BNI Masuk Deretan Pembayar Pajak Paling Patuh
(BNI) mendapatkan apresiasi dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia | PT Rifan Financindo Berjangka

"Penghargaan ini kami terima sebagai bentuk kehormatan bagi BNI yang telah melakukan pembayaran Pajak, baik sebagai Badan maupun BNI sebagai pemotong/pemungut pajak dari pihak ketiga ," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima SINDOnews di Jakarta, Rabu (14/3/2018).
Data Ditjen Pajak menunjukkan bahwa pada tahun lalu, besarnya realisasi penerimaan pajak Kanwil DJP Wajib Pajak Besar mencapai Rp361,84 triliun. Di tahun ini, target penerimaan Kanwil DJP Wajib Pajak Besar adalah sebesar Rp432,37 triliun yang berarti tumbuh 19.54% dibanding realisasi tahun 2017. Pencapaian target penerimaan Kanwil DJP Wajib Pajak Besar tahun 2018 akan mendukung 30,33% target nasional, yaitu sebesar Rp1.424 triliun.
Direktur Hubungan Kelembagaan dan Transaksional Perbankan BNI Adi Sulistyowati hadir menerima penghargaan tersebut. Corporate Secretary BNI Kiryanto mengungkapkan, sepanjang tahun 2017 BNI juga menjadi bank persepsi yang menampung pembayaran pajak para wajib pajak. Ada 7,1 juta transaksi pembayaran pajak yang dilakukan melalui BNI dengan nilai pajak yang disetorkan sekitar Rp 183 triliun.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mendapatkan apresiasi dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia, sebagai salah satu Wajib Pajak Badan yang membayarkan kewajiban pajak kepada negara secara patuh. Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati di Auditorium Gedung Dr.K.R.T Radjiman Wedyodiningrat.
Daftar 24 Perusahaan dan 7 Orang Pembayar Pajak Terbesar se-Indonesia | PT Rifan Financindo Berjangka
Salah satu penghargaan diterima PT Adaro Indonesia. Berdasarkan laporan keuangan tahun 2017, pajak penghasilan yang disetorkan perusahaan tambang batubara itu sebesar 393,09 juta dollar AS atau sekitar Rp 5,4 triliun (kurs Rp 13.800). Jumlah tersebut naik hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2016 hanya 205,83 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,8 triliun.
Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan ( DJP) atau Ditjen Pajak memberikan apresiasi kepada 31 perusahaan dan perorangan yang menjadi pembayar pajak terbesar sepanjang 2017 pada Selasa (13/3/2018). Para pembayar pajak terbesar tersebut berasal dari Kantor pelayanan Pajak (KPP) Wajib Pajak Besar di lingkungan Kantor Wilayah (Kanwil) Ditjen Pajak Wajib Pajak Besar.
"Kanwil Wajib Pajak Besar berkontribusi paling besar terhadap penerimaan pajak nasional. Masing-masing KPP di Kanwil Wajib Pajak Besar kami pilih tiga pembayar pajak terbanyak," jelas Direktur Jenderal Pajak Robert Pakpahan, usai pemberian penghargaan dan apresiasi kepada wajib pajak.
Patuh Pajak, Bank BRI Diganjar Penghargaan | PT Rifan Financindo Berjangka
Sepanjang 5 tahun terakhir, nilai pajak yang BRI juga terus meningkat sejalan dengan kenaikan kinerja perseroan, baik dari pendapatan bunga maupun pendapatan nonbunga.
Perolehan laba BRI ditopang pertumbuhan penyaluran kredit yang naik di atas rata-rata industri pada tahun lalu. Secara konsolidasi, kredit yang disalurkan BRI hingga akhir Desember 2017 sebesar Rp739,3 triliun, tumbuh 11,4% (secara year on year/yoy) dari posisi Rp663,4 triliun.
Penyaluran kredit BRI didominasi segmen kredit mikro sebesar Rp239,5 triliun serta kredit korporasi Rp187,4 triliun yang kemudian diikuti segmen kredit ritel dan menengah Rp197,8 triliun serta kredit konsumer Rp114,6 triliun. Secara keseluruhan, porsi segmen kredit UMKM di BRI mencapai 74,6% dari total portofolio.
Dari sisi pendanaan, total dana pihak ketiga yang dihimpun Bank BRI secara konsolidasi mencapai Rp841,7 triliun, tumbuh 11,5% per akhir tahun 2017. Dana murah (current account saving account) pun masih mendominasi BRI dengan proporsi mencapai 59% atau sekitar Rp496,8 triliun.
Pada 2017, BRI mencetak kinerja positif yang ditunjukkan dari kenaikan laba dan perkembangan indikator keuangan utama lainnya. Total laba bersih konsolidasi yang dibukukan bank Wong Cilik itu mencapai Rp29,04 triliun, tumbuh 10% secara year on year.
Adapun laba sebelum pajak yang dihimpun pada tahun lalu mencapai Rp37,02 triliun, naik 9,0%. Berdasarkan data tersebut, jumlah pajak BRI diperkirakan mencapai Rp7,98 triliun.
Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, nilai pajak tersebut mengalami peningkatan. Pada 2016, total laba sebelum pajak yang dicetak Bank BRI mencapai Rp33,97 triliun dengan laba bersih sekitar Rp26,23 triliun sehingga perkiraan nilai pajak yang disetorkan BRI saat itu sebesar Rp7,74 triliun.
Sis Apik menyatakan bahwa pemberian penghargaan tersebut merupakan bentuk apresiasi kepada Bank BRI sebagai salah satu Wajib Pajak Besar yang dinilai memiliki konsistensi untuk patuh bayar dan lapor pajak.
Perseroan dianggap berkontribusi terhadap penerimaan negara sektor pajak dan memberikan dampak signifikan pada total keseluruhan penerimaan pajak selama tahun 2017.
“Apresiasi ini sebagai penghargaan tertinggi bagi Bank BRI dalam sektor pajak. Bank BRI sebagai Wajib Pajak Besar, selalu taat dan patuh terhadap ketentuan perpajakan yang telah ditetapkan oleh negara,” ujarnya.
Dia melanjutkan, pihaknya akan terus memberikan kontribusi yang terbaik untuk meningkatkan penerimaan pajak yang bakal digunakan kembali untuk mendukung pembangunan.
Sejumlah institusi menerima apresiasi dan penghargaan dari Kementerian Keuangan RI berupa Penghargaan Wajib Pajak Besar, salah satunya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Penghargaan tersebut diberikan oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani kepada Direktur Hubungan Kelembagaan Bank BRI Sis Apik Wijayanto di Gedung Dr K.R.T. Radjiman Widyodiningrat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Jakarta Selatan, Selasa (13/3/2018).