top of page

Industri Migas Sering Bikin Gemetar Politisi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pertama kalinya membuka acara konvensi dan pameran | PT Rifan Financindo Berjangka


Menurut Ronald, industri migas memang secara penerimaan negara tidak besar, tapi secara multiplier efek memiliki dampak yang besar. Di mana dengan menaikan investasi, membuat daya saing hulu migas menjadi bisa lebih kompetitif.


"Jadi bagaimana menarik investasi itu, kita (IPA) kumpulin stakeholder. Jadi investor punya duit datang ke Indonesia. Selain itu, kita pelaku untuk sama-sama bagaimana kita bikin policy yang ada buat menarik investor," katanya.


Pada kesempatan yang sama, Ketua Panitia atau Chaiperson IPA Convex 2018 Novie Hernawati mengatakan, adanya optimisme terhadap peningkatan daya saing industri hulu migas Indonesia untuk menjadi lebih kreatif, inovatif serta berdaya saing.


"Pada acara IPA Convex tahun ini, kami berupaya mencerminkan upaya yang dilakukan industri untuk menghadapi tantangan yang ada demi meningkatkan daya saing migas Indonesia di level global," tuturnya.

Jokowi mengakui, investasi bidang migas memang sangat besar, bahkan pengeluarannya bukan lagi triliun melainkan ratusan triliun. Kendati demikian, hal tersebut tidak membuat senang Jokowi. Malah, dia mengaku tidak gemetar menghadapi besarnya industri migas.


"Ini industri nama besar dengan tokoh yang sering bikin gemetar para politisi. Tapi untuk saya ya biasa-biasa saja," tuturnya.


Sebelumnya, President of IPA Ronald Gunawan mengatakan, investasi migas di semua negara sedang menurun, hanya beberapa saja mengalami perbaikan seperti Mexico, Brazil dan Mesir. Namun untuk Asia Pacifik termasuk Indonesia mengalami tren penurunan.


"Dari persoalan itu, tujuan utama kita seperti gathering masyarakat migas Indonesia. Di situ kita harapkan bisa diskusi sama-sama tentang masalah yang ada, kita bawa stakeholder diskusi pecahkan masalah ini," jelasnya.


"Sangat berbahagia sekali saya bisa hadir dalam pameran dan konvensi tahunan IPA, ini dia industri yang paling terkenal dan paling elit," tuturnya, di JCC, Jakarta, Rabu (2/5/2018).


Presiden Joko Widodo (Jokowi) pertama kalinya membuka acara konvensi dan pameran yang dihelat oleh Indonesian Petroleum Association (IPA) ke-42.


Ajang gathering atau kumpul bersama seluruh masyarakat minyak dan gas bumi (migas) pun dihadiri sejumlah tokoh penting dan para perusahaan besar.

Minyak dan gas bumi masih jadi tulang punggung energi 30 tahun ke depan | PT Rifan Financindo Berjangka


"Tema tersebut diambil dengan mempertimbangkan kondisi hulu migas Indonesia yang terus mengalami penurunan produksi dan karenanya sangat membutuhkan investasi untuk menemukan cadangan migas baru melalui kegiatan eksplorasi," jelasnya.


"Di sisi lain, persaingan global untuk menarik investasi migas berlangsung sangat ketat sehingga diperlukan peningkatan daya saing Indonesia secara global," imbuhnya.


IPA Convex tahun ini diikuti oleh lebih dari 1.700 peserta konvensi, 118 peserta pameran dari berbagai perwakilan perusahaan, Pemerintah dan asosiasi dari dalam dan luar negeri, dan diperkirakan akan dikunjungi oleh lebih dari 21.000 orang. Selain itu sebanyak 82 poster dan 119 presentasi akan ditampilkan melalui sesi presentasi teknis.


Dari data ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa minyak dan gas bumi masih menjadi tulang punggung energi nasional dalam 20-30 tahun ke depan," ungkapnya di Acara Pembukaan 'The 42th IPA Convention and Exhibition' di JCC, Jakarta, Rabu (2/5).


Diketahui, tahun ini IPA Convex ke-42 mengambil tema 'Driving Indonesias Oil and Gas Global Competitiveness'. Diskusi dengan topik-topik yang mendukung tema IPA Convex tersebut akan diadakan di Plenary Sessions, Special Session, CEO Forum, dan Technology Sessions.


Presiden IPA, Ronald Gunawan, meyakini bahwa minyak dan gas bumi (migas) masih menjadi tulang punggung energi nasional hingga 30 tahun ke depan. Berdasarkan data World Energy Outlook 2017 oleh International Energy Agency (IEA), minyak dan gas bumi juga masih akan tetap menjadi energi utama di dunia dalam 20-30 tahun ke depan, di mana porsi energi dari migas masih di atas 50 persen.


Sementara itu, Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 menetapkan target porsi energi dari migas di 2050 adalah sebesar 44 persen dari total energi nasional.


Indonesian Petroleum Association (IPA) kembali mengadakan 'The 42nd IPA Convention and Exhibition' di Jakarta Convention Center (JCC), sejak 2 hingga 4 Mei 2018. Pameran ini dimaksudkan sebagai ajang diskusi pelaku industri migas Indonesia.


Ini Industri Paling Elite | PT Rifan Financindo Berjangka


Pengusaha pengusahanya menggeser sana sini bukan hanya puluhan triliun (rupiah), tapi ratusan triliun tiap tahun. Ini lah industri dengan nama-nama besar yang tokohnya suka bikin gemetar politisi tapi buat saya biasa biasa saja," lanjutnya.


Jokowi pun meresmikan acara tersebut usai beripdato membahas industri migas.


"Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim saya secara resmi membuka pameran dan konvensi tahunan IPA 2018," tambahnya.


Acara ini dihadiri pula oleh President IPA Ronald Gunawan, dan Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi.

Dalam sambutnnya, Jokowi mengatakan, industri di sektor migas adalah industri bergengsi karena diisi oleh orang-orang elit.


"Sangat berbahagia sekali saya bisa hadir dalam pameran dan konvensi tahunan IPA. Ini industri paling terkenal dan paling elit," katanya, Rabu (2/5/2018).


Jokowi menyebut usaha di sektor migas memiliki pengeluaran yang tidak sedikit untuk kebutuhan eksplorasi hingga produksi. Nilainya pun mencapai ratusan triliun rupiah.


Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini menghadiri Pembukaan Konvensi dan Pameran Indonesian Petroleum Association (IPA) ke 42. Mengangkat tema "Driving Indonesia's Oil and Gas Global Competitiveness", acara digelar di Jakarta Convention Center (JCC).


Turut hadir jajaran Menteri Kabinet Kerja, di antaranya Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan.






bottom of page