top of page

Grab Banjir Order Terkait Go-Jek Mogok

Aksi mogok yang dilakukan oleh driver Go-jek, Go-car maupun go-ride membawa berkah tersendiri | PT Rifan Financindo Berjangka



Edi mengaku memanfaatkan betul kondisi ini. Jika biasanya dirinya hanya beroperasi pada pagi hari, kini warga Wonorejo, Karanganyar ini beroperasi dari pagi hingga malam hari.


“Jadi selama mereka demo kita ambil pagi, siang, malam,” kata dia.


Meskipun begitu dirinya berharap aksi mogok yang dilakukan oleh rekan seprofesinya segera berakhir, dan mendapatkan keputusan yang baik.


“Semoga segera selesai dengan baik, perusahaan juga mendengar aspirasi dari driver seperti kita ini,” tambah Edi.


“Ini kan dampak mereka (Go-Jek) mogok. Jadinya pelanggan yang benar-benar butuh layanan transportasi online lari ke kita,” ungkap salah seorang pengemudi Grab, Edi (30), Selasa (27/3).


Edi mengatakan jika biasanya dirinya hanya bisa menarik lima kali tarikan dalam sehari, sepekan terakhir aplikasinya dibanjiri pelanggan.



“Kita tutup poin kan 5 tarikan. Sekarang sehari bisa dua sampai tiga kali tutup tarikan, jadi ya sekitar 10-15 kali narik,” jelasnya.


Aksi mogok yang dilakukan oleh driver Go-jek, Go-car maupun go-ride membawa berkah tersendiri bagi perusahaan layanan jasa online pesaingnya.


Mogok off bid yang dilakukan oleh taksi online Go-Car maupun ojek online Go-Jek dimanfaatkan benar oleh pesaing mereka Grab.


Tak main-main selama hampir sepekan, jumlah tarikan Grab melonjak dua hingga tiga kali lipat.

Grab kian Bertenaga Lawan Go-Jek | PT Rifan Financindo Berjangka

Kebanyakan responden menyatakan safety atau keamanan sebagai faktor utama saat memilih aplikasi mana yang akan mereka gunakan. Melihat betapa padatnya lalu lintas Jakarta dan bagaimana cara pengguna sepeda motor berkendara menjadi faktor pendorong responden memilih keamanan," beber eIQ dalam situs resmi mereka.


Lembaga riset yang berbasis di Thailand itu menyurvei masyarakat di kota-kota besar Indonesia untuk mencari tahu transportasi berbasis aplikasi mana yang jadi favorit. Tim riset melakukan survei secara online kepada 515 orang (46 persen pria dan sisanya wanita).

Dengan begitu, di Indonesia, rivalitas di bisnis transportasi daring kini mengerucut pada dua operator yang kebetulan berseragam dengan dominasi kelir hijau, Grab dan Go-Jek. Bedanya, Go-Jek dimiliki pengusaha lokal Nadiem Makarim, sedangkan Grab merupakan perusahaan Malaysia.


Anthony mengatakan Grab menyediakan layanan transportasi yang aman dan terjangkau, pesan-antar makanan, pengiriman paket, layanan pembayaran berbasis ponsel cerdas (mobile), serta layanan keuangan. Dia pun sesumbar akan memperluas keunggulan sebagai platform terefisien dari segi biaya di Asia Tenggara.


Berdasarkan survei yang dilakukan lembaga riset ecommerceIQ (eIQ) yang dipublikasikan pertengahan Februari lalu, Go-Jek ternyata masih menjadi favorit masyarakat Indonesia dalam memilih transportasi berbasis aplikasi daring. Sebanyak 56 persen responden memilih menggunakan Go-Jek setiap harinya, 33 persen memilih Grab, dan hanya delapan persen untuk Uber.


Perusahaan transportasi berbasis aplikasi daring Grab resmi mengakuisisi operasional perusahaan saingannya, Uber, khusus di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.


Dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 26 Maret 2018, Anthony Tan selaku pendiri sekaligus CEO Grab mengatakan pihaknya akan mengintegrasikan bisnis layanan pemesanan kendaraan dan makanan milik Uber di kawasan Asia Tenggara ke platform transportasi multimoda dan teknologi finansial (tekfin) milik mereka.


"Melalui penggabungan bisnis ini, Grab akan menjadi mobile platform online-to-offline nomor satu di Asia Tenggara dan menjadi pemain utama dalam bisnis layanan pesan-antar makanan," tegasnya.


Upaya Grab Tangkal 'Tuyul' | PT Rifan Financindo Berjangka

"Kami tidak akan ragu untuk memberikan hukuman berat dan memutus hubungan kemitraan mitra pengemudi yang melanggar kode etik Grab. Kami juga memastikan untuk terus memburu para peretas dan mitra yang berusaha melakukan kecurangan," tegasnya.


Tri menambahkan, kerja sama Grab dengan Polri melalui platform teknologi adalah hasil dedikasi para engineer mereka yang berasal dari pusat data dan riset Grab di enam negara.


Keenamnya adalah Jakarta Indonesia, Singapura, Seattle Amerika Serikat, Beijing China, Bangalore India, dan Ho Chi Minh Vietnam.


Head of Country Public Policy and Government Affairs Grab Indonesia, Tri Sukma Anreianno, mengatakan, pihaknya memasukkan Fake GPS (tuyul) dan order fiktif menjadi kejahatan yang harus dilaporkan kepada mereka.

"Ini termasuk menggunakan kegiatan penyalahgunaan insentif pengemudi, yang merupakan salah satu penipuan yang kerap terjadi. Ada pula kejahatan penyalahgunaan promo penumpang, pemilihan pekerjaan yang diambil oleh pengemudi, penggunaan akun oleh orang lain, penumpang palsu dan kecurangan pembayaran tarif," kata Tri di Jakarta, Senin, 26 Maret 2018.


Selain itu, ia melanjutkan, pihaknya menggunakan sebuah sistem untuk mendeteksi aktivitas ilegal seperti order fiktif yang kerap terjadi. Penipuan yang terjadi akan langsung terdeteksi sistem, lalu Grab akan bekerjasama dengan Polri untuk menangkap pelaku.


Maraknya penipuan dalam bentuk tuyul dan order fiktif yang berujung pada penangkapan oknum pengemudi, Grab membuat program "Grab Lawan Opik!" di awal tahun ini.


Salah satu yang dilakukan dalam program ini adalah ajakan pihak Grab untuk melapor kepada mereka semua tindak kejahatan yang terjadi saat menggunakan jasa transportasi online.




bottom of page