top of page

BTPN Syariah tawarkan 10% saham melalui IPO

BTPN Syariah akan menawarkan 10% sahamnya ke publik | PT Rifan Financindo Berjangka


Selain itu, pembiayaan naik 20% yoy menjadi Rp 6 triliun. Saat ini BTPN Syariah merupakan kategori bank menengah kecil dengan modal inti Rp 2,3 triliun atau masuk BUKU II.


Tahun ini BTPN sebagai pemegang saham pengendali BTPN Syariah akan meningkatkan jangkauan produk Jenius ke syariah. Jadi nanti BTPN Syariah bisa memasarkan produk digital banking dari induk.


Jerry Ng, Direktur Utama Bank BTPN bilang tahun ini bank memproyeksi bisnis syariah bisa tumbuh lebih baik. "Kami ingin BTPN Syariah menjadi perusahaan transparan setelah IPO," kata Jerry dalam kesempatan yang sama.



Anika Faisal, Sekretaris Perusahaan BTPN bilang, penawaran saham ke publik ini untuk ekspansi dan peningkatan kinerja. Dengan IPO ini diharapkan tata kelola bank bisa lebih baik.


"Selain dengan IPO bank bisa lebih dalam masuk ke pasar modal misalnya dengan menerbitkan sukuk atau surat utang berbasis syariah," kata Anika dalam kesempatan yang sama.


Sebagai gambaran sepanjang 2017 lalu, BTPN Syariah mencatat kinerja yang cukup bagus. Laba bisnis syariah BTPN ini naik 22% year on year (yoy) menjadi Rp 670 miliar.


PT BTPN Syariah dalam waktu dekat memastikan akan melakukan penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) pada kuartal ketiga 2018. Dalam IPO ini BTPN Syariah akan menawarkan 10% sahamnya ke publik.


Arief Harris Tanjung, Direktur BTPN mengatakan, seiring dengan rencana IPO ini bank telah menunjuk Danareksa Sekuritas sebagai penjamin emisi. "Saat ini kami sedang menyiapkan prospektusnya," kata Arief dalam paparan kinerja, Rabu (14/2).


Laba Bersih BTPN Turun 30% Jadi Rp 1,2 Triliun | PT Rifan Financindo Berjangka



Memasuki transformasi digital BTPN meningkatkan kualitas layanan BTPN Wow! dan Jenius. BTPN Wow! saat ini sudah memiliki 4,8 juta nasabah yang dilayani oleh lebih dari 200.000 agen, sementara jumlah nasabah Jenius yang terdaftar telah mencapai hampir 500.000.


Jerry menjelaskan, untuk proses transformasi ini, termasuk belanja IT, infrastruktur, serta menganggarkan biaya operasional untuk melatih ulang karyawan. Biaya restrukturisasi organisasi perusahaan dan operasionalisasi kantor cabang mencapai RP 736 miliar.


"Biaya tersebut sudah termasuk dana yang kami alokasikan untuk karyawan yang mengikuti program pengakhiran kerja sukarela (PPKS), sebagai one time restructuring cost," jelas dia.


Untuk mengembangkan layanan digital, sepanjang 2017 BTPN menginvestasikan Rp 832 miliar, atau meningkat 36% dibanding nilai investasi pada 2016 sebesar Rp 611 miliar.


Dia menjelaskan penyaluran kredit BTPN di 2017 tercatat Rp 65,3 triliun tumbuh 3% dibandingkan periode yang sama tahun 2016 Rp 63,2 triliun. Kemudian rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) tercatat 0,9%.


Pertumbuhan kredit BTPN ditopang oleh penyaluran kredit ke segmen usaha kecil dan menengah atau SME mencapai Rp 11,6 triliun atau tumbuh 25% dari posisi yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 9,3 triliun. Sementara itu pembiayaan melalui BTPN syariah tumbuh 21% dari Rp 5 triliun menjadi Rp 6 triliun akhir Desember 2017.


Total pendanaan tercatat Rp 76,5 triliun tumbuh 4% dari sebelumnya Rp 73,3 triliun. "Dari jumlah tersebut, komposisi dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 3% dari Rp 66,2 triliun menjadi Rp 67,9 triliun pada akhir Desember 2017," ujar Jerry.


PT Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk (BTPN) periode 2017 mencatatkan laba bersih Rp 1,2 triliun turun 30% year on year (yoy) dari periode tahun sebelumnya.


Direktur utama BTPN Jerry Ng menjelaskan, penurunan laba bersih tersebut terjadi karena perseroan melakukan restrukturisasi organisasi.


"Sebenarnya laba bersih kami masih tumbuh 6% menjadi Rp 2,4 triliun. Tapi terdampak biaya dari investasi strategis inovasi dan digital makanya turun 30%," kata Jerry dalam Media Briefing di Menara BTPN, Jakarta, Rabu (14/2).


Jerry menjelaskan, aset perseroan tercatat Rp 95,5 triliun tumbuh 4% dari sebelumnya Rp 91,4 triliun. Rasio kecukupan modal(Capital Adequacy Ratio/CAR) terjaga di 24,6%.


BTPN Bukukan Laba Bersih Rp1,2 Triliun Sepanjang 2017 | PT Rifan Financindo Berjangka

Meski laba bersih mengalami penurunan namun untuk tahun 2018 ini. Jerry yakin kinerja perusahaan akan semakin membaik. Pasalnya menurut Jerry dengan restrukturisasi saja perusahaan masih bisa tumbuh 6%. Pasca selesainya restrukturisasi maka kinerja perusahaan tidak lagi terbebani. Sehingga pertumbuhan laba bersih bisa lebih baik lagi dari tahun sebelumnya.


Sebagai informasi, sepanjang tahun 2017 lalu telah menginvestasikan Rp 832 miliar untuk mengembangkan dua platfom digitalnya yakni BTPN Wow! dan juga Jenius. Angka investasi tersebut tercatat meningkat 36% dibandingkan tahun 2016 lalu yang hanya sebesar Rp611 miliar.


Selain itu, adapun aset BTPN tercatat Rp95,5 triliun pada 2017 lalu atau meningkat 5% (YoY) dari 2016 yang hanya Rp91,4 triliun. Sementara rasio kecukupan modal (CAR) juga terjaga pada 24,6%.


"Tahun 2017 kinerja BTPN , sebetulnya naik namun karena dua hal yakni keberlanjutan investasi terhadap platform digital. Dan juga restrukturasi dimana pada Agustus 2017 kami umumkan Program Pengakhiran Kerja Sukarela (PPKS) makannya hasil akhir labanya secara audited turun 30%" ujar Jerry di Jakarta, Rabu (14/2).


PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) sepanjang tahun 2017 silam. Berhasil mencatatkan laba bersih setelah pajak mencapai Rp 1,2 triliun. Pendapatan laba bersih perusahaan ini menurun dari laba perusahaan pada tahun sebelumnya. Sebab pada tahun 2016 laba bersih perusahaan mencapai angka Rp1,75 triliun. Angka ini terkoreksi menurun sekitar 30% (YoY).


Direktur Utama BTPN Jerry Ng berdalih bahwa penurunan ini akibat dari adanya kebijakan restrukturisasi yang dilakukan di internal Bank BTPN. Selain itu upaya tranformasi kearah digitalisasi perbankan untuk mempermudah pelayanan juga dianggap cukup menyita kinerja perusahaan.




bottom of page