top of page

Ssst, Uber Dikabarkan Bakal Menjual Unit Bisnis di Asia Tenggara ke Grab

Kabar mengenai Uber yang berpotensi menjual bisnisnya di Asia Tenggara ke Grab | PT Rifan Financindo Berjangka



Mengutip sumber yang memiliki pengetahuan langsung mengenai perundingan tersebut, Reuters melaporkan bahwa Grab berada dalam "negosiasi lanjutan" untuk membeli sebagian bisnis Uber di wilayah tersebut. Jika kesepakatan berhasil, itu berarti menjadi penjualan kedua Uber di pasar Asia setelah sebelumnya unit usaha Uber di Cina dibeli oleh Didi.


Uber pertama kali menjual pisinya di Cina ke pesaing lokal di sana dengan imbalan 20 persen saham di perusahaan tersebut. Uber juga menggabungkan bisnisnya dengan layanan angkutan Yandex di Rusia untuk 37 persen saham.


Baik Uber maupun Grab menolak untuk mengomentari laporan ini sehingga tidak ada kata konkret dari perusahaan mengenai kesepakatan potensial itu.


Melansir kabar dari Ubergizmo, CEO Uber baru-baru ini mengatakan bahwa perusahaan tersebut tidak menjual bisnisnya, namun sebuah laporan dari Ruters hari ini mengklaim bahwa Uber mungkin menjual sebagian bisnisnya di Asia Tenggara ke Grab.


Kabar mengenai Uber yang berpotensi menjual bisnisnya di Asia Tenggara ke Grab pertama kali berhembus pada bulan lalu. Grab merupakan pesaing kuat Uber di kawasan Asia Tenggara dan aka kabar bahwa Uber sedang dalam pembicaraan dengan Grab untuk menjual bisnisnya dengan imbalan "saham yang cukup besar" di perusahaan tersebut.



Grab Singapura sedang negosiasi mengincar sebagian bisnis Uber di Asia Tenggara | PT Rifan Financindo Berjangka

Sebelum ini CEO Uber Dara Khosrowshahi mengungkapkan tekad dalam sebuah kunjungan ke India bulan lalu. Meskipun Uber mungkin merugi di Asia Tenggara, perusahaan ini bakal terus melakukan investasi agresif di kawasan ini.


Grab mengoperasikan layanan mobil pribadi, sepeda motor, taksi, dan carpooling di delapan negara dengan lebih dari 2,3 juta pengemudi. Grab juga telah berkembang menyediakan layanan pembayaran digital.


Perusahaan yang memiliki perkiraan valuasi sekitar US$ 6 miliar ini telah memikat China Investment Corp, perusahaan modal ventura GGV Capital, dan Vertex Ventures, anak perusahaan investor negara Singapura Temasek Holdings, sebagai pemodalnya.


Jika jadi berlangsung, ini akan menjadi transaksi kali kedua Uber mundur dari pasar Asia. Kesepakatan ini akan serupa dengan yang terjadi di China pada tahun 2016. Waktu itu Didi Chuxing membeli bisnis Uber's China dan memberi isyarat sebagai imbalannya.


Sebagai bagian dari kesepakatan Asia Tenggara, Uber akan mendapatkan saham di Grab, kata sumber tersebut, yang menolak memberikan rincian keuangan.


Grab dan Uber menolak berkomentar mengenai kisah yang diperoleh Reuters tersebut. Sumber Reuters yang mengisahkan cerita ini juga menolak untuk diidentifikasi karena pembicaraan tersebut bersifat pribadi.


Di lain pihak, Grab memiliki posisi dominan di beberapa pasar Asia Tenggara yang dihuni sekitar 640 juta orang. "Grab jauh lebih besar di Asia Tenggara dan mereka mengerti pasar lokal jauh lebih baik," kata Xiaofeng Wang, analis di konsultan Forrester, seperti dikutip Reuters.


"Uber harus lebih fokus pada pasar di mana kinerjanya cukup baik dan memiliki lebih banyak keuntungan - seperti Eropa dan A.S.," kata Wang.


Perusahaan pemanggil tumpangan terbesar di Asia Tenggara, Grab, sedang dalam negosiasi lanjutan untuk membeli sebagian saham Uber Technologies Inc di kawasan tersebut. Reuters mengutip seorang sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut.


Uber yang telah menghimpun modal miliaran dolar untuk bersaing di Asia Tenggara terpaksa mengalami kerugian. Sebagian penyebabnya adalah insentif yang lumayan bagi pengemudi serta diskon untuk pengendara.


> Pemilik Grab Jadi Orang Terkaya di Malaysia, Hartanya Rp 82,8 T | PT Rifan Financindo Berjangka


Saat ini Grab ada di beberapa negara di Asia Tenggara. Usaha yang meliputi taksi online, ojek online dan pengantaran barang menyebabkan naiknya investasi di bidang riset software. Grab melayani transportasi online di 168 kota di beberapa negara di Asia Tenggara dan baru ekspansi ke Kamboja dan Myanmar pada 2017 lalu.


Sebelumnnya pria berusia 36 tahun ini menjalani usaha penjualan mobil milik keluarganya. Perusahaan tersebut diprakarsai oleh ayah dan pamannya. Namun enam tahun yang lalu dia mencoba peruntungan baru dengan mencoba menggeluti usaha taksi online besama temannya.



Sebelumnnya pria berusia 36 tahun ini menjalani usaha penjualan mobil milik keluarganya. Perusahaan tersebut diprakarsai oleh ayah dan pamannya. Namun enam tahun yang lalu dia mencoba peruntungan baru dengan mencoba menggeluti usaha taksi online besama temannya.


Direktur Utama Grab Anthony Tan menjadi salah satu orang terkaya di Malaysia versi Majalah Forbes. Harta kekayaannya ditaksir mencapai US$ 6 miliar atau setara Rp 82,8 triliun.


bottom of page