Wall Street Melemah di Tengah Musim Laba Emiten
Pasar saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah | PT Rifan Financindo Berjangka
Ekspektasi untuk musim laba ini tinggi. Data terakhir dari Thomson Reuters menunjukkan bahwa laba gabungan perusahaan-perusahaan S&P 500 pada kuartal pertama diperkirakan akan meningkat sebesar 20% tahun ke tahun, sementara pendapatan mereka diperkirakan akan meningkat sebesar 7,5%.
Sementara itu, para pedagang terus memperhatikan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang meningkat. Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahun pada Selasa (24/4) menembus 3,00%, level psikologis penting, untuk pertama kalinya sejak 2014.
Para investor telah menjual obligasi pemerintah bulan ini - mendorong imbal hasil lebih tinggi - di tengah ekspektasi kenaikan inflasi.
Caterpillar, perusahaan multinasional AS melaporkan laba dan pendapatan yang mengalahkan ekspektasi pasar. Namun demikian, saham perusahaannya merosot 6,2% dalam penutupan pasar.
CFO Caterpillar Bradley Halverson mengatakan dalam konferensi pers bahwa prospek perusahaan kuartal pertama akan menjadi "tingkat tertinggi untuk tahun ini." Saham 3M turun 6,79%, setelah perusahaan melaporkan laba yang lebih baik dari perkiraan, tetapi menurunkan prediksi laba setahun penuh.
Musim pelaporan laba sejauh ini telah diawali dengan baik. Lebih dari 83% dari perusahaan-perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan kinerja keuangan mereka sudah melampaui estimasi laba, menurut FactSet.
Pasar saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah, karena para investor mempertimbangkan serangkaian laporan laba perusahaan.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 424,56 poin atau 1,74%, menjadi di 24.024, Indeks S&P 500 kehilangan 35,73 poin atau 1,34%, menjadi 2.634, Indeks Komposit Nasdaq ditutup berkurang 121,25 poin atau 1,70%, menjadi 7.007.
Imbal hasil US Treasury tembus rekor tertinggi empat tahun, ini dampaknya ke pasar | PT Rifan Financindo Berjangka
Meski imbal hasil naik, harga emas pun ditutup menguat pada perdagangan kemarin. Harga emas untuk pengiriman Juni 2018 di Commodity Exchange naik 0,68% ke level US$ 1.333 per ons troi dari penutupan harga Senin pekan ini di US$ 1.324 per ons troi.
Sementara itu, indeks dollar yang mencerminkan nilai tukar dollar AS terhadap mata uang utama dunia terkoreksi tipis ke 90,77 dari penutupan perdagangan Senin pada 90,95.
Kenaikan imbal hasil US tresury juga mendorong pengelola dana alias fund manager untuk memindahkan portofolio ke efek surat utang lebih banyak daripada saham. Alhasil, pasar saham AS makin menurun.
Semalam, Dow Jones Industrial Average merosot hingga 424,56 poin atau 1,74% ke level 24.024,13. Indeks S&P 500 turun 35,73 poin atau 1,34% ke 2.634,56. Nasdaq Composite tergerus 121,25 poin atau 1,7% ke 7.007,35.
Indeks Dow Jones turun dalam lima hari perdagangan berturut-turut. Dow Jones dan S&P 500 mencatat penurunan terbesar dalam dua setengah pekan.
Data indeks keyakinan konsumen dan penjualan rumah baru di AS menguat di bulan April. Data terbaru ini menambah keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi akan makin meningkat di kuartal kedua.
Selasa (24/4), pemerintah AS menjual US$ 32 miliar surat utang jangka pendek bertenor dua tahun dengan imbal hasil 2,5%, level tertinggi sejak Juli 2008. Hari ini, pemerintah AS akan melelang US$ 35 miliar surat utang bertenor 5 tahun dan US$ 29 miliar US treasury bertenor 7 tahun besok.
Aksi jual di pasar obligasi sejak pekan lalu dipicu oleh kekhawatiran inflasi akibat kenaikan harga minyak serta pasokan surat utang pemerintah AS yang makin tinggi. Aksi taruhan para spekulan turun memanas-manasi imbal hasil surat utang acuan ini.
"Kenaikan imbal hasil menyebabkan biaya pendanaan lebih mahal bagi korporasi. Rally pasar dalam sembilan tahun terakhir ini dipicu oleh suku bunga yang murah, kebijakan moneter yang mengakomodasi pertumbuhan dan ekses likuiditas," kata Oliver Pursche, chief market strategist Bruderman Asset Management kepada Reuters.
