top of page

Jasa Marga nikmati kenaikan tarif jalan tol

PT Jasa Marga (Persero) Tbk menargetkan pendapatan jalan tol dan usaha lain sebesar Rp 11,6 triliun | PT Rifan Financindo Berjangka

Penyesuaian tarif ruas Tol Padaleunyi dan Tol Cipularang mengacu pada inflasi di Bandung. Kalau merujuk pada Surat dari Plt Direktur Statistik Harga No B.278/BPS/6230/SHK/10/2017 tanggal 5 Oktober 2017, besaran inflasi periode Oktober 2015 hingga September 2017 di Kota Kembang mencapai 6,30%.


Selain tarif, trafik kendaraan juga berpeluang mengerek pendapatan tol. Namun manajemen Jasa Marga mengatakan, trafik kendaraan di ruas tol yang baru beroperasi belum stabil. Sementara kenaikan trafik kendaraan di jalan tol yang sudah beroperasi kini hampir mentok. Makanya, mereka menunggu trafik kendaraan di jalan tol yang baru beroperasi lebih optimal.


Seperti diketahui, penyesuaian tarif tol sesuai dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang diatur dalam Undang-Undang 38 /2004 Pasal 48 ayat 3 tentang Jalan Tol. Setiap dua tahun sekali, pemerintah menyesuaikan tarif tol dengan laju inflasi.


Adapun tarif tol awal dihitung berdasarkan kemampuan bayar pengguna jalan, keuntungan biaya operasi kendaraan dan kelayakan investasi. "Sedangkan perhitungan usulan tarif jalan tol dilakukan oleh BUJT yang kemudian dievaluasi BPJT berdasarkan data inflasi BPS selama dua tahun terakhir," terang Surbakti Syukur, Direktur Operasi PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Kamis (8/2).


Jasa Marga berkilah, tak semua ruas jalan Tol Padaleunyi dan Cipularang mengalami kenaikan. "Walaupun di wilayah jalan tol itu terjadi inflasi 6%, tetapi kami mempertimbangkan untuk tidak menaikkan tarif untuk perjalanan yang pendek," ujar Agus.


Asal tahu, mulai 15 Februari 2018 pukul 00.00 WIB nanti, tarif di beberapa ruas Tol Padalarang-Cileunyi (Padaleunyi) dan Tol Cikampek -Purwakarta-Padalarang (Cipularang) bakal naik. Kenaikan tertinggi untuk kendaraan golongan V di ruas SS Dawuan-SS Padalarang yakni sebesar Rp 7.000.


Komposisi pendapatan periode sembilan bulan tahun lalu itu berbeda dengan tahun 2016. Laporan keuangan Jasa Marga dua tahun lalu menyuguhkan porsi pendapatan yang hampir sama antara pendapatan tol dan usaha lain dengan pendapatan konstruksi. Kalau dihitung, masing-masing kontribusinya 53% dan 47% terhadap total pendapatan Rp 16,66 triliun.


Manajemen Jasa Marga menyatakan, pertumbuhan bisnis tol tahun ini memang tak akan signifikan. Meskipun, perusahaan berkode saham JSMR di Bursa Efek Indonesia tersebut menikmati kenaikan tarif jalan tol di beberapa ruas jalan yang sudah beroperasi.


Yang terang, target pendapatan tersebut tak termasuk target pendapatan konstruksi. "Tetapi yang lebih kami lihat ke pendapatan operasional jalan tol dan non jalan tol seperti properti dan pemeliharaan yang kami perkirakan akan tumbuh," kata Agus Setiawan, Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk kepada KONTAN, Kamis (8/2).


Per 30 September 2017 lalu, pendapatan jalan tol dan usaha lain Jasa Marga tercatat Rp 6,78 triliun atau 29,39% terhadap total pendapatan yang sekitar Rp 23,07 triliun. Kontribusi 70,61% selebihnya berasal dari pendapatan konstruksi Jasa Marga.


PT Jasa Marga (Persero) Tbk menargetkan pendapatan jalan tol dan usaha lain sebesar Rp 11,6 triliun di tahun ini. Menurut catatan internal Jasa Marga, target tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun lalu.


Hanya saja, belum ketahuan besar pertumbuhan target tahu ini. Pasalnya, Jasa Marga belum bersedia menyebutkan realisasi kinerja tahun lalu sampai laporan keuangan 2017 nanti dirilis.

Tarif Tol Padaleunyi dan Cipularang Naik | PT Rifan Financindo Berjangka

Upaya peningkatan pelayanan yang dilakukan oleh Jasa Marga bagi ruas Pa­da­leunyi dan Cipularang hingga akhir 2018, kata Heru, di antaranya menambah dua gardu pada gerbang tol (GT) Buahbatu, penambahan lajur ruas Buahbatu-Cileunyi Jalur A sepanjang 12 km, serta pekerjaan beautifikasi dan estetika jembatan pada ruas jalan tol Padaleunyi.


Ada pula penggantian lampu PJU (lampu SL) menjadi lampu LED, penanganan genangan pada KM 130+600 jalur A dan B ruas Padaleunyi, renovasi GT Pasirkoja, GT Kopo, dan GT Moh Toha, memperkuat lereng KM 91 dan KM 92 pada ruas jalan tol Cipula­rang, serta meningkatkan layanan dan sa­rana prasarana lalu lintas lainnya.


Heru menerangkan, upaya-upaya perbaikan dan peningkatan berkelanjutan yang telah dilakukan oleh Jasa Marga pa­da ruas Padaleunyi dan Cipularang da­lam rangka meningkatkan pelayanan ba­gi pengguna jalan, di antaranya penambahan lajur, peningkatan kapasitas dan layanan transaksi.


Upaya lainnya adalah peningkatan dan penanganan kondisi sarana penunjang ja­