top of page

IPO pada 9 Mei 2018, Saham BRISyariah Kelebihan Permintaan Dua Kali

BRIsyariah, telah menutup masa penawaran umum kepada publik | PT Rifan Financindo Berjangka








Kepercayaan investor semakin meningkat dengan melihat kemampuan perseroan membukukan peningkatan laba bersih 64 persen (yoy) menjadi Rp54,38 miliar pada kuartal I tahun 2018 ini.


Dengan hasil penawaran umum perdana saham yang memuaskan dan pertumbuhan laba yang signifikan, BRISyariah akan selangkah lagi lebih dekat memenuhi visi perusahaan menjadi Bank Umum Katagori Usaha (BUKU) III.


Dana segar yang diperoleh melalui IPO, sekitar 80 persen akan digunakan oleh BRIsyariah untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan syariah. Selanjutnya, sekitar 12,5 persen untuk pengembangan sistem teknologi informasi, dan sekitar 7,5 persen untuk pengembangan jaringan kantor cabang dari Sabang (Sumatera) sampai Merauke (Papua).


IPO BRIsyariah akan menjadi IPO pertama bank syariah dengan status anak perusahaan bank BUMN. BRIsyariah merupakan anak perusahaan dari bank BUMN terbesar di Indonesia yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.



Seperti diketahui, BRISyariah telah menunjuk empat penjamin pelaksana emisi atau joint lead underwriters, yaitu Bahana Sekuritas, CLSA Sekuritas, Danareksa Sekuritas, dan IndoPremier Sekuritas. BRISyariah menetapkan harga penawaran saham perdana perseroan sebesar Rp510 per saham.


Direktur Utama BRIsyariah Moch. Hadi Santoso, mengatakan pihaknya berterimakasih kepada masyarakat Indonesia yang telah mempercayakan BRIsyariah sebagai pilihan investasi.


“Kami akan menjaga amanah para investor dan memberikan kinerja BRIsyariah yang terbaik untuk membawa berkah bagi seluruh masyarakat dan para investor,” ujar Hadi dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 8 Mei 2018.


Hadi mengatakan, hasil penawaran umum yang memuaskan ini adalah bukti kepercayaan investor yang tinggi atas potensi pertumbuhan BRIsyariah secara perusahaan dan potensi perkembangan industri syariah di Indonesia.


PT Bank BRIsyariah Tbk atau BRIsyariah, telah menutup masa penawaran umum kepada publik dan dalam hitungan hari akan segera resmi menjadi perusahaan publik pada Rabu, 9 Mei 2018.


BRIsyariah menutup masa penawaran umum saham untuk publik yang telah diadakan pada 2, 3, dan 4 Mei 2018 bertempat di lapangan olah raga BRI Tower, Sudirman, Jakarta, dengan catatan kelebihan permintaan oversubscribe hingga 2 kali dari jumlah yang ditawarkan.


BTPN Syariah Resmikan Pencatatan Saham di Bursa | PT Rifan Financindo Berjangka

Dengan mengimplementasikan prinsip sosial dan bisnis secara bersamaan ini, perseroan mencatatkan pertumbuhan yang positif selama beberapa tahun terakhir.


Hingga akhir Maret 2018, total aset mencapai Rp9,5 triliun atau tumbuh 24,1 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Dana pihak ketiga mencapai Rp6,7 triliun atau tumbuh 18,8 persen.


Pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp6,2 triliun atau tumbuh 21,9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Penyaluran pembiayaan dilakukan dengan tetap menjaga kualitasnya, tercermin dari rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) di level rendah, yakni 1,67 persen.


Memiliki visi menjadi bank syariah terbaik untuk keuangan inklusif, mengubah hidup berjuta rakyat Indonesia, BTPN Syariah memiliki model bisnis yang fokus dan unik, yakni menyalurkan pembiayaan tanpa agunan kepada perempuan dari keluarga prasejahtera produktif.


Menyadari bahwa nasabah prasejahtera produktif tidak hanya membutuhkan akses pembiayaan untuk meningkatkan taraf hidup, perseroan aktif melakukan pelatihan dan pendampingan melalui Program Daya.

