top of page

Lewat RDPT, Waskita Toll Road Gaet Rp5 Triliun

PT Waskita Toll Road (WTR) meraih pendanaan senilai Rp5 triliun | PT Rifan Financindo Berjangka

Return RDPT ini kompetitif, peringkanya lebih tinggi dari obligasi. RDPT menarik minat investor institusi," ucapnya.

RDPT ekuitas merupakan suatu instrumen pendanaan yang merupakan wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari pemodal profesional yang seia menambahkan diinvestasikan oleh Manajer Investasi pada portofolio efek (ekuitas) yang berbasis kegiatan sektor riil.

Sementara itu, Direktur Pengelolaan dan Pengendalian Portofolio WTR, Joko W. Widodo mengatakan pihaknya telah melakukan investasi di 18 ruas tol di Indonesia, dimana lima ruas telah beroperasi secara komersial.

"Pada 2020 mendatang, perusahaan memproyeksikan akan mengoperasikan ruas tol sepanjang 889,23 km, yang mana sekitar 437,5 km diantaranya merupakan bagian dari ruas tol Transjawa yang beroperasi pada 2018," paparnya.

RDPT berbasis ekuitas itu diterbitkan oleh PT Danareksa Investment Management (DIM) sebagai Manajer Investasi, dan PT Bank Mega Tbk sebagai Bank Kustodian, dalam transaksi ini Danareksa Sekuritas bertindak sebagai arranger.

Presiden Direktur PT Danareksa Sekuritas Jenpino Ngabdi selaku arranger RDPT mengatakan penerbitan RDPT ekuitas itu merupakan salah satu sumber pendanaan alternatif untuk proyek-proyek infrastruktur pemerintah, adapun RDPT ekuitas ini akan menggunakan dua skema transaksi.

Ia menjelaskan, skema pertama WTR akan mengalihkan 57,14 persen saham lama WTTR kepada RDPT senilai Rp2,85 triliun. Dan kedua, WTTR akan menerbitkan saham baru sebesar 30 persen kepada RDPT senilai Rp2,15 triliun. Setelah transaksi itu, RDPT akan menguasai 70 persen saham WTTR, sementara saham WTR berkurang dari menjadi 30 persen.

Direktur Utama Waskita Toll Road, Herwidiakto di Jakarta, Selasa (10/4/2018) mengatakan bahwa RDPT ekuitas itu menggunakan aset dasar (underlying asset) saham perseroan di PT Waskita Transjawa Toll Road (WTTR).

"Saat ini WTTR mengelola tiga ruas tol yaitu Kanji-Pejagan, Pejagan-Pemalang, dan Pasuruan-Probolinggo dengan panjang ruas tol keseluruhan mencapai 123,8 km," paparnya.

Pendanaan melalui RDPT ekuitas itu, lanjut dia, merupakan langkah strategis dan sinergi positif dengan sesama BUMN untuk memperkuat pembangunan infrastruktur di Indonesia. Melalui penerbitan RDPT ini Waskita Toll Road memiliki ruang yang lebih lebar untuk menyelesaikan proyek eksisting dan melakukan investasi di proyek jalan tol baru.

PT Waskita Toll Road (WTR) meraih pendanaan senilai Rp5 triliun melalui instrumen Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) ekuitas dalam rangka mendukung proyek-proyek infrastruktur di dalam negeri.


Percepat Proyek, Waskita Toll Raup Rp 5 Triliun dari Reksadana | PT Rifan Financindo Berjangka

Di kesempatan berbeda, Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani mengatakan bahwa operator tol plat merah itu masih berminat menguasai jalan tol Trans Jawa milik Waskita. Apalagi tahun ini rencananya ruas-ruas tersebut akan tersambung. “Kami masih berminat dan menunggu diskusi (dengan Waskita),” ujar Desi.


Meski demikian, Herwidiakto masih membuka skema divestasi dengan Jasa Marga. Apalagi saat ini kedua pihak masih dalam proses pembicaraan dalam rangka divestasi jalan tol WTR. “Prosesnya masih open asal koridornya tetap business to business,” kata dia.


Sementara itu, Direktur Utama Danareksa Sekuritas Jenpino Ngabdi menyatakan bahwa beberapa investor di balik RDPT antara lain Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Asabri, serta PT Jasa Raharja (Persero). Ada lagi di luar itu? Jenpino enggan mengungkapkan. Ia berdalih karena investor lain sifatnya private placement.


Menurut Herwidiakto, dana Rp 5 triliun tadi akan digunakan untuk menyelesaikan ruas tol Trans Jawa agar berfungsi pada mudik lebaran tahun ini. Beberapa tol tersebut antara lain Batang - Semarang, konstruksi tol Solo - Ngawi, lalu Ngawi - Kertosono. Selain itu, ada pula tol Pasuruan - Probolinggo seksi I dan II yang akan diselesaikan pada 2018. Hal ini sesuai target Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).


Secara keseluruhan, skema yang digunakan yakni pengalihan 57,1 persen saham lama Waskita Transjawa Toll Road (anak usaha WTR) kepada RDPT dengan nilai Rp 2,8 triliun. Setelahnya, WTTR akan menerbitkan saham baru 30 persen kepada RDPT senilai Rp 2,1 triliun. Oleh sebab itu, setelah proses selesai, saham WTR di tiga ruas tol berkurang dari 99 persen menjadi 30 persen. Di lain pihak RDPT akan menguasai 70 persen saham.


