Mayoritas Sektor Dukung IHSG Menguat Pada Akhir Sesi I
(IHSG) menguat pada akhir sesi I | PT Rifan Financindo Berjangka
Hal itu terlihat dari pola gerak hingga hari terakhir pada bulan pertama Kuartal Dua ini yang masih terus memperlihatkan support yang tahan uji serta ditopang oleh sisi fundamental perekonomian yang juga stabil.
“Jelang rilis data perekonomian inflasi esok hari di awal bulan yang disinyalir masih akan terkendali tentunya dapat memberikan sentimen positif terhadap pergerakan IHSG. Ditunjang juga oleh harapan kinerja emiten Q1 yang akan didominasi dengan kinerja yang baik,” paparnya dalam riset.
Bersama IHSG, indeks saham lainnya di Asia Tenggara ikut menguat siang ini, dengan indeks FTSE Straits Time Singapura (+1%), indeks FTSE Malay KLCI (+0,10%), indeks SE Thailand (+0,03%), dan indeks PSEi Filipina (+0,56%).
Di kawasan Asia lainnya, indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,73% dan indeks Hang Seng Hong Kong menanjak 1,52%.
Enam dari sembilan indeks sektoral IHSG menetap di zona hijau dengan support utama sektor konsumer (+1,13%) dan infrastruktur (+0,95%). Adapun sektor pertanian yang melemah 0,60% memimpin koreksi di antara tiga sektor.
IHSG diperkirakan akan bergerak fluktuatif dengan potensi menguat di kisaran level 5.888—6.123 pada perdagangan terakhir bulan ini.
William Surya Wijaya, Vice President Research Department PT Indosurya Bersinar Sekuritas menjelaskan kondisi pergerakan IHSG saat ini masih terlihat cukup kuat mempertahankan support level.
Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran level 5.936,53 – 5.971,73. Sebanyak 207 saham menguat, 137 saham melemah, dan 232 saham stagnan dari 576 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (30/4/2018).
IHSG menguat 0,63% atau 37,02 poin ke level 5.956,26 di akhir sesi I, setelah dibuka dengan kenaikan 0,30% atau 17,84 poin di level 5.937,07. Adapun pada perdagangan Jumat (27/4), IHSG mampu mencatat rebound dengan berakhir naik 0,17% atau 10,04 poin di level 5.919,24.
Saatnya mencicil beli saham salah harga | PT Rifan Financindo Berjangka
Saham UNVR yang sudah turun 17,44% sepanjang tahun ini juga kini dinilai murah. Kiswoyo membidik potensi keuntungan dari UNVR bisa mencapai 30% dengan target harga Rp 63.000 per saham.
Kiswoyo mengatakan, sebaiknya strategi cicil beli saham undervalued lebih banyak difokuskan di saham keping biru. "Kalau IHSG turun, lebih baik beli blue chips. Karena kalau indeks membaik, saham blue chips yang paling cepat naik," tutur dia.
Nico Omer, Vice President Research & Analyst Valbury Sekuritas Indonesia, menilai, banyak saham sektor komoditas emas dan tembaga yang harganya tidak mencerminkan fundamental. Contohnya, MDKA, PSAB dan MBSS.
Lalu, analis Erdikha Elit Sekuritas Okky Jonathan Siahaan menyarankan untuk mencermati saham HOKI, UNVR dan TLKM.
Saham UNTR misalnya, dalam sepekan belakangan, harganya turun 6,78%. Padahal, kinerja kuartal I-2018 naik tinggi, bahkan berada di atas konsensus analis. Kini, price to earning ratio (PER) UNTR sekitar 12,6 kali. Nilai bukunya juga sekitar 2,52 kali. Edwin pun memberi target harga Rp 41.000 di saham ini.
Kepala Riset Narada Kapital Indonesia Kiswoyo Adi Joe mengatakan, saham UNVR, TLKM, AUTO masih berada di bawah harga wajar. "Potensi untung masih besar. Saham-saham ini juga merupakan penggerak IHSG," kata dia.
Ia memberi contoh, saham TLKM saat ini dihargai sebesar Rp 3.730. Padahal, kisaran harga wajarnya ada di kisaran Rp 5.000. Dus, bakal ada potensi keuntungan lebih dari 20% dalam setahun ke depan.
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan, beberapa saham kakap memang dilanda aksi jual, terutama oleh investor asing. Ambil contoh, lima saham bank besar seperti BBCA, BBRI, BMRI, BBNI dan BBTN.
Beberapa saham dari sektor infrastruktur, konstruksi dan pertambangan juga dinilai punya nilai buku dan kinerja yang oke. Namun harganya sudah turun dalam. Misal, TLKM, WSKT, UNTR, BRPT, MARK dan GGRM. Edwin menilai, saham-saham ini masih undervalued.
Jadi, mumpung valuasinya murah, investor bisa mulai berbelanja saham-saham tersebut. "Investor boleh masuk sekarang, dengan cara cicil beli," papar Edwin kepada KONTAN, Minggu (29/4).
Kejatuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan terakhir sejatinya bukan disebabkan faktor fundamental dalam negeri. Aksi jual terjadi lantaran terpapar sentimen global Amerika Serikat (AS).
Alhasil, banyak saham yang tiba-tiba melorot di bawah nilai wajar karena aksi panic selling. Padahal bisa jadi fundamental dan valuasinya masih bagus. Nah, analis menyebut, investor bisa memanfaatkan penurunan harga ini untuk masuk ke saham-saham murah tersebut.
( Baca : Naik 37 Poin, IHSG Melaju ke Level 5.956 )
IHSG Berpotensi Kembali Menguat | PT Rifan Financindo Berjangka
Peluang melanjutkan teknikal rebound dari pola gerak IHSG masih terlihat cukup besar, IHSG berpotensi menguat,” ungkap William.
William bilang, penguatan IHSG juga ditopang oleh sisi fundamental perekonomian yang juga stabil menjelang rilis data perekonomian inflasi di awal bulan. Inflasi, kata William diprediksi masih akan terkendali dan dapat memberikan senitmen positif terhadap pergerakan IHSG.
Adanya rilis kinerja emiten di triwulan pertama 2018 diprediksi akan didominasi dengan kinerja yang baik menjadi katalis positif bagi laju IHSG.
“IHSG diprediksi akan bergerak pada kisaran support 5.888 dan resisten 6.123,” pungkas William.
Kenaikan yang terjadi pada IHSG, kata Reza dapat dianggap kenaikan sementara yang perlu kembali diuji.
Sementara itu, Analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya berpendapat IHSG berpotensi menguat, hal tersebut terlihat dari kondisi pergerakan IHSG saat ini masih terlihat cukup kuat mempertahankan support level.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, aksi beli kembali di akhir perdagangan pekan lalu mampu mengangkat IHSG setelah sepanjang perdagangan berada di zona merah.
“Diperkirakan IHSG akan berada di kisaran support 5890-5900 dan resisten 5923-5932,” kata Reza dalam risetnya.
Laju Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan di awal pekan, Senin (30/4/2018) diprediksi kembali menguat.
Sebelumnya, laju IHSG di akhir perdagangan pekan kemarin sempat menguat 10,04 poin atau 0,17 persen ke level 5.919,23 dari pelemahan sebelumnya yang anjlok 170,65 poin atau setara 2,8 persen ke level 5.909,19. Pelaku pasar asing mencatatkan jual bersih Rp 357,82 miliar dari sebelumnya jual bersih Rp 1,31 triliun.