Siap-Siap, Ribuan Warteg Digital Bertebaran di Jabodetabek
Warung makan di pinggir jalan atau disebut warteg, mulai memasuki proses digitalisasi | PT Rifan Financindo Berjangka
"Desainnya wartegnya sama, karena kita enggak mau mengurangi ke khas-an warteg, jadi kita cuma pure memperbaiki aja," katanya.
Peter juga mengatakan, pihaknya akan segera melayani pemesanan makanan warteg via aplikasi yang akan diluncurkan dalam waktu dekat. Dia pun yakin bisnis ini akan bisa besar seperti ojek di sektor transportasi online.
"Ini akan jadi sebesar Gojek, ya kalau Gojek memanfaatkan ojek. Kalau saya, akan membantu pemilik warung makan untuk lebih maju lagi, karena warteg ini sangat Indonesia banget nih," tuturnya.
"Tinggal submit aja di sana jadi kita ada empat pilihan bagi mereka yang ingin bergabung, bagi mereka yang ingin produknya dimasukkan, bagi mereka yang kira-kira mau pasang iklan di dalam dan sebagainya," ujarnya.
Adapun biaya untuk bergabung dengan Wahyoo saat ini tidak dikenakan biaya sama sekali. Namun ada syarat tertentu, seperti tempat dan traffic pelanggan warteg tersebut bagus atau tidak. Akan dilakukan survei terlebih dahulu.
Sejauh ini, dia mengungkapkan, sudah hampir 500 warteg di Jakarta yang bergabung dengan Wahyoo. Sehingg,a tak heran, banyak layanan pembayaran menawarkan Wahyoo untuk bekerjasama mulai dari T-Cash, Paypro dan lain-lain.
"Sekarang ada 500 warteg di seluruh Jakarta. Nanti, ke depannya target kita 12 ribu di Jabodetabek pertengahan tahun depan. Tahun ini harusnya kita udah 10 ribu," ujarnya.
Dia mengungkapkan, cara mendaftarkan juga sudah sangat mudah di mana di website www.wahyoo.com bisa dilakukan pendaftaran. Para pedagang warteg tinggal memilih empat pilihan untuk bergabung.
Bahkan, lanjut dia, ke depan Wahyoo juga akan menyediakan makanan setengah jadi untuk diolah warteg. Adapun kurirnya akan disediakan oleh pihaknya. "Jadi, mereka tinggal melayani customer saja," ujarnya.
Dia menambahkan, pihaknya akan memastikan seluruh bahan makanan yang akan diolah warteg bersih dan higienis.
"Mereka yang mau makan di warteg takut es batunya kotor, takut tehnya dari mana, takut berasnya dari mana dan bahan baku yang lain gitu. Nah, ini bahan bakunya kita yang akan jaga kita akan bantu pastikan bahwa bersih," ujar dia.
Peter mengatakan, pedagang warteg setiap hari harus bangun pagi belanja ke pasar demi memperoleh bahan makanan yang akan diolah.
"Akhirnya, itu membuat mereka bekerja dengan capek sampai malam besok pagi sudah bangun lagi," kata Peter, ditemui di Ritz Carlton Pacific Place, SCBD, Jakarta, Selasa 24 April 2018.
Menurut dia, pihaknya akan memberikan solusi atas persoalan para pedagang warteg melalui penggunaan aplikasi Wahyoo.
"Kita berusaha mengerti problemnya mereka, karena itu kita bilang sudah pakai aplikasi kita saja, kita yang akan bantu pesenin bahan baku makanan plus kita akan bantu mereka cuma fokus ke makanan aja," ujarnya.
Warung makan di pinggir jalan atau disebut warteg, mulai memasuki proses digitalisasi. Salah satunya adalah cara memperoleh bahan baku hingga penjualan akan bertransformasi ke proses digital dengan aplikasi Wahyoo.
Founder and CEO Wahyoo, Peter Shearer yang memiliki ide untuk mewujudkan hal tersebut. Ia menciptakan aplikasi bernama wahyoo bagi warteg untuk bisa mengembangkan usaha dengan lebih mudah.
Warteg Juga Perlu `Melek` Digital | PT Rifan Financindo Berjangka
Kami akan membantu memesankan bahan baku. Mereka cuma fokus ke makanan dan bahkan mungkin ke depannya kami akan sediakan makanan setengah jadi juga. Jadi, mereka tinggal melayani customer," ucap Peter.
Menurut Peter, selama ini orang enggan makan di warteg karena ragu akan kebersihan bahan baku. Dengan aplikasi ini, Peter memberikan jaminan bahan baku yang higienis sehingga mampu menarik pembeli.
Tak hanya itu, juga membantu pengelola memperbaiki tampilan warungnya. Dengan begitu, orang bisa nyaman makan di warteg.
