Sah! Grab Merger dengan Uber di Asia Tenggara
Grab mengumumkan akusisi terhadap operasional Uber di Asia Tenggara | PT Rifan Financindo Berjangka
Aplikasi Uber akan tetap beroperasi selama dua minggu ke depan untuk memastikan stabilitas para mitra Uber, dimana mereka dapat memperoleh informasi lebih lanjut mengenai persyaratan pendaftaran mitra Grab secara online [www.grab.com/id/comingtogether]. Uber Eats akan tetap beroperasi hingga akhir Mei, dimana setelahnya rekanan pengantaran dan restoran Uber akan pindah ke platform GrabFood.
Grab merupakan salah satu mobile platform online-to-offline (O2O) yang paling sering digunakan di Asia Tenggara. Lebih dari 5 juta orang menggunakan gabungan dari platform setiap hari. Saat ini, aplikasi Grab telah diunduh di lebih dari 90 juta perangkat bergerak, memberikan penumpang akses terhadap lebih dari 5 juta mitra pengemudi dan agen, armada transportasi darat dan jaringan agen terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Sedangan di layanan pembayaran dan keuangan, Grab akan terus meningkatkan dan mengembangkan rangkaian layanan yang tercakup dalam Grab Financial, antara lain pembayaran mobile, micro-financing, asuransi dan layanan keuangan lainnya bagi jutaan konsumen yang memiliki akses terbatas terhadap layanan perbankan, micro-entrepreneur, dan usaha modal kecil di kawasan Asia Tenggara.
GrabPay sebagai dompet mobile akan tersedia di seluruh negara besar Asia Tengara pada penghujung tahun 2018. Untuk meminimalisir disrupsi, Grab dan Uber akan bekerja sama untuk segera melakukan migrasi mitra pengemudi dan penumpang Uber serta pelanggan, rekanan merchant maupun rekanan pengantaran Uber Eats ke platform Grab.
Berikutnya, Grab akan mengembangkan layanan transportasi utamanya yang mencakup layanan-layanan transportasi yang diilhami dari kearifan lokal dan solusi-solusi mobilitas baru, yang bekerja sama dengan berbagai penyedia layanan transportasi dan produsen kendaraan.
Grab juga akan berkolaborasi dengan pemerintah dan operator transportasi publik untuk menghubungkan layanan transportasi publik dan menciptakan pengalaman komuter multi-moda yang mulus dan terintegrasi.
Marketplace GrabCycle yang baru-baru ini diluncurkan untuk layanan berbagi sepeda dan perangkat mobilitas pribadi, serta GrabShuttle Plus untuk sejumlah rute bus on-demand merupakan pilot dari visi tersebut.
Diungkapkannya, rencana yang disiapkan kedepan pasca merger adalah Grab akan mengembangkan bisnis GrabFood yang telah dimilikinya secara pesat di Indonesia dan Thailand dan kedua negara lain yaitu Singapura dan Malaysia - menyusul integrasi dari bisnis Uber Eats. GrabFood akan tersedia di seluruh negara-negara besar Asia Tenggara pada semester pertama 2018.
Grab akan mengambil alih operasional dan aset-aset Uber di Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Sebagai bagian dari akusisi, Uber akan memiliki 27,5% saham di Grab dan Dara Khosrowshahi selaku CEO Uber akan bergabung dengan dewan direksi Grab.
”Kami bangga bahwa perusahaan yang didirikan di Asia Tenggara telah tumbuh menjadi platform terbesar dimana layanan kami telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari aktivitas harian jutaan konsumen dan menyediakan kesempatan kerja bagi lebih dari 5 juta orang. Akusisi yang diumumkan hari ini menjadi tonggak dari dimulainya era baru," kata Group CEO and Co-founder, Grab Anthony Tan dalam keterangan, (26/3).
Menurutnya, penggabungan bisnis ini melahirkan pemimpin dalam platform dan efisiensi biaya di kawasan Asia Tenggara. "Bersama Uber, kini kami berada di posisi yang semakin tepat untuk memenuhi komitmen kami untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen. Kepercayaan konsumen terhadap brand transportasi kami mendorong kami untuk terus maju sebagai perusahaan:
meningkatkan kehidupan masyarakat melalui layanan pengantaran makanan, pembayaran dan keuangan,” katanya.
Tinggalkan Asia Tenggara, Uber akan fokus di India dan Brazil | PT Rifan Financindo Berjangka
Di India, Ola beroperasi di lebih dari 110 kota, dibandingkan dengan Uber yang baru beredar di 30 kota. Uber telah melakukan investasi besar-besaran di India dalam beberapa tahun terakhir, tetapi Ola mengatakan sebagai perusahaan lokal, ia memiliki perasaan yang lebih baik untuk apa yang diinginkan konsumen. Ola juga baru-baru ini mulai beroperasi di Australia, membuka front baru melawan Uber.
