top of page

Pipa Gas PGN Bocor, Subkontraktor Adhi Karya Dinilai Tidak Berkoordinasi

(ESDM) buka suara terkait insiden bocornya pipa gas milik PT PGN (Persero) | PT Rifan Financindo Berjangka


"Tadi malam petugas kita ada di lokasi langsung diupayakan mematikan valve (katup pipa) dan bisa sesegera ditutup kemudian upaya yang kita lakukan juga langsung mendatangkan pemadam kebakaran agar tidak terjadi kebakaran jadi cepat lah penyelesaiannya," jelasnya.


Selain itu, pihaknya juga sempat melakukan pengecekan pada gedung-gedung di sekitar dengan menggunakan LED Detector gas. Tak hanya itu, pihaknya juga langsung menjauhkan gedung-gedung yang terdampak di sekitar pipa tersebut dari barang-barang yang dapat memicu kebakaran.


"Kemaren juga sampai di cek paket LED Detector gas yang masuk ke dalam gedung-gedung di sekitarnya dan juga kita langsung kita tutup untuk mengamankan dari peralatan-peralatan yang rawan terhadap kebakaran," tegasnya.


Lebih lanjut Soerjaningsih juga menyatakan jika pihak PGN dengan Adhi Karya terus melakukan koordinasi agar kejadian tersebut tidak terulang lagi. Mengingat, pengerjaan LRT hingga MRT banyak dilakukan oleh pemerintah.


"Tapi sebenarnya Adhi Karya dan PGN sudah melakukan koordinasi secara terus menerus cuma itu memang ada kelalaian di Sub kontraktornya menurut saya," ucapnya.


Soerjaningsih melanjutkan, pasca kejadian bocornya pipa gas pihaknya bersama dengan PGN langsung melakukan langkah cepat dengan menutup katup pipa agar tidak menyebar lebih jauh. Selain itu, pihaknya juga langsung memanggil petugas pemadam kebakaran untuk mengantisipasi jika terjadi kebakaran.


"Kita tadi malam begitu ada informasi itu langsung ke lapangan. Jadi itu sebabnya subkontraktor dari pada Adhi Karya melakukan pekerjaan tanpa koordinasi," ujarnya saat ditemui di Kantor Ditjen Migas, Jakarta, Selasa, (13/3/2018).


Padahal lanjut Soerjaningsih, pada jalur tersebut sudah dipetakan bahwa disana banyak sekali jalur pipa gas. Sehingga seharusnya, sebelum melakukan pengeboran ada baiknya pihak sub kontraktor melakukan koordinasi terlebih dahulu.


"Sebenarnya rambu-tambu sudah dibuat. Kemudian survey terhadap jalur pipa sudah dilakukan jadi memang kecelakaan ini merupakan kelalaian dari pihak ketiga dari sub kontraktor Adhi Karya. Jadi pekerja tersebut tidak melakukan koordinasi untuk pengeboran tiang pancang untuk pondasi gitu ya bahwa disitu banyak jalur pipa," jelasnya.


Direktorat Jenderal (Ditjen) Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) buka suara terkait insiden bocornya pipa gas milik PT PGN (Persero). Seperti diketahui pipa gas milik Perusahaan Gas Negara (PGN) mengalami kebocoran di depan Kantor Badan Narkotika Nasional (BNN).


Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Ditjen Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih mengatakan, dari hasil analisis di lapangan, kebocoran pipa gas disebabkan adanya kelalaian dari sub-kontraktor dari PT Adhi Karya. Menurutnya, pihak ketiga dari kontraktor Adhi Karya tidak melakukan koordinasi saat melakukan pengeboran untuk tiang pancang Light Rail Transportation (LRT).

PGN Upayakan Sesegera Mungkin Salurkan Gas ke Pelanggannya | PT Rifan Financindo Berjangka

Ia juga mengatakan, PGN sudah menyiapkan tim pekerja serta material dan peralatan yang akan digunakan untuk perbaikan pipa gas itu.


Pelanggam-pelanggan PGN yang terdampak kebocoran pipa gas tersebut adalah mereka yang berada di Rumah Susun Bidara Cina dan Apartemen Kalibata City. Senin malam, pipa gas milik PGN yang berada di depan gedung BNN bocor.


Kebocoran tersebut diduga akibat terkena bor proyek LRT yang kerjakan PT Adhi Karya tepat di depan gedung BNN.


Kami masih menunggu police line dibuka dan hasil dari tim penyidik sehingga kami bisa mulai kerja untuk menyalurkan lagi gas ke pelanggan," kata Rangga.


Estimasi 16 jam setelah (police line) dibuka. Setelah itu clear dan bebas untuk dipekerjakan, nah itu bisa kami lakukan dan estimasinya 16 jam bisa kami alirkan kembali ke pelanggan yg terdampak," kata Rangga kepada wartawan, Selasa.


Menurut Rangga, pihaknya saat ini masih menunggu izin dari polisi untuk mengakses lokasi kebocoran pipa gas. Berdasarkan pantauan Kompas.com, garis polisi terlihat mengelilingi lokasi kejadian.


Perusahaan Gas Negara ( PGN) berupaya sesegera mungkin bisa menyakurkan kembali gas ke pelanggannya setelah terjadi kebocoran pipa gas di Cawang, Jakarta Timur, Senin (12/3/2018) malam.


Kepala Divisi Gas Distribusi Management Regional I PGN Rangga Radji mengatakan, timnya membutuhkan waktu 16 jam untuk kembali menyakurkan gas kepada para pelanggan.


Pengganti Pasokan Imbas Gas Bocor, PGN Siapkan CNG ke Pelanggan | PT Rifan Financindo Berjangka

Pada sekitar pukul 19.00 WIB, Senin malam (12/03/2018) terjadi pipa gas bocor akibat proses pengecoran tiang pancang LRT. Akibatnya pasokan gas ke pelanggan PGN di Rusun Bidara Cina dan Apartemen Kalibata City harus terhenti lantaran Tim PGN menerapkan skema buka tutup valve untuk meminimalisir kebocoran.


Menurut Rachmat, penyaluran gas dalam bentuk CNG ke pelanggan yang terdampak ini perlu dilakukan lantaran pipa gas bocor belum bisa diperbaiki. “Hingga saat ini kami di site belum bisa melakukan perbaikan apapun karena di lokasi masih dipasangi police line,” ujar Rachmat.



Rachmat mengatakan perbaikan akan dimulai setelah police line dicabut dan memperkirakan penyaluran gas kembali normal pada Rabu, 14 Maret 2018. Saat ini, tim masih berkoordinasi dengan kepolisian dan Tim Independen Pemeriksa Keselamatan Migas (TIPKM). “Tim kami terus bersiap di lapangan untuk segera melakukan perbaikan setelah police line dicopot dan TIPKM selesai mengevaluasi,” tutup Rachmat.


PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) terus berupaya untuk memprioritaskan penyaluran gas bumi yang handal ke pelanggan. Untuk itu, sebagai pengganti terkendalanya pasokan akibat pipa gas bocor di Jl MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur tadi malam, PGN telah mengalokasikan CNG untuk pelanggan di apartemen Kalibata City.


“Update dari tim pasokan pagi ini, pelanggan di Kalibata City sudah dilayani dengan CNG,” kata Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (13/02/2018).


bottom of page