top of page

Garuda Indonesia Kantongi Izin Terbitkan Global Bond Rp10 Triliun

(GIAA) mengantongi restu dari pemegang saham untuk menerbitkan surat utang global | PT Rifan Financindo Berjangka

Dana obligasi tersebut akan digunakan untuk refinancing obligasi Rupiah yang jatuh tempo tahun ini. Aksi korporasi tersebut ditargetkan dapat terlaksana tahun ini.


Di samping itu, perseroan melakukan penyegaran manajemen dengan mengganti beberapa anggota Direksi dan Komisaris Perseroan. Keputusan tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) digelar bersamaan dengan RUPLB.


Sesuai keputusan RUPST tersebut, maka dilakukan pemberhentian dengan hormat terhadap Direktur Produksi Garuda Indonesia Puji Nur Handayani, serta penyesuaian struktur direksi baru yang akan bertugas mendampingi Direktur Utama.



Sebelumnya, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Helmi Imam Satriyono mengatakan, perusahaan aviasi plat merah ini telah menunjuk agen penjual atau dealer partisipan yang terdiri dari empat bank asing, yaitu Standard Chartered, Deutsche Bank, ANZ, dan Bank of Tokyo Mitsubishi.


PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengantongi restu dari pemegang saham untuk menerbitkan surat utang global sebanyak-banyaknya USD750 juta. Angka ini setara dengan Rp10,12 triliun jika mengacu kurs Rp13.500 per USD.


Mengutip keterangan yang diterbitkan perseroan, Kamis (19/4/2018), Keputusan tersebut telah ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Dalam agenda tunggal RUPLB, pemegang saham menyetujui transaksi material penerbitan global bonds dengan jumlah maksimum sebesar UDS750 juta.

Garuda Siap Terbitkan Global Bonds US$ 750 Juta | PT Rifan Financindo Berjangka

"Selain untuk refinancing, tujuan pemilihan penerbitan surat utang berdenominasi United States (US) antar lain untuk menghindari ketidaksesuaian (mismatch) antara mata uang pendapatan dan pendanaaan," jelasnya.


Sejauh ini, Pahala mengaku pihaknya belum dapat menginformasikan kisaran tingkat kupon yang diincar. Hal tersebut, dapat diketahui setelah Garuda Indonesia merampungkan roadshow global bond di kisaran Mei-Juni 2018.


Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), obligasi rupiah Garuda Indonesia senilai Rp 2 triliun yang jatuh tempo pada 5 Juli mendatang, memiliki tingkat kupon 9,25 persen.


"Kami belum tahu, bagaimana tingkat kupon ke depan karena perlu menunggu hasil roadshow," tegas Pahala.


Direktur Utama Garuda Indonesia, Pahala N Mansury menyatakan, perseroan mencatat terdapat obligasi senilai Rp 2 triliun yang jatuh tempo pada Juli mendatang. Kemudian pada 2020, emiten berkode GIAA ini harus melunasi obligasi senilai US$ 500 juta. Meski berbeda batas waktu, namun pihaknya berniat menyelesaikan pembayaran kedua obligasi itu secara bersamaan.


"Kami sudah mendapat izin penerbitan global bond maksimal US$ 750 juta, dan perseroan berinisiatif menggunakan dana emisi untuk refinancing," ujar Pahala di Tangerang, Kamis (19/4).


Pahala menyampaikan, perseroan dapat menggunakan laporan keuangan akhir 2017, atau per kuartal I-2018 untuk penerbitan global bond. Namun, sebelum menerbitkan obligasi, pihaknya ingin melihat kondisi pasar.


PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) bersiap melakukan refinancing dua obligasi yang berbeda denominasi, yakni Rp 2 triliun dan US$ 500 juta pada 2018. Perseroan akan menggunakan mayoritas dana dari hasil emisi obligasi global untuk merealisasikan refinancing tersebut.


Garuda Indonesia Rombak Direksi dan Komisaris | PT Rifan Financindo Berjangka

Sesuai keputusan RUPST tersebut, maka dilakukan pemberhentian dengan hormat terhadap Direktur Produksi Garuda Indonesia Puji Nur Handayani, serta penyesuaian struktur direksi baru yang akan bertugas mendampingi Direktur Utama.


Susunan Dewan Komisaris Garuda Indonesia juga mengalami perubahan dengan masuknya sejumlah nama baru menggantikan komposisi Dewan Komisaris sebelumnya.


Selain itu melalui agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), pemegang saham juga menyetujui transaksi material penerbitan Global Bonds dengan jumlah maksimum sebesar US$ 750.000.000.


Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury mengatakan, sejalan dengan dinamika industri penerbangan di tahun tahun mendatang yang semakin kompetitif, akselerasi bisnis perusahaan juga turut harus dikembangkan. Melalui struktur manajemen baru tersebut diharapkan dapat mendukung upaya perseroan dalam mengakselerasi kinerja bisnis yang dijalankan.


"Kami berterima kasih kepada seluruh jajaran manajemen serta jajaran pemegang saham yang terus mendukung upaya perusahaan menghasilkan output bisnis yang sustainable", papar Pahala dalam keterangan tertulis, Kamis (19/4/2018).


PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) hari ini menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Hasil rapat salah satunya menyetujui perombakan jajaran direksi dan komisaris.


Rapat ini dihadiri atau diwakili oleh pemegang 22.232.266.133 lembar saham atau 100% dari keseluruhan pemegang saham Garuda. RUPST 2018 ini merupakan yang ketujuh kalinya yang diselenggarakan Perseroan sejak melaksanakan IPO pada Februari 2011.



bottom of page