top of page

Pertamax Alami Kenaikan Harga, Harga Pertalite di Kalbar Stabil

.PT Pertamina (Persero) menetapkan harga baru Bahan Bakar Minyak (BBM) | PT Rifan Financindo Berjangka

"Evaluasi harga jual BBM jenis umum dilakukan secara periodik. Jika harga minyak dunia bergerak naik, maka harga jual BBM hingga konsumen harus penyesuaian. Kondisi yang sebaliknya juga bisa terjadi," jelasnya.


Adiatma mengatakan harga BBM umum jenis Pertalite mengalami kenaikan Rp100 per liter dibandingkan harga sebelumnya. Di wilayah Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Jakarta, Banten, Jabar, Jateng, Yogyakarta, Jatim, Bali, NTB, dan NTT, harga Pertalite ditetapkan Rp7.600 per liter atau naik Rp100 per liter dibandingkan sebelumnya Rp7.500 per liter.


Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Adiatma Sardjito melalui press release yang disampaikan oleh Area Manager Communication & Relations Pertamina Kalimantan, Alicia Irzanova kepada Tribun Pontianak mengatakan seluruh jenis BBM umum yakni Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex mengalami perubahan harga.


Pantauan TRIBUNPONTIANAK.CO.ID dari website resmi Pertamina.com jika harga Pertalite stabil Rp7.800 per liter dibandingkan harga BBM baru 20 Januari lalu, kenaikan terjadi pada Pertamax yang harganya dari Rp 8.800 per liter menjadi Rp9.100 per liter, dan Pertamax Turbo dari Rp 9.800 menjadi Rp10.300 per liter.

"Tetapi Pertamax Turbo belum dijual di SPBU di Pontianak. Saat ini kami masih jual dalam kemasan isi 10 liter," ujarnya.


Untuk pertalite tidak ada kenaikan. Pertalite harganya Rp7.800 per liter, Pertamax Rp 9.100 per liter, dan Pertamax Turbo Rp10.300 per liter," ujar Marketing Branch Manager Pertamina Kalbar Kalteng Teuku Johan Miftah.


PT Pertamina (Persero) menetapkan harga baru Bahan Bakar Minyak (BBM) umum yang berlaku mulai pada Sabtu, 24 Februari 2018 pukul 00.00 waktu setempat.


Penetapan ini merupakan kali ketiga setelah ditetapkan harga baru BBM tepat 13 Januari dan 20 Januari lalu.


Selanjutnya, harga BBM umum jenis Dexlite di Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Jakarta, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, dan NTT ditetapkan Rp 8.100 per liter; di Jambi, Sumsel, Babel, Lampung, Kalimantan dan Sulawesi menjadi Rp 8.250 per liter; di Riau, Kepri, dan Batam Rp 8.400 per liter; dan di Maluku dan Papua ditetapkan Rp 8.550 per liter.


Untuk harga Pertamina Dex, menurut Adiatma, di wilayah Sumut, Jakarta, Banten, dan Jabar ditetapkan Rp10.000 per liter dan di Jateng, DIY, Jatim, Kepri, Sumsel, dan Lampung ditetapkan Rp10.100 per liter. Menurut dia, penyesuaian harga BBM jenis umum ini terjadi semua wilayah dengan kenaikan rata-rata diantara Rp 100 hingga Rp 300.



Demikian pula, harga Pertamax di Aceh, Sumbar, Riau, Jambi, Sumsel, Babel, Lampung, dan NTB mengalami kenaikan Rp300 per liter menjadi Rp9.000 per liter dibandingkan sebelumnya Rp8.700 per liter.

"Harga BBM umum jenis Pertamax Turbo mulai Sabtu (24/2) di wilayah Jakarta, Banten, dan Jabar ditetapkan Rp10.100 per liter; di Jateng, DIY, Jatim, dan Bali menjadi Rp10.150 per liter; dan di Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Batam, Jambi, Sumsel, Lampung, dan NTB ditetapkan Rp10.200 per liter," ujarnya.


Untuk harga BBM umum jenis Pertamax, lanjut Adiatma, di wilayah Sumut, Bengkulu, Jakarta, Jabar, Banten, Jateng, Yogyakarta, Jatim, Bali, Kalteng, Kaltim, Kalsel, dan Kaltara ditetapkan mengalami kenaikan Rp300 per liter menjadi Rp 8.900 per liter dari harga sebelumya Rp 8.600 per liter.


Sementara, harga Pertalite di wilayah Jambi, Sumsel, Babel, Lampung, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua ditetapkan Rp7.800 per liter dari sebelumnya Rp7.700 per liter dan wilayah Riau, Kepri, dan Batam sebesar Rp 8.000 per liter dari sebelumnya Rp7.900 per liter.



Di Kalimantan, Konsumsinya Masih Meningkat | PT Rifan Financindo Berjangka

Berdasar pantauan dan laporan anggota Hiswana Migas, tren kenaikan harga produk BBM juga terjadi di SPBU swasta, seperti milik Shell ataupun Vivo. “Harga minyak mentah naik, ya wajar kalau harganya naik. Kalau mereka menahan, pasti rugi,” ungkapnya saat diwawancarai Kaltim Post, Minggu (25/2).


Hal tersebut, kata Afiudin, terjadi pada alokasi BBM jenis premium, yang harganya disubsidi pemerintah. “Harga premium tetap ditahan walau harga bahan bakunya naik. Itu juga jadi beban Pertamina, walaupun diganjar subsidi oleh pemerintah,” ulasnya.


Sementara itu, meski harganya terus naik dalam beberapa bulan terakhir, konsumsi BBM nonsubsidi di Kalimantan terus naik. Untuk pertamax, misalnya. Angka konsumsinya pada 2012 lalu di posisi 13.945 kiloliter (kl). Tahun lalu, telah mencapai 63.545 kl.


Begitu pula dengan pertalite, yang baru dipasarkan akhir 2015, konsumsi produk BBM dengan RON 90 itu hanya 6.231 kl pada tahun pertama. Tahun lalu, sudah naik tajam menjadi 261.169 kl.


Fluktuasi konsumsi BBM nonsubsidi masih terjadi pada segmen diesel. Sebut saja pertamina dex, yang konsumsinya turun menjadi 872 kl pada tahun lalu, dari 1.379 kl pada tahun sebelumnya.


Bergeser ke BBM diesel, harga dexlite ditetapkan Rp 8.250 per liter. Sementara pertamina dex, Rp 10.000 per liter.


Terkait kebijakan Pertamina tersebut, Anggota Dewan Pembina Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Balikpapan Afiudin Zainal Abidin menilainya sebagai hal wajar. Itu tak lepas dari tren harga minyak dunia yang terus naik.


Di sisi lain, dia menjelaskan, PT Pertamina harus mencari sumber dana, karena beban perseroan tahun ini cukup besar. Selain investasi hulu migas di Blok Mahakam, perusahaan pelat merah itu juga tengah menjalankan mandat program BBM satu harga di beberapa daerah pelosok Tanah Air.


Berbeda dengan sebelumnya yang relatif serentak untuk berbagai jenis BBM dan lokasi, penyesuaian harga kali ini relatif lebih beragam. Secara umum, kata dia, naik antara Rp 100–300 per liter.


Adiatma menjelaskan, harga pertalite di Kalimantan dan beberapa daerah lain dalam kategori yang sama, naik lebih dulu per Januari. Yakni menjadi Rp 7.800, dari sebelumnya yang hanya Rp 7.700 per liter.


Masih untuk zona Kalimantan, Per 24 Februari, harga jenis pertamax, naik Rp 300, menjadi Rp 8.900 per liter. Sementara Kalbar, masuk zonasi harga berbeda, dengan penyesuaian yang berbeda pula.


Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Adiatma Sardjito mengatakan, kenaikan harga terjadi pada semua jenis BBM nonsubsidi. Yakni pertalite, pertamax, pertamax turbo, dexlite, dan pertamina dex.


“Kenaikan berlaku sejak 24 Februari. Evaluasi harga jual BBM jenis umum dilakukan secara periodik. Jika harga minyak dunia bergerak naik, harga jual BBM di level konsumen juga harus ada penyesuaian. Kondisi sebaliknya juga bisa terjadi,” jelas Adiatma dalam keterangan resmi yang diterima Kaltim Post, Ahad (25/2).

Harga BBM nonsubsidi kembali mendapat penyesuaian. Terhitung Sabtu (24/2) lalu, bahan bakar jenis umum dari PT Pertamina (Persero) naik dengan besaran bervariasi, antara Rp 100–300 per liter.


Jokowi Jangan Hanya Sibuk Pencitraan | PT Rifan Financindo Berjangka


Lebih lanjut, ia mencurigai kebijakan penguasa untuk menghapus subsidi BBM kepada rakyat miskin, karena pemerintahan Jokowi beberapa tahun ini sudah sering menaikkan harga BBM.


"Jangan sampai hal ini mengarahkan masyarakat untuk mengkonsumsi BBM nonsubsidi agar mendapatkan dana segar yang bertujuan menutupi defisit anggaran negara," tutupnya.


Sebelumnya, PT. Pertamina telah menaikkan harga BBM untuk jenis Pertamax sejak Sabtu (24/2/2018) pukul 00:00 Wib lalu. Pihak Pertamina beralasan, kenaikan harga BBM nonsubsidi tersebut karena kenaikan harga minyak dunia.


Data yang diberikan Pertamina untuk wilayah Jakarta, harga Pertamax menjadi Rp 8.900 per liter, Pertamax Turbo menjadi Rp10.100, Dexlite menjadi Rp8.100 dan Pertamina Dex menjadi Rp10.000.


Dia juga meminta Presiden Jokowi tidak sibuk soal pencitraan politik, tapi tidak tampil saat kenaikan harga BBM. Apalagi, katanya, saat ini BBM subsidi pun di berbagai daerah masih mengalami kelangkaan.


"Kenaikan harga BBM ini mengundang pertanyaan. Harga kebutuhan pokok belum stabil, diam-diam pemerintah menaikkan BBM. Presiden Jokowi mesti menjelaskan urusan ini. Jangan hanya sibuk pencitraan politik," kata Fauzi di Jakarta, Senin (26/2).


Ketua Dewan Pengurus Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM), Ahmad Fauzi Syahputra, menyayangkan kebijakan tersebut, karena pemerintah tidak mengumumkan kepada publik.


Secara diam-diam pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertamax. Kenaikan harga BBM nonsubsidi itupun sontak mengundang tanya dari berbagai kalangan termasuk para aktivis mahasiswa.








bottom of page