Ratih menjelaskan, dana yang diperoleh pada proses ini akan digunakan untuk meningkatkan volume pembiayaan terhadap segmen nasabah prasejahtera produktif yang telah menjadi fokus bisnis perseroan selama tujuh tahun terakhir.


Dalam proses IPO BTPN Syariah ini, bertindak sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek (Lead Underwriter) adalah PT Ciptadana Sekuritas Asia. “Baik institusi maupun ritel banyak yang berminat menjadi pemegang saham. Namun sampai pada saat penutupan penawaran umum minggu lalu, pembeli terbesarnya adalah institusi yang memiliki profil investasi jangka panjang”, tutur Ferry Tanja, Direktur Utama PT Ciptadana Sekuritas Asia.


Ditetapkan dengan harga Rp975 per saham melalui IPO, Perseroan meraih dana Rp751 miliar sebelum dikurangi biaya emisi saham. Selama masa penawaran umum pada tanggal 27 April 2018 – 2 Mei 2018, respons dari investor publik sangat positif dimana saham BTPN Syariah mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 1,7 kali dari total saham yang ditawarkan atau senilai 1,31 miliar lembar saham dibandingkan dari 770 juta lembar saham yang ditawarkan.


“Melalui pencatatan ini, BTPN Syariah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mengantarkan BTPN Syariah sampai ke titik ini, terutama kepada nasabah kami. Selanjutnya kami siap menjalankan bisnis secara lebih terbuka,” kata Direktur Utama BTPN Syariah Ratih Rachmawaty dalam siaran pers, Selasa (8/5/2018).


PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS) resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia hari ini. Perseroan telah melepas saham salam aksi Initial Public Offering (IPO) dengan menawarkan 770.370.000 saham baru atau 10 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor.


Perseroan juga telah melepas sebanyak 0,35 persen dari jumlah saham yang ditawarkan melalui IPO kepada karyawan melalui program Employee Stock Allocation (ESA).

BEI Resmikan Pencatatan Saham BTPN Syariah | PT Rifan Financindo Berjangka


Hingga akhir Maret 2018, total aset BTPN Syariah mencapai Rp9,5 triliun atau tumbuh 24,1 persen dari periode sama tahun sebelumnya. Dana pihak ketiga mencapai Rp6,7 triliun atau tumbuh 18,8%. Sementara pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp6,2 triliun atau tumbuh 21,9% dari periode sama tahun sebelumnya.


Ratih Rachmawaty menyampaikan penyaluran pembiayaan dilakukan dengan tetap menjaga kualitasnya, tercermin dari rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) di level rendah, yakni 1,67%.


Sementara itu, pada perdagangan perdana saham BTPS di BEI tercatat bergerak naik 49,74% menjadi Rp1.460 per saham dibandingkan harga perdana.


Samsul Hidayat menambahkan dengan telah tercatatnya saham di BEI, maka perusahaan dituntut untu lebih menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG), serta memastikan terselenggaranya kepatuhan terhadap peraturan pasar modal.


"Diharapkan saham BTPS dapat menjadi salah satu saham yang menjadi pilihan bagi para investor," ujarnya.


Dalam pelaksanaan penawaran umum perdana saham (IPO), BTPN Syariah melepas sebanyak 770 juta lembar saham seharga Rp975 per saham. Dengan demikian, perseroan meraih dana sebesar Rp751 miliar.


Direktur Utama BTPN Syariah Ratih Rachmawaty mengatakan dana yang diperoleh pada IPO akan digunakan untuk meningkatkan volume pembiayaan terhadap segmen nasabah prasejahtera produktif yang telah menjadi fokus bisnis perseroan selama tujuh tahun terakhir.


"Melalui pencatatan ini, BTPN Syariah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Selanjutnya kami siap menjalankan bisnis secara lebih terbuka," kata Ratih.


Bursa Efek Indonesia (BEI) meresmikan pencatatan perdana saham PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPN Syariah) sebagai perusahaan ke-10 yang pada 2018.


"Saham BTPN Syariah dicatatkan dengan kode BTPS. Dengan pencatatan ini, maka total perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia saat ini adalah 575 perusahaan," papar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat di Jakarta, Selasa.





bottom of page