Saat ini, Wahyoo sudah berafiliasi dengan 500 warteg di seluruh Jakarta. Ke depannya, mereka membidik 12 ribu warteg di Jabodetabek pada pertengahan 2019.
( Baca : Empat Kiat Berbisnis Lewat Instagram Stories )
“ Tahun ini harusnya kita sudah 10 ribu warteg,” kata dia.
Untuk menjadi mitra, Peter mengaku akan terlebih dahulu menyurvei pemilik Warteg serta tingkat keramaian dari warung yang dikelolanya. " Pemiliknya ramah atau tidak,” kata dia.
Pemanfaatan dunia digital dinilai dapat memberikan keuntungan yang maksimal, terutama dengan pelaku usaha kecil. Tidak terkecuali bagi para pengusaha warung Tegal alias warteg.
Peter Shearer pun mendorong warteg bertransformasi ke dunia digital dengan menghadirkan aplikasi Wahyoo. Aplikasi ini memudahkan para pengelola warteg ketika ingin berbelanja bahan baku.
“ Kami berusaha mengerti masalah mereka. Oleh karena itu, kami bilang sudah pakai aplikasi kami saja,” kata Peter, dikutip dari Merdeka.com, Rabu 25 April 2018.
Peter menjelaskan, para pengelola warteg dapat berbelanja bahan baku lewat aplikasi tersebut. Nantinya, barang belanjaan diantarkan kurir ke lokasi pemesan.
Saat Warteg masuk dunia startup digital | PT Rifan Financindo Berjangka
Pendaftarannya untuk saat ini tidak dipungut biaya. “Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, kita melihat traffic wartegnya bagus atau tidak, apakah pemilik warung ramah atau tidak”, jelas Peter.
Peter mengungkapkan, nama Wahyoo diambil dari kata Wahyu yaitu sesuatu yang diberikan Tuhan untuk dapat membantu bersama. Wahyoo ditargetkan launching dalam waktu dekat ini.
“Launcing masih dalam tahap rencana tahun ini, dan secepatnya akan saya kabari karena masih dalam tahap sosialisasi,”, jelasnya.
Sebagai informasi, dalam pembuatan aplikasi ini pihak Wahyoo telah mengeluarkan dana kurang lebih Rp1 miliar untuk biaya akuisisi dan lainnya. “Untuk detailnya, mungkin nanti saat launching aplikasi ini,” ujar Peter.
“Ini akan jadi sebesar Go-jek ya, kalau Go-jek memanfaatkan ojek-ojek saya akan membantu pemilik Warteg untuk lebih maju lagi karena Warteg ini sangat Indonesia banget," imbuhnya.
Peter mengatakan, selama ini orang enggan makan di Warteg karena merasa sangsi akan kebersihan bahan baku mereka. Dengan hadirnya fasilitas kurir belanja, diharapkan bisa menjadi solusi untuk membuat banyak orang kembali melirik Warteg sebagai salah satu pilihan mengenyangkan perut.
Saat ini, sudah 500 Warteg di seluruh Jakarta yang tergabung di Wahyoo sejak Juni tahun lalu. Pada pertengahan tahun depan, pihaknya menargetkan 12.000 Warteg di seluruh Jabodetabek yang akan tergabung.
Adapun cara menyosialisakan Wahyoo ini, pihaknya mempunyai tim canvasing khusus kemudian melakukan door to door.
Sementara, cara mendaftarkan Warteg masuk ke aplikasi Wahyoo cukup mudah melalui www.wahyoo.com. Ada empat pilihan bagi mereka yang ingin bergabung antara lain bagi mereka yang produknya ingin dimasukkan, bagi mereka yang ingin memasukkan iklan, dan sebagainya.
Siapa yang tidak tahu warung Tegal alias Warteg? Kini, warung makan khas rakyat kebanyakan itu memasuki bisnis digital.
Melalui aplikasi Wahyoo yang digarap oleh Peter Sheare. Wahyoo akan membantu dalam pembelian bahan baku makanan dan mengantarnya langsung ke Warteg. Selain itu, nantinya pelanggan dapat memesan Warteg melalui aplikasi tersebut.
“Saya melihat potensi Warteg ini bisa lebih dimajukan dengan instrumen teknologi,” kata Peter di Kawasan SCBD, Jakarta, Selasa (24/4).
Menurutnya, melalui Wahyoo nantinya warung makan bisa lebih sejahtera dan lebih sukses dengan cara melakukan standarisasi pelayanan, membantu promosi dan memperhatikan keperluan para pemilik warung.
“Kita tidak mengubah tatanan atau menghilangkan ciri khas Warteg, kita hanya membantu merenovasi atap-atap yang bocor, kemudian mengecatnya ulang,” ujar Peter.