top of page

Gandeng Ibu-ibu Zaman Now, Ini Perubahan Yang Dilakukan Sophie Paris

Sophie Paris kini bertransformasi dari gerai offline to online ( OtoO) social shopping platform | PT Rifan Financindo Berjangka


"Target kami berikutnya adalah untuk mencapai 100 persen penjualan online pada akhir tahun 2018," jelasnya.


Sophie Paris adalah offline to online (OtoO) social shopping platform yang menawarkan produk-produk berdesain Prancis yang eksklusif. Kancah fesyen dan mode di Prancis berkelas dan elegan menjadi inspirasi, sehingga Sophie Paris bertekad untuk membawanya ke tanah air.


Dalam acara 'I am Digital', Sophie pun turut mengundang 1500 member suksesnya dari seluruh Indonesia.

Fokus Sophie kali ini memang terletak pada pelanggan atau komunitas terlebih dahulu. Sebab, penjualan Sophie adalah melalui hubungan sosial atau rekomendasi dari ruang lingkup komunitas yang selama ini telah banyak memberi keuntungan.


"Ada latihan oleh tim kami kepada ibu-ibu bagaimana jualan yang baik. Baik langsnug maupun live on Facebook. Intinya ibu-ibu usia 50an zaman now pun punya media sosial. Kekuatan itu yang bisa menjadi modal berjualan," tegas Bruno.


Faktanya, transformasi digital ini disambut baik oleh komunitas Sophie Paris. Dalam kurun waktu 3 bulan terakhir, penjualan online kami meningkat dari 5 persen menjadi 40 persen dari total penjualan perusahaan. Semuanya ini tentu berkat dukungan kuat dari jaringan dan strategi digital marketing yang efisien.


"Sarana belanja kami di www.sophieparis.com tidak hanya memberikan pengalaman unik pada pelanggan tetapi juga memberikan ibu-bu kesempatan untuk menjadi mandiri secara finansial dengan cara yang mudah dan sederhana, membuat mereka menjadi pengusaha sukses di mana pun mereka berada," tegasnya.


Bruno mengklaim teknologi digital adalah sebuah revolusi, sehingga dalam masa transformasi ini, Sophie Paris senantiasa bekerjasama dengan komunitasnya untuk ikut andil dalam perubahan. Pihaknuya juga menggelar kegiatan pelatihan dengan webinar secara online maupun pelatihan langsung di lapangan.


Transformasi itu dikukuhkan dalam acara akbar yang bertemakan 'I am Digital' yang diselenggarakan selama dua hari, yakni 18–19 Februari 2018.


"Kami sedang mereformasi sistem penjualan yang sebelumnya adalah penjualan langsung, menjadi sarana belanja sosial baru yang lebih ramping dan modern," kata CEO & Founder Sophie Paris, Bruno Hasson dalam konferensi pers di ICE BSD, Senin (19/2).


Dalam acara itu, Sophie Paris pun menampilkan fitur-fitur terbaru www.sophieparis.com. Diharapkan, website ini juga memberikan akses bagi member Sophie Paris untuk memperbesar jaringan dan memantau performanya, bahkan memonitor penghasilan mereka secara real time. Sehingga, para ibu rumah tangga di rumah bisa ikut berjualan sebagai reseller hanya dengan online.


ara ibu rumah tangga kini tak usah khawatir untuk bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Sebab, uang tetap bisa mengalir dari rumah dengan menjalani bisnis label fashion Shopie Paris. Sophie Paris kini bertransformasi dari gerai offline to online ( OtoO) social shopping platform yang menawarkan produk-produk berdesain Prancis.


Produk Fashion Tanpa Ukuran Paling Laris di Toko Online | PT Rifan Financindo Berjangka


Kami mengeluarkan sekitar 100 produk tas baru setiap bulan. Terkadang kami juga memanggil desainer dari Paris untuk memberi masukan," katanya.


Walau bahan bakunya kebanyakan impor dari Italia atau China, namun menurut Hasson proses desain hingga pabrik Sophie Paris terletak di Indonesia.


"Karena penjualannya secara langsung, harga kami lebih murah," katanya.


Menurut Hasson, saat ini jumlah anggota Sophie Paris mencapai 250.000 orang dan rata-rata melakukan transaksi dua kali dalam sebulan, dengan jumlah transaksi sekitar Rp 350.000.


Produk tas dari Sophie Paris.(KOMPAS.com/Lusia Kus Anna)

Sophie Paris yang sejak awal lebih banyak menjual tas secara langsung (direct selling), kini mulai beralih ke dunia digital dengan penjualan secara online.

