top of page

Wamen ESDM Ogah Tanggapi Pergantian Dirut Pertamina

Pemerintah Indonesia terus berupaya mendorong investasi energi terbarukan | PT Rifan Financindo Berjangka


Selain itu, sebagai wujud komitmen Presiden RI pada COP 21, Pemerintah telah mengesahkan Paris Agreement melalui Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016 yang mengamanatkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sesuai Nationally Determined Contribution (NDC) pada tahun 2030 adalah sebesar 29 persen dari BAU dengan kemampuan sendiri dan 41% dari BAU dengan bantuan internasional.


Pemerintah Indonesia juga terus berupaya mendorong investasi energi terbarukan melalui kemudahan perizinan dan berbagai insentif pajak.


Pemerintah telah menetapkan target 23% EBT dari Bauran Energi Primer dan 17% dari Business As Usual (BAU) Energi Final yang dituangkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang KEN dan Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 tentang RUEN.


Akhir triwulan satu realisasinya adalah USD294 juta atau sekitar 14,7 % dari target 2018," kata Direktur Panas Bumi, Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Ida Nuryatin Finahari.


Dia menjelaskan, target investasi aneka energi baru terbarukan pada tahun 2018 adalah sebesar USD2 miliar. Sedangkan pada tahun sebelumnya realisasi sebesar USD1,34 miliar.


Kemudian rincian dari target tersebut adalah sebesar USD5 juta untuk konservasi energi, USD72 juta untuk investasi bioenergi, sebesar USD718 juta untuk aneka EBT dan USD1,21 miliar dan investasi panas bumi.


Sedangkan di Indonesia menurutnya, salah satunya adalah arus laut, namun untuk energi ini belum ada data yang akurat untuk menghitung daya hasil energi dari arus laut di seluruh Indonesia. Kunci dari pengembangan EBT menurutnya pada penguasaan teknologi, sedangkan di Indonesia masih pada tahap pengembangan belum pada pemanfaatan.


Pada kesempatan yang sama, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) menyatakan capaian investasi pada triwulan satu 2018 sebanyak 14,7% dari target.


Dia pun juga memberikan penjelasan bahwa membangun EBT haruslah menyesuaikan konten lokal yang tersedia, misalkan, di Eropa paling banyak pemanfaatan dari tenaga angin, sebab di Eropa potensi angin sangatlah besar.


"Saat ini pembahasannya mengenai energi baru terbarukan ya," kata Arcandra sambil tersenyum saat dimintai komentar oleh pewarta mengenai pergantian Dirut PT Pertamina.


Usai memberikan sambutan lokakarya mengenai investasi energi baru terbarukan (EBT) di salah satu hotel, Jakarta, Arcandra langsung meninggalkan lokasi untuk menuju agenda selanjutnya.


Arcandra dalam sambutannya sempat memberikan optimisme mengenai berbagai potensi EBT yang ada di Indonesia. "Indonesia ini salah satu negara yang memiliki banyak potensi EBT yang besar, saat ini data sedang kami rumuskan untuk mengundang para investor," ujarnya, Selasa (24/4/2018).


Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar enggan menanggapi terkait pemberitaan mengenai pencopotan Direktur Utama PT Pertamina Elia Massa Manik.

Dari 70 pembangkit EBT, baru 3 beroperasi | PT Rifan Financindo Berjangka

Arcandra mengungkapkan, meningkatnya jumlah pembangkit yang melakukan kesepakatan jualan beli listrik pada 2017 harus diapresiasi. Untuk yang belum mengalami perkembangan akan ditinjau perkembangannya. "Sudah banyak progress, sudah bagus sekali. Untuk itu lihat datanya, kalau belum jalan kita lihat nanti masalahnya di mana," ujarnya.


Sebanyak 70 pembangkit tersebut akan menghasilkan listrik sebesar 1.214,16 Mega Watt (MW), terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) 754 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Biomass (PLTBm) 32,5 MW, PLTBgas 9,8 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Mini hydro (PLTMh) 286,8 MW dan Pembangkit Litrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) 86 MW.


Menurut Arcandra, jumlah pembangkit EBT yang melakukan penandatanganan jual beli listrik pada 2017 tersebut tercatat meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Yaitu pada 2014 sebanyak 23 pembangkit, 2015 sebanyak 14 pembangkit, dan 2016 sebanyak 14 pembangkit.


Kondisi ini menunjukkan bahwa Peraturan Menteri ESDM Nomor 10 dan 12 Tahun 2017 yang mengatur tarif listrik dari pembangkit EBT menarik bagi pengusaha. "Jadi mohon kiranya dari 70 itu workable, masih ada yang belum itu sedang kita usahakan," ujarnya.


Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar menjelaskan, dari 70 pembangkit yang melakukan PPA, sudah ada tiga pembangkit yang beroperasi, enam pembangkit masuk tahap kontruksi, 14 dalam proses penyelesaian pembiayaan, sedangkan pembangkit sisanya sedang dalam proses.


"Tadi angka sudah saya sebut, yang sudah selesai pun tiga yang konstruksi enam," kata Arcandra, dalam workshop peluang investasi EBT, di Jakarta, Selasa (24/4).


PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah menandatangani kontrak jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) dengan 70 pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) pada tahun lalu. Namun hingga saat ini, baru tiga pembangkit yang sudah beroperasi.



Investasi Energi Terbarukan Masih Sepi Peminat | PT Rifan Financindo Berjangka

Rida menjelaskan, pihaknya mencoba membantu mengkomunikasikan hal ini kepada OJK, Perbankan dan juga Bank Indonesia. Rida menjelaskan, ada rencana pemerintah akan bekerja sama dengan OJK untuk MoU kesepahaman terkait kredit untuk pengembangan pembangkit listrik."Memang kuncinya adalah financial, kita bantu carikan peluangnya," ujar Rida.


Meski kendala keuangan menjadi salah satu hambata, namun Rida menjelaskan opsi insentif atau tax holiday juga bukan salah satu solusi. Ia menjelaskan, pemerintah ingin tetap listrik yang diproduksi oleh IPP bisa terjangkau bagi masyarakat.


"Kita identifikasi satu persatu kenapa. Memang butuh ruang khusus antara IPP dan Perbankan," kata Rida.


Hal senada juga diamini oleh Direktur Jendral EBTKE, Kementerian ESDM, Rida Mulyana. Rida menjelaskan memang salah satu kendala pengembangan pembangkit listrik EBTKE adalah kesulitannya perusahaan dalam mencari pendanaan.



Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Ida Nuryatin Finahari menjelaskan memang target yang dipasang oleh pemerintah pada 2018 ini lebih besar dari 2017. Ida menjelaskan pada tahun lalu pemerintah memasang target sebesar 1,34 miliar dolar Amerika.


"Sampai Maret memang masih 14,7 persen. Tapi kita usahakan tetap capai target," ujar Ida di Hotel Aryaduta, Selasa (24/4).


Investasi di bidang listrik berbasis energi terbarukan masih sepi peminat. Hal ini dilihat dari target investasi sejumlah 2 miliar dolar Amerika, namun hingga Maret baru terealisasi 14,7 persen.







bottom of page