Sementara, di Brazil, Uber boleh dibilang mendominasi, meskipun bentrok dengan regulator yang telah menjelajahi peningkatan pengawasan pada industri. Uber memiliki operasi yang signifikan di kota-kota seperti São Paulo dan Rio de Janeiro.
Kemudian, di Brasil, rumah bagi lebih dari 200 juta penduduk, Uber sedang bersaing ketat dengan 99, perusahaan yang memiliki jasa sama dengannya. Sebagian saham 99 dimiliki oleh perusahaan asal China, Didi China. Setelah menginvestasikan jumlah yang dirahasiakan di 99, Didi berencana menguasai saham mayoritas. Rumornya, Didi sudah menyiapkan dana sebesar US$ 600 juta.
Tahun lalu, Uber sudah mengalah di Rusia, dengan membentuk usaha patungan dengan Yandex, perusahaan induk dari saingannya Yandex Taxi, dalam pertukaran saham hampir 37%. Namun, setelah pengumuman pelepasan bisnis di Asia Tenggara kepada Grab, Chief Executive Officer (CEO) Uber, Dara Khosrowshahi menolak spekulasi bahwa solusi serupa akan diterapkan di India dan Brazil.
Uber sebelumnya telah mengatakan akan melepaskan bisnisnya di Asia Tenggara kepada Grab Inc. dengan melepas 27,5% saham di perusahaan yang berbasis di Singapura, sehingga dapat mengalihkan perhatiannya ke tempat lain.
Di India, dengan jumlah penduduk 1,3 miliar orang, start-up asal San Francisco ini sedang bersaing dengan perusahaan lokal, ANI Technologies Inc. Ola.
Uber sebelumnya telah mengatakan akan melepaskan bisnisnya di Asia Tenggara kepada Grab Inc. dengan melepas 27,5% saham di perusahaan yang berbasis di Singapura, sehingga dapat mengalihkan perhatiannya ke tempat lain.
Di India, dengan jumlah penduduk 1,3 miliar orang, start-up asal San Francisco ini sedang bersaing dengan perusahaan lokal, ANI Technologies Inc. Ola.
Grab Ajak Uber Gempur Gojek | PT Rifan Financindo Berjangka
Seiring dengan waktu, aplikasi Uber pun tidak mengalami perubahan dari yang digunakan di negara asalnya AS. Sementara itu, Grab dan Gojek terus meng-update aplikasi dan layanan yang dimilikinya, sehingga mendapatkan respons positif dari masyarakat, dan akhirnya menggerus pelanggan Uber.
Namun, meski tumbang dan menyerahkan pasarnya di beberapa kawasan kepada rival-rivalnya, Uber tetap memiliki pundi-pundi keuangan di tempat yang dia tinggalkan. Selain memiliki 27,5 persen saham di Grab, Uber pun tercatat memiliki saham yang tersebar di perusahaan ride sharing setempat.
Antara lain di China, Uber memiliki saham 20 persen di perusahaan Didi Chuxing dan Yandex. Sementara itu, di Taxi Rusia, Uber punya 36,6 persen saham. Konsesus yang diterima itu, tidak lain dengan syarat Uber hengkang berbisnis di negara-negara tersebut.
Kemunduran Uber di Asia Tenggara, tercatat yang ketiga, setelah sebelumnya mereka mundur dari China dan Rusia. Di kedua negara tersebut, Uber pun tergerus oleh pemain-pemain lokal yang berkembang pesat.
Khusus di Asia Tenggara, Uber mulai tergerus Grab dan Gojek pada periode 2014 hingga 2015. Kala itu, keduanya memperluas dan mengembangkan layanan ojek online. Uber pun diketahui baru bermain di layanan ini pada 2016.
Dilansir dari QZ.com, Senin, Dara mengakui, Uber terlalu jor-joran bertempur di kawasan tersebut. Karena itu, bergabung dengan Grab di kawasan tersebut, merupakan salah satu strategi bisnis perusahaan untuk bisa tetap berkembang di masa depan.
"Transaksi sekarang ini, menempatkan kami dalam posisi untuk bersaing dengan fokus di tempat pasar inti (Amerika Serikat) perusahaan. Sambil mendapatkan keuntungan dari saham yang dimiliki dan berkembang di sejumlah pasar besar di dunia (yang tak terjangkau)," ujarnya.
Sebagai gantinya, Uber pun mendapatkan 27,5 persen saham di bisnis Grab pada kawasan tersebut, dan CEO Uber, Dara Khosrowshahi mendapatkan tempat di dewan direksi Grab.
Kompetisi yang dibangun Uber Technologies Inc di bisnis berbagi tumpangan atau ride sharing di Asia Tenggara, runtuh seketika. Uber pada tahun ini pun akhirnya menyerah dan pasrah bergabung dengan salah satu rival utamanya, Grab, khusus di kawasan tersebut.
Senin 26 Maret 2018, Uber secara resmi mengumumkan akuisisi bisnisnya, termasuk UberEats di Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam oleh Grab.