Pembiayaan tersebut menjadi alternatif pendanaan yang tidak membutuhkan waktu terlalu daripada menjual tol tersebut seperti ke PT Jasa Marga. “Jadi RDPT skema alternatif yang relatif lebih cepat,” kata Herwidiakto di Jakarta, Selasa (10/4).



PT Waskita Toll Road (WTR) hari ini resmi mendapatkan Rp 5 triliun dari penerbitan reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) Ekuitas Danareksa Infrastruktur Trans Jawa. RDPT ini diterbitkan PT Danareksa Investment Management (DIM) sebagai manajer investasi. Sedangkan PT Bank Mega Tbk menjadi bank kustodian sementara Danareksa Sekuritas bertindak sebagai penjamin emisi.


Direktur Utama Waskita Toll Herwidiakto mengatakan tiga ruas tol yang dikelola anak usaha PT Waskita Karya Tbk ini menjadi underlying asset dari RDPT. Tiga tol tersebut yaitu ruas Kanci - Pejagan, Pejagan - Pemalang, serta Pasuruan - Probolinggo yang memiliki total panjang 123,8 kilometer.

Waskita Toll Road Peroleh Dana Rp 5 Triliun Dari Penerbitan RDPT Ekuitas | PT Rifan Financindo Berjangka


Herwidiakto menjelaskan, sebagai bagian dari Waskita Karya Group, sebuah BUMN yang memiliki rekam jejak tinggi selama lebih dari 50 tahun di industri kontruksi, WTR akan terus melakukan insiatif untuk memperkuat dan meningkatkan kinerja dari setiap portofolio investasi di jalan tol. Apalagi Pemerintah melalui Kementerian PUPR menargetkan bahwa di tahun 2025 nanti total ruas tol di Indonesia akan mencapai 6.115 km.


"Kami akan mengambil setiap peluang untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan portofolio investasi yang tumbuh positif secara berkelanjutan. WTR juga akan terus mendukung upaya Pemerintah dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan infastruktur jalan tol di berbagai wilayah di Indonesia," jelas Herwidiakto.

“RDPT Ekuitas WTR ini memiliki jangka waktu 5 tahun. RDPT ini merupakan solusi pendanaan alternatif bagi investor profesional dan proyek-proyek infrastruktur. Skema produk dapat disesuaikan dengan kebutuhan proyek maupun investor,” kata Marsangap.


RDPT Ekuitas merupakan suatu instrumen pendanaan yang merupakan wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari pemodal profesional yang selanjutnya diinvestasikan oleh Manajer Investasi pada Portofolio Efek (Ekuitas) yang berbasis kegiatan sektor riil.


Direktur Pengelolaan dan Pengendalian Portofolio WTR, Joko W. Widodo menambahkan, pada saat ini WTR telah melakukan investasi di 18 ruas tol di Indonesia, dimana 5 ruas telah beroperasi secara komersial. Pada tahun 2020 perusahaan memproyeksikan akan mengoperasikan ruas tol sepanjang 889,23 km, yang mana sekitar 437,5 km diantaranya merupakan bagian dari ruas tol Transjawa yang beroperasi pada 2018.

“Besarnya minat investor terhadap penerbitan RDPT Ekuitas ini menjadi bukti makin tingginya kepercayaan investor terhadap WTR dan prospek bisnis jalan tol di Indonesia," tambahnya.


Penandatanganan perjanjian pembiayaan jalan tol melalui skema RDPT Ekuitas pada WTTR dilakukan oleh Direktur Utama WTR Herwidiakto bersama dengan Capital Market Services Head PT. Bank Mega Tbk, Sarmiati Moch Djoeri dan disaksikan oleh Direktur Utama Danareksa Invesment Management, Marsangap P. Tamba, di Hotel Dharmawangsa, Jakarta.


Direktur Utama DIM, Marsangap P. Tamba mengatakan, penerbitan RDPT Ekuitas ini merupakan salah satu sumber pendanaan alternatif untuk proyek-proyek infrastruktur Pemerintah, adapun RDPT ekuitas ini akan menggunakan dua skema transaksi.


Skema pertama, WTR akan mengalihkan 57,14% saham lama WTTR kepada RDPT senilai Rp 2,85 triliun. Selanjutnya, WTTR akan menerbitkan saham baru sebesar 30% kepada RDPT senilai Rp 2,15 triliun. Setelah transaksi ini RDPT akan menguasai 70% saham WTTR, sementara saham WTR berkurang dari 99% menjadi 30%.

PT Waskita Toll Road (WTR), salah satu perusahaan investasi jalan tol terbesar di Indonesia berhasil mendapatkan pendanaan senilai Rp 5 Triliun melalui penerbitan Reksa Dana Penyertaan Terbatas Ekuitas Danareksa Infrastruktur Trans Jawa (RDPT).


RDPT berbasis ekuitas terbesar di Tanah Air ini diterbitkan oleh PT Danareksa Investment Management (DIM) sebagai Manajer Investasi dan PT Bank Mega Tbk (Bank Mega) sebagai Bank Kustodian dimana dalam transaksi ini Danareksa Sekuritas bertindak sebagai arranger.


Direktur Utama WTR Herwidiakto menjelaskan, RDPT Ekuitas ini menggunakan underlying asset saham WTR di perusahaan investasinya yaitu PT Waskita Transjawa Toll Road (WTTR). Saat ini WTTR mengelola 3 (tiga) ruas tol yaitu Kanji-Pejagan, Pejagan-Pemalang dan Pasuruan-Probolinggo dengan panjang ruas tol keseluruhan mencapai 123,8 km.



bottom of page