Aksi jual di pasar obligasi sejak pekan lalu dipicu oleh kekhawatiran inflasi akibat kenaikan harga minyak serta pasokan surat utang pemerintah AS yang makin tinggi. Aksi taruhan para spekulan turun memanas-manasi imbal hasil surat utang acuan ini.
"Kenaikan imbal hasil menyebabkan biaya pendanaan lebih mahal bagi korporasi. Rally pasar dalam sembilan tahun terakhir ini dipicu oleh suku bunga yang murah, kebijakan moneter yang mengakomodasi pertumbuhan dan ekses likuiditas," kata Oliver Pursche, chief market strategist Bruderman Asset Management kepada Reuters.
Aksi jual di pasar obligasi sejak pekan lalu dipicu oleh kekhawatiran inflasi akibat kenaikan harga minyak serta pasokan surat utang pemerintah AS yang makin tinggi. Aksi taruhan para spekulan turun memanas-manasi imbal hasil surat utang acuan ini.
"Kenaikan imbal hasil menyebabkan biaya pendanaan lebih mahal bagi korporasi. Rally pasar dalam sembilan tahun terakhir ini dipicu oleh suku bunga yang murah, kebijakan moneter yang mengakomodasi pertumbuhan dan ekses likuiditas," kata Oliver Pursche, chief market strategist Bruderman Asset Management kepada Reuters.
Imbal Hasil Obligasi AS Tembus 3%, Wall Street Turun Tajam | PT Rifan Financindo Berjangka
Produsen industri diversifikasi 3M Co menjadi penekan terbesar terhadap Dow Jones Industrial Average, dengan pelemahan sebesar 6,83%, setelah membukukan in-line profit saat pajak yang lebih rendah mengimbangi hasil laba usaha dan perusahaan menurunkan proyeksi laba tahun ini.
Saham teknologi juga membebani indeks saham acuan, dengan saham Facebook Inc turun 3,7% dan saham Alphabet turun 4,77%. Kenaikan biaya dan menyusutnya margin membayangi laba kuartalan Alphabet yang lebih baik dari perkiraan.
Adapun saham Apple Inc turun 1,39% akibat kekhawatiran atas melemahnya permintaan untuk high-end smartphone. Corning Inc melaporkan penurunan penjualan screen glass untuk pertama kalinya dalam setidaknya empat kuartal.
“Ini membuat biaya pinjaman lebih mahal bagi perusahaan. Reli pasar selama sembilan tahun terakhir telah didorong oleh suku bunga rendah, kebijakan moneter yang mengakomodasi, dan kelebihan likuiditas,” kata Oliver Pursche, chief market strategist untuk Bruderman Asset Management di New York.
Imbal hasil obligasi yang lebih tinggi juga dapat mendorong manajer portofolio untuk mempertimbangkan uang bergerak menjadi sekuritas pendapatan tetap yang lebih menarik dengan mengorbankan ekuitas.
Pasar saham sudah terbebani oleh kenaikan imbal hasil obligasi pada awal tahun, dengan pelemahan yang tajam pada Februari.
Saham perusahaan industri Caterpillar anjlok 6,20% setelah pihak manajemen memperingatkan kenaikan harga baja, meskipun laporan keuangan perusahaan lebih baik dari perkiraan karena permintaan global yang kuat.
Perusahaan-perusahaan lain, termasuk Lockheed dan 3M, juga memberi laporan yang mengecewakan, terdampak meningkatnya imbal hasil obligasi.
Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun, acuan untuk biaya pinjaman global, telah terus naik lebih tinggi didorong kombinasi kekhawatiran atas inflasi, tumbuhnya pasokan utang, serta meningkatnya biaya pinjaman Federal Reserve.
Wall Street turun tajam pada akhir perdagangan Selasa (24/4/2018), di tengah kekhawatiran akan biaya yang lebih tinggi setelah imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun menembus level 3%, untuk pertama kalinya dalam empat tahun.
Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir melorot 1,74% atau 424,56 poin di level 24.024,13, indeks S&P 500 melemah 1,34% atau 35,73 poin di 2.634,56, sedangkan indeks Nasdaq Composite ditutup merosot 1,7% atau 121,25 poin di level 7.007,35.
Indeks S&P 500 dan Dow Jones membukukan penurunan terbesar dalam dua setengah pekan, sedangkan Dow Jones telah melemah untuk perdagangan hari kelima berturut-turut.