Sri Mulyani Bertemu Bos ADB di Filipina, Apa yang Dibahas?
Sri Mulyani bertemu dengan beberapa pejabat penting di sektor keuangan Asia | PT Rifan Financindo Berjangka
Selain itu, saya juga memberikan masukan agar proses pelaksanaan pengadaan di ADB dapat dipercepat sehingga membantu para anggota yang membutuhkannya.
Kementerian Keuangan sebagai bagian dari pemerintah Indonesia akan senantiasa berperan serta dalam kerjasama internasional sesuai dengan amanat konstitusi untuk turut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Presiden ADB Nakao juga menyetujui hal ini dan menganggap bahwa pendidikan jauh lebih penting daripada teknologi itu sendiri. Pengembangan human capital yang baik dan terarah akan menghasilkan teknologi yang manfaatnya akan kembali kepada kepentingan umat manusia.
Sebelumnya, dalam Constituency Meeting antara Executive Director ADB dan negara anggota, saya menyampaikan pentingnya membangun instrumen yang kuat menghadapi ancaman bencana alam, terutama dari sisi manajemen risiko.
Negara-negara di Asia dan juga negara-negara kecil di Pasifik banyak menghadapi bencana alam, sehingga sangat diperlukan mekanisme penanganan khusus dan segera bilamana hal tersebut terjadi. ADB dapat berperan untuk memberikan bantuan dalam penanganannya.
Indonesia sebagai salah satu negara anggota terbesar ADB memandang perlu adanya koordinasi kebijakan untuk sektor finansial secara global untuk mendukung reformasi di ADB.
Saya juga mendukung hubungan yang kuat antara Indonesia dengan ADB dalam peningkatan kapasitas ADB membantu negara anggota kecil dan negara kepulauan.
Sesuai dengan perkembangan dunia saat ini yang sedang fokus dalam mengembangkan human capital, saya menyarankan agar ADB juga dapat fokus kepada hal yang sama dalam mengembangkan human capital melalui peningkatan kapasitas pendidikan dan juga kesehatan.
Hari Jumat 4 Mei 2018 saya bertemu dengan Presiden ADB Takehiho Nakao dalam rangkaian acara Pertemuan Tahunan ke 51 Asian Development Bank (ADB) di Manila, Philippina. Dalam pertemuan tersebut kami mendiskusikan beberapa hal.
Momen tersebut juga diabadikan oleh Sri Mulyani melalui media sosial Instagramnya. Pasalnya, aktivitas tersebut sangat penting dan juga sangat berguna bagi Indonesia untuk menumbuhkan perekonomian negara.
Berdasarkan penelusuran Okezone di Media Sosial Instagram milik Sri Mulyani, berikut diary atau agenda Sri Mulyani selama berada di Filipina.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sejak hari kamis 3 Mei 2018 lalu bertolak menuju Manila, Filipina. Keberangkan Sri Mulyani ke Filipina bukannya untuk bertamasya, berlibur ataupun beriwisata kuliner melainkan untuk menghadiri Pertemuan Tahunan ke 51 Asian Development Bank (ADB).
Dalam kunjungan tersebut, Sri Mulyani bertemu dengan beberapa pejabat penting di sektor keuangan Asia. Seperti Presiden ADB Takehiho Nakao, Deputi Perdana Menteri Jepang Taro Aso, Menteri Keuangan Filipina Carlos Dominguez, Menteri Ekonomi dan Komunikasi Fiji Aiyaz Sayed Khaiyum.
Tidak Hanya Sri Mulyani, yang Satu Ini Juga Kena Semprot Rizal Ramli | PT Rifan Financindo Berjangka
Rizal juga menuduh ada pihak-pihak tertentu yang mengambil keuntungan dari harga pangan impor yang faktanya lebih mahal dari negara lain.
Dia menilai impor bahan pangan di awal tahun tidak tepat. Menurutnya, impor dilakukan jika menghadapi paceklik.
Tokoh yang terkenal dengan 'Rajawali Ngepret' ini memang punya nyali yang luar biasa. Tidak hanya Presiden Jokowi, Menteri Keuangan Sri Mulyani pun tidak luput dari radarnya.
Tidak berhenti sampai di situ, mantan Menko Bidang Ekonomi ini kembali menyerang pemerintah terkait impor bahan pangan.
"Kalau impor karena cuaca dan lain-lain saya setuju, tapi tidak kalau kelangkaan ada dengan alasan yang dibuat-buat," tegasnya.
Mantan Menteri Keuangan ini mencontohkan pemerintah melakukan impor bawang di saat petani di Brebes akan panen bawang. Alhasil harga menjadi anjlok dan petani lokal rugi besar.
"Pihak yang memperoleh kuota impor pangan tentu mendapat untung besar. Jadi, kemungkinan ada pihak-pihak yang sedang mencari dana," ungkap Rizal Ramli dilansir dari kompas.com (6/5).
Tahun ini kebijakan impor pemerintah juga banyak merugikan petani lokal dan hanya berpihak pada pengusaha besar.
Menkeu Belum Putuskan Tambahan Subsidi Solar | PT Rifan Financindo Berjangka
Lebih lanjut, Sri Mulyani belum membahas detail rencana penambahan subsidi untuk tahun ini. "Nanti Aku lihat, Aku belum update mengenai itu," lanjut dia.
Sebelumnya, rencana penambahan subsidi oleh pemerintah dilakukan untuk menyesuaikan dengan situasi harga minyak dunia yang lebih tinggi daripada Indonesia Crude Price (ICP).
Rata-rata harga minyak dunia sejak awal tahun berada di atas USD60 per barel atau lebih tinggi dari asumsi harga minyak mentah Indonesia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 yang dipatok USD48 per barel.
Pemerintah berecana menambah subsidi solar untuk tahun anggaran 2018. Namun Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengaku belum memutuskan besaran tambahan subsidi yang akan dialokasikan.
Sri Mulyani masih akan membahas recana itu dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, dan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution.
"Tujuannya adalah tim teknis akan bertemu dan nanti sesudah itu kita akan lihat hitung-hitungannya," kata dia ditemui usai meninjau Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Senin, 7 Mei 2018.