Premium Langka, Pertamina Kena Tegur Menteri Jonan
(ESDM) Ignasius Jonan menyatakan telah menegur PT Pertamina (Persero) terkait kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) | PT Rifan Financindo Berjangka
Penyaluran tersebut, lanjut dia, terutama untuk daerah di luar area Jawa, Madura dan Bali (Jamali). "Terutama yang di luar Jamali. Dan kalau yang di Jawa itu sudah ditambah margin Rp 100 per liter untuk penyaluran premium oleh Pertamina. Jadi ini harus dilakukan kita sudah negur Pertamina kok," lanjut dia.
Menurut Jonan, Pertamina tidak boleh memaksa masyarakat untuk membeli Pertalite dengan cara menghentikan pasokan Premium. Sebab, peralihan dari Premium ke Pertalite harus dilakukan secara sukarela.
"Ya jadi gini saya sudah minta Pertamina harus tetap menyalurkan Premium. Kalau misalnya mau menjuak Pertalite mestinya pakai cara lain supaya masyarakat secara sukarela beralih ke Pertalite. Kalau mau loh. Bukan dengan cara mengosongkan pasok Premium," jelas dia.
Jika Pertamina tetap tidak bisa memastikan ketersediaan Premium, khusus jelang Ramadan, maka Kementerian ESDM akan memberikan sanksi. Namun Jonan enggan menjelaskan sanksi yang akan diberikan kepada Pertamina.
"Ya. Kalau misalnya Pertamina tetap enggak menyalurkan kita cari sanksi lah," tandas dia.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyatakan telah menegur PT Pertamina (Persero) terkait kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium. Dia menyatakan teguran tersebut telah sampaikan berkali-kali kepada perusahaan plat merah ini.
Jonan mengungkapkan, Pertamina harus tetap menyalurkan Premium. Bahkan Pertamina telah diberi tugas untuk menyalurkan sebanyak 7,5 kilo liter Premium per tahun.
"Kami sudah tegur Pertamina, bahwa Pertamina harus tetap menyalurkan premium. Premium itu gini, kalau di Perpres 191 Tahun 2014 itu Pertamina mendapat penugasan menyalurkan 7,5 kilo liter setahun. Sudah ditegur keras sekali," ujar dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/4/2018).
Ditegur Jonan soal Premium Langka, Ini Respons Pertamina | PT Rifan Financindo Berjangka
Yang jelas, Jonan meminta Pertamina mencari cara lain jika memang Premium dibatasi supaya mendorong masyarakat beralih ke Pertalite.
"Ya jadi gini saya sudah minta Pertamina harus tetap menyalurkan premium. Kalau misalnya mau menjual Pertalite mestinya pakai cara lain supaya masyarakat secara sukarela beralih ke Pertalite. Kalau mau lho. Bukan dengan cara mengosongkan pasokan Premium," tutur Jonan.
Pemerintah, kata Jonan, sudah sepakat tetap menjamin pasokan premium, apalagi menjelang puasa dan Lebaran. Dia meminta Pertamina segera memasok premium di beberapa SPBU yang kosong.
"Ya segera, ya kalau misalnya Pertamina tetap nggak menyalurkan kita cari sanksilah," tutup dia.
"Nggak ada (kelangkaan)," kata dia saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Rabu (4/4/2018).
"Begini, supaya lebih fokus, di mana?, supaya kita kasih daerah situ, kalau nasional saya nggak tahu, normal saja," sambung Adiatma.
enteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan telah berkali-kali menegur keras PT Pertamina (Persero) menyelesaikan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium di beberapa SPBU daerah.
Menanggapi itu, VP Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito, mengatakan pasokan BBM berjalan normal, dan tak ada kelangkaan premium.
Jonan Ancam Beri Sanksi ke Pertamina karena Premium Langka | PT Rifan Financindo Berjangka
Dia tak menjelaskan alasan kosongnya pasokan Premium. Namun Jonan memastikan hal ini bukan karena perusahaan pelat merah itu ingin mendorong pemasaran Pertalite. "Enggak ke situ," ucapnya. Dia berujar Pertamina harus menggunakan cara lain jika ingin menjual Pertalite. Masyarakat harus dibuat beralih secara sukarela.
Jonan juga tak menjelaskan jangka waktu yang diberikan pemerintah kepada Pertamina untuk mengembalikan pasokan Premium di pasaran. Dia hanya menyebut segera. "Kalau misalnya Pertamina tetap enggak menyalurkan, kami cari sanksi," tuturnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignatius Jonan mengakui Premium kosong di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Dia juga mengaku telah menegur PT Pertamina (Persero) berkali-kali mengenai pasokan bahan bakar minyak tersebut.
"Kami sudah tegur Pertamina bahwa Pertamina harus tetap menyalurkan Premium," ujarnya di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 4 April 2018. Pertamina ditugasi menyalurkan 7,5 kiloliter Premium per tahun sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014.
Jonan menuturkan Pertamina harus memastikan pasokan Premium terdistribusikan, terutama di luar Jawa, Madura, dan Bali. Pemerintah, kata dia, juga telah menambah margin Rp 100 per liter untuk penyaluran Premium khusus di Jawa. "Jadi ini harus dilakukan," katanya.