"Dibandingkan dengan e-commerce besar, sebenarnya social retail atau bisnis online menggunakan media sosial (peer to peer) memiliki omset dua kali lipat. Sophie Paris lebih fokus pada model bisnis ini," ujar Hasson.


Agar produk fashion yang dijual selalu mengikuti tren, menurut Hasson, Sophie Paris memiliki tim desainer yang berlokasi di Jakarta.


Penjualan barang-barang fashion yang tidak membutuhkan ukuran khusus, seperti tas atau dompet, ternyata paling laris dalam bisnis online.


"Produk yang paling mudah dijual adalah yang tanpa ukuran, misalnya tas tangan, karena tidak takut salah saat membeli," kata CEO & Founder Sophie Paris, Bruno Hasson, dalam acara temu media di Serpong, Tangerang Selatan, Senin (19/2).


Ia mengatakan, saat ini dari seluruh transaksi penjualan online di Indonesia, sekitar 55 persennya adalah barang fashion. Selain tas, produk fashion yang dicari di toko online adalah baju, sepatu, dan juga aksesoris.

Sophie Paris Ubah Sistem Penjualan Jadi Sarana Belanja Sosial yang Lebih Ramping | PT Rifan Financindo Berjangka


Hasson mengatakan, fokus reformasi ini terletak pada pelanggan atau komunitas terlebih dahulu.


Dalam kesempatan ini sekaligus menampilkan fitur-fitur terbaru www.sophieparis.com.


Lewat platform ini akan mempermudah komunitas Sophie untuk berbelanja dan menerima produk Sophie Paris di mana pun (rumah ataupun 300 Business Center, 10 Sophie Training Center dan Sophie Leaders Club di seluruh Indonesia).


Hal ini juga memberikan akses bagi mereka untuk memperbesar jaringan dan memantau performanya, bahkan memonitor penghasilan mereka secara real time.


Sophie Paris kemudian memposisikan sebagai offline to online social shopping platform.

Perubahan inipun langsung diedukasikan kepada anggota (member)-nya.


"Kami sedang mereformasi sistem penjualan yang sebelumnya adalah penjualan langsung, menjadi sarana belanja sosial baru yang lebih ramping dan modern," ujar CEO & Founder Sophie Paris Bruno Hasson kepada wartawan di sela-sela acara akbar yang bertemakan I am Digital di Ice BSD, Senin (19/2/2018).

Era digitalisasi mengubah banyak hal.


Termasuk perusahaan yang selama ini menawarkan format direct selling atau penjualan langsung.

Bila selama ini format penjualan langsung banyak bergerak bertatap muka, dengan adanya digitalisasi, mau tidak mau harus ada perubahan.


"Sophie Paris senantiasa bekerjasama dengan komunitasnya untuk ikut andil dalam perubahan ini dengan cara menggelar kegiatan pelatihan secara online maupun pelatihan langsung di lapangan," ujar Hasson.

Ia mengatakan, transformasi digital ini disambut baik oleh komunitas Sophie Paris.


Dalam kurun waktu 3 bulan terakhir, penjualan online meningkat dari 5 persen menjadi 40 persen dari total penjualan perusahaan.


Sampai akhir tahun, target penjualan diharapkan mencapai 100 persen. Diharapkan di semester kedua tahun 2018, seluruhnya sudah menggunakan transaksi online.


Walaupun kebanyakan member Sophie adalah ibu-ibu, namun mereka sudah biasa menggunakan media sosial terutama Facebook dan Instagram.


"Melakukan live training, menjawab langsung secara online caranya dengan sign in dan rekomendasi. Kuncinya bagaimana membantu komunitas untuk go online," katanya.


Teknologi digital adalah sebuah revolusi, sehingga dalam masa transformasi ini.


Tidak hanya belanja saja tapi juga urusan bisnis. Sebagai member Sophie lewat online bisa langsung dapat merekrut dan urus jaringan termasuk cek bonus. Platform ini bukan sekedar e-commerce, tapi member juga bisa berbisnis secara online dan networking," ujar VP e-commerce Alice Destandau di kesempatan yang sama.


EVP Sales & Marketing Gregory Fauvet menjelaskan, saat ini teknologi sedang berkembang.


Melalui edukasi dan training yang dilakukan perubahan ini bisa berjalan dengan baik.


Meski demikian, Hasson enggan memberikan 'bocoran' besarnya dana untuk melakukan digitalisasi yang dilakukan Sophie.


Menurutnya, teknologi sudah ada dan ini merupakan investasi jangka panjang yang harus dilakukan.

Dari sisi keanggotaan juga mengalami kenaikan 30 persen.

Saat ini, jumlah member mencapai 250.000.


Rata-rata member melakukan transaksi 2x dalam sebulan yang setiap transaksi sekitar Rp 350.000.





bottom of page