Didatangkan dari Jepang, MRT Tiba di Jakarta Bulan Depan
PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta telah menyelesaikan pengerjaan Proyek MRT Jakarta hingga 91,56 persen | PT Rifan Financindo Berjangka
Setelah kereta sampai di Jakarta, PT MRT akan melakukan serangkaian uji coba sebelum resmi dioperasikan pada Maret 2019. Sebagai informasi, MRT Jakarta memesan sebanyak 16 train set untuk fase 1 (Bundaran HI-Lebak Bulus).
"Kemudian proses menjalankan kereta, integration tested pada bulan Agustus. Bulan Desember 2018, percobaan kereta tanpa penumpang. Sesuai schedule kita akan mengoperasikan di bulan Maret 2019," ujarnya.
Tak hanya itu, setelah sampai di Jakarta, setiap kereta akan diberi identitas. Identitas ini berupa nomor kereta yang akan diberikan oleh Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. "Setiap kereta akan diberikan identitas oleh Ditjen Kereta Api untuk memberikan penomoran. Dan, kita sudah bersurat ke mereka," ujarnya.
Pria yang akrab dipanggil Willy ini menambahkan, sebelumnya ia dan jajaran MRT Jakarta sudah melakukan pengecekan kereta di Jepang. Ia memastikan proses pengiriman kereta dari Jepang ke Indonesia sudah akan dimulai. "Untuk train set 1-2 sudah completed. Kemudian untuk pengangkatan (lifting) dari pelabuhan Toyohasi mulai 23 Februari -3 Maret 2018, sedangkan untuk kapal pengangkut train set 1-2 berangkat menuju pelabuhan Tanjung Priok pada tanggal 7 Maret dan dijadwalkan tiba pada Maret 2018," ujarnya.
Direktur Utama (Dirut) PT MRT Jakarta William P Sabandar menargetkan rangkaian kereta dikirim dari Jepang pada awal Maret. Rangkaian itu diperkirakan akan tiba di Jakarta pada akhir Maret.
"Semua masih on target. Kereta pertama kita akan datang di (Jakarta) akhir Maret tahun ini," ujar William saat menghadiri acara forum jurnalis dan blogger MRT Jakarta di Bakoel Coffe, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (27/2).
PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta telah menyelesaikan pengerjaan Proyek MRT Jakarta hingga 91,56 persen per 25 Februari. Sebanyak 87,99 persen merupakan pekerjaan di depo dan Stasiun Lebak Bulus (elevated section), sementara 95,76 persen merupakan pekerjaan bawah tanah (underground section) di Stasiun Senayan.
Stasiun MRT Jakarta Kota Dibangun seperti di Tokyo | PT Rifan Financindo Berjangka
"Yang menarik kemarin ketika kita berkunjung ke Tokyo, Jepang bersama Pak Wakil Gubernur (DKI Jakarta), beliau tertarik sekali bagaimana Stasiun Tokyo. Jadi stasiun itu dibangun sejak 1914 dan dihancurkan pada masa perang dunia 2, tapi kemudian direhabilitasi," jelasnya.
Sementara untuk stasiun lainnya seperti Harmoni, Sawah Besar hingga Mangga Besar akan ada perubahan sedikit. Semula ketiga stasiun tersebut akan dibangun di bawah sungai, namun diubah menjadi dibangun di bawah jalan Gadjah Mada.
"Untuk harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar ini ada perubahan sedikit. Ini taddinya di bawah sungai, maka ini akan ditaruh di bawah jalan gajah mada. karena kemudahan konstruksi maka sudah tidak diperlukan pengalihan sungai," jelasnya.
"Kita membayangkan ketika MRT fase 2 dikembangkan di kota tua, kira-kira itu yang ingin kita laksanakan. Bagaimana pengembangan kota tua tapi di sekitarnya dibangun pengembangan kota tua berbasis budaya. Itu perlu kebijakan," ucapnya.
Menurut William, inspirasi tersebut datang ketika dirinya bersama dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta berkunjung dan melihat stasiun Tokyo, Jepang. Pada saat kunjungan tersebut, dirinya melihat jika stasiun Tokyo tetap memepertahankan keaslian dari bangunan tersebut meskipun di sekitarnya terdapat stasiun MRT yang cukup besar.
"Jadi bangunan heritage dikembangkan menjadi sebuah bangunan heritage yang punya nilai sejarah tinggi, tapi di bawahnya stasiun. Dan di sekelilingnya dibangun bangunan tinggi. Jadi terlihat sekali bagaimana nilai budaya, tapi di sekitarnya nilai bisnis yang tinggi," ujarnya di Bakoel Koffie, Jakarta, Selasa (27/2/2018).
Sementara untuk gedung-gedung di atasnya, yakni kota tua dan Musium BNI akan dikembangkan dan dibangun. Wiliam menambahkan, hal tersebut dilakukan agar tidak merusak esensi dari kedua gedung tersebut yang memiliki nilai budaya dan sejarah.
Pembangun kereta Masa Rapid Transportation (MRT) fase kedua ditargetkan akan dimulai pada akhir tahun 2018. Saat ini, pihak PT MRT Jakarta sedang dalam tahap memperkirakan harga atau biaya untuk membangun MRT fase II dan akan melakukan pertemuan dengan Japan International Coorporation Agency (JICA) sebagai lembaga peminjam.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, dalam pembangunan fase dua MRT Jakarta akan ada beberapa perubahan pembangunan lokasi stasiun. Khususnya pada pembangunan stasiun kota, nantinya akan dibangun tepat di bawah median jalan pintu besar.
Sudah Berapa Persen Konstruksi MRT, Ini Laporannya | PT Rifan Financindo Berjangka
Selain itu, untuk konstruksi stasiun terlihat pada Stasiun Sisingamangaraja sudah memasuki tahap pemasangan rangka atap stasiun. Sehingga, saat rangka atap dipasang, bentuk stasiun layang sudah mulai terlihat.
Sementara itu, untuk kesiapan kereta, William mengatakan, pihaknya sedang menanti dua train set dari pabrik Toyokawa Jepang. Di jadwalkan dua train set itu akan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pada 7 dan 26 Maret 2018.
Secara keseluruhan proyek fisik MRT Jakarta telah mencapai 91,86 persen per 25 Februari 2018. Terdiri dari 87,99 persen konstruksi elevated dan 95,76 persen konstruksi underground," kata William di Jakarta, Selasa 27 Februari 2018.
Sedangkan untuk segmen bawah tanah, William mengatakan, capaiannya antara Patung Pemuda Senayan hingga Bundaran HI telah mencapai 95,76 persen. Selain itu, progres pembangunan stasiun juga terus dikerjakan.
Hingga 25 Februari 2018, konstruksi proyek Mass Rapid Transit, atau MRT fase I koridor Lebak Bulus-Bundaran HI telah mencapai tahap akhir, atau mencapai sekitar 91,86 Persen.
Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar mengatakan, untuk keseluruhan konstruksi MRT fase I telah memasuki tahap akhir. Di mana, kemajuan untuk konstruksi layang Lebak Bulus-Patung Pemuda Senayan mencapai 87,99 persen.