Kiprah Jan Koum, Sengsara Lalu Kaya Raya Berkat WhatsApp
Keputusan Jan Koum hengkang dari WhatsApp | PT Rifan Financindo Berjangka
Saat itu, Ukraina juga dilanda gejolak politik. Hidup tidak mudah bagi keluarga Koum, terlebih mereka keturunan Yahudi. Orang tua Koum jarang menggunakan telepon karena takut disadap dan bisa berakibat buruk. Tidak banyak yang bisa dilakukan saat itu. Fasilitas di desa juga seadanya.
"Sekolahku tidak punya kamar mandi dalam. Bayangkan musim dingin yang menusuk di Ukraina, cuacanya minus 20 derajat celcius, anak-anak harus mengantre di luar untuk menggunakan kamar mandi," kata Koum mengenang.
Tak heran jika pada April 2015, pengguna WhatsApp dinyatakan tembus 800 juta. Itu membuatnya jadi layanan messaging terpopuler saat ini, digunakan oleh user lintas generasi. Dan tak heran juga jika Facebook mau membeli WhatsApp dengan harga begitu mahalnya, USD 19 miliar.
WhatsApp adalah gagasan brilian dari duet Brian Acton dan Jan Koum. Kisah Jan Koum yang lumayan berliku-liku sepertinya layak disimak sebagai sebuah inspirasi. Dalam usianya yang relatif muda, ia telah meraih segalanya berkat WhatsApp.
Koum yang saat ini berusia 39 tahun, lahir dan dibesarkan di sebuah desa di Ukraina, sebuah negara di Eropa Timur yang saat ini dilanda prahara politik. Ayahnya seorang manajer konstruksi dan ibunya tidak bekerja.
Tak berlebihan jika mengatakan WhatsApp adalah layanan messaging yang fenomenal. Lahir tahun 2009, laju WhatsApp sukar dihentikan. Rasanya hampir semua pengguna smartphone saat ini menggunakan WhatsApp untuk berkomunikasi.
WhatsApp memang bukan layanan messaging pertama, tapi beberapa keunggulan dan inovasi membuatnya cepat melesat. Cukup dengan nomor telepon, pengguna bisa menambah kontak. WhatsApp juga mudah digunakan dan bebas dari iklan yang mengganggu.
Keputusan Jan Koum hengkang dari WhatsApp memang mengejutkan. Bagaimana tidak, layanan pesan instant yang dirintisnya ini sudah membesarkan namanya dan membuatnya kaya raya. Menarik menyimak kembali kiprah Koum di WhatsApp.
Terkait Kebocoran Data, Pendiri Whatsapp Umumkan Pengunduran Dirinya, #deleteFacebook | PT Rifan Financindo Berjangka
Koum dan rekannya, Brian Acton, mengembangkan WhatsApp yang berfokus pada privasi pengguna dan pembatasan untuk iklan.
"Aku mengambil waktu istirahat untuk melakukan kegiatan yang ku sukai selain teknologi, seperti mengumpulkan mobil Porsche langka, memodifikasi mobil dan bermain frisbee. Saya akan tetap mendukung Whatsapp meski dari jauh," imbuhnya.
"Hampir satu dekade sejak saya dan Brian [Acton] mendirikan WhatsApp. Ini adalah perjalanan mengagumkan bersama beberapa orang terbaik," tulis Koum di profil Facebooknya.
Pria kelahiran ini juga akan lengser dari dewan direksi Facebook, yang mengakuisisi perusahaannya senilai USD 19 miliar (Rp 265 triliun) pada 2014 lalu.
Kabar mengejutkan datang dari dunia perusahaan penyedia layanan instan messaging raksasa, Whatsapp.
Seorang pendiri Whatsapp, Jan Koum mengumumkan pengunduran dirinya lewat halaman Facebook.
Dilansir dari The Guardian, Selasa (1/5/2018), Jan Koum memutuskan untuk hengkang karena pertikaian soal privasi dan data pengguna dari perusahaan induknya, Facebook.
Pendiri WhatsApp, Jan Koum, Mundur | PT Rifan Financindo Berjangka
WhatsApp melindungi privasi para pengguna dengan menggunakan teknologi enkripsi yang membuat pesan-pesan tidak bisa dibaca oleh orang lain selain pengirim dan pengguna. Sebaliknya, Facebook ingin menggunakan data pribadi para pengguna WhatsApp dan melemahkan teknologi enkripsi.
Selain itu, WhatsApp juga tidak ada iklan, sedangkan sebagian besar keuntungan Facebook didapat hampir seluruhnya dari iklan, Associated Press melaporkan.
Menanggapi pengunduran diri Koum, Kepala Eksekutif Facebook Mark Zuckerberg, mengatakan dia bersyukur Koum mengajarinya mengenai enkripsi “dan kemampuan teknologi itu untuk mengembalikan control dari sistem terpusat kembali ke tangan para pengguna. Nilai-nilai ini akan menjadi inti WhatsApp.”
Facebook membeli WhatsApp pada 2017 seharga $19 miliar yang dibayar dengan uang tunai dan saham.
Tapi sudah waktunya bagi saya untuk melanjutkan perjalanan,” kata Koum, tanpa memberikan informasi kapan akan secara resmi mengundurkan diri. Dia juga tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar.
Koum, seorang imigran Ukraina, dan Acton, lulusan Standford, mendirikan WhatsApp pada 2009. Acton sendiri sudah lebih dulu mengundurkan diri pada September tahun lalu, setelah bekerja untuk WhatsApp selama delapan tahun, untuk mendirikan yayasan.
Koum juga tidak menjelaskan alasan dirinya untuk keluar. Dia hanya mengatakan akan menghabiskan waktu untuk kegiatan lain seperti “mengoleksi mobil Porsche, mengotak-atik mobil saya dan bermain Frisbee.”
Namun laporan Washington Post mengatakan Koum kemungkinan mundur karena perselisihan dengan manajemen Facebook, perusahaan induk WhatsApp, mengenai data para pengguna.
Jan Koum, salah satu pendiri dan CEO WhatsApp, mengundurkan diri dari perusahaan dan dari jajaran dewan direktur Facebook, Reuters dan Associated Press melaporkan, Selasa (1/5). Pengunduran diri Koum diduga akibat perselisihan mengenai kerahasiaan data pengguna.
“Sudah hampir satu dekade sejak Brian dan saya membangun WhatsApp. Ini adalah perjalanan yang luar biasa dengan beberapa orang terbaik, kata Koum dalam unggahan pada akun Facebooknya, seperti dikutip Reuters. Dia merujuk pada Brian Acton, salah satu pendiri layanan bertukar pesan paling populer dengan pengguna lebih dari 1 miliar orang per hari.