi bisnis syariah, terutama dalam peningkatan pembiayaan," kata Direktur Utama BRI Syariah, Moch. Hadi Santoso, di Jakarta.
Acara pencatatan saham perdana ini dihadiri oleh direksi BRI Syariah. Juga disaksikan Lord Mayor of London (Walikota Pusat Keuangan dan Bisnis London), Charles Bowman, perwakilan dari Kementerian BUMN, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan direksi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sebagai catatan, saat penawaran umum perdana dengan harga Rp510 per lembar, BRI Syariah mencatat kelebihan penawaran sebanyak 2 kali. Saham yang dilepas sebanyak 2,62 miliar lembar.
Dana segar yang diperoleh dari Initial Public Offering (IPO) sekitar Rp1,33 triliun. Dana itu akan digunakan untuk penyaluran pembiayaan dengan porsi 80 persen, 12,5 persen untuk pengembangan sistem teknologi informasi, dan 7,5 persen untuk pengembangan jaringan kantor cabang di seluruh Indonesia.
BRISyariah resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada hari ini, Rabu 9 Mei 2018. Saat diperdagangkan pertama kali, saham BRI Syariah dijual pada harga Rp610, naik 19,61 persen dari harga saham penawaran umum Rp510.
( Baca : Yusuf Mansur Borong Saham BRIsyariah )
Saham BRI Syariah diperdagangkan 56 kali sebanyak 31,98 lot. Perdagangan ini menghasilkan nilai transaksi mencapai Rp1,86 miliar.
Anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menunjuk empat penjamin pelaksana emisi (joint lead underwriters), yaitu PT Bahana Sekuritas, CLSA Sekuritas, Danareksa Sekuritas, dan IndoPremier Sekuritas.
Yusuf Mansur dan Jemaahnya Beli Saham BRI Syariah Tanpa Menawar | PT Rifan Financindo Berjangka
Feb juga mengatakan, sebenarnya pihak Yusuf Mansur menawar untuk membeli diangka yang cukup besar. Namun karena penawaran BRIS mengalami kelebihan permintaan atau over subscribe 4 kali di segmen ritel, maka Kopindo mendapatkan jatah lebih rendah dari yang ditawarkan.
"Kemampuan beliau sebenaernya besar ya cuma memang kita karena ada alokasi. Tapi angkanya harus saya cek dulu. Tapi oke lah beliau sangat membantu proses IPO ini," imbuhnya.
Sementara Direktur Operasional BRISyariah Wildan menambahkan, porsi investor ritel dalam proses IPO sebesar 1% dari total dana Rp 1,3 triliun. Itu artinya penjualan saham BRIS dalam IPO hanya Rp 13 miliar.
"Tapi saya enggak tahu jatah pastinya pak Yusuf Mansur karena belum dapat informasi dari Datindo. Masyarakat di ritel juga cukup banyak kemarin informasinya 6.037 pemegang saham. Itu pemegang saham terbesar selama IPO. Jadi sekarang BRISyariah mencatatkan sebagai pemegang saham terbesar selama IPO," tuturnya.
Dalam proses bookbuilding biasanya investor mengajukan harga yang diinginkan untuk kemudian ditentukan harga pastinya oleh perusahaan. Menariknya Kopindo tidak melakukan penawaran, mereka siap membeli di harga apapun yang ditentukan perusahaan.
"Jadi dia straight, mau ambil di angka berapapun. Kan kalau bookbuilding ada range harga dia bisa menyatakan ingin beli di harga atas atau bawah. Tapi dia straigh, mengikuti," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (9/5).
Pada saat penawaran, BRISyariah menawarkan harga sahamnya di kisaran Rp 505 hingga Rp 650. Akhirnya ditentukan di dekat batas harga bawah yakni Rp 510.
PT Bank BRISyariah Tbk hari ini resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal. Dari saham 2.623.350.600 yang dilepas beberapa di antaranya dibeli oleh Yusuf Mansur dan jemaahnya.
Yusuf Mansur melalui PayTren Aset Manajemen menjadi manajer investasi Kopindo dan melakukan Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) untuk membeli saham berkode BRIS itu.
Presiden Direktur PT Bahana Sekuritas Feb Sumandar mengungkapkan, Kopindo masuk membeli saham BRIS melalui proses bookbuilding. Layaknya investor lainnya, Yusuf Mansur dan dan jemaahnya ikut dalam proses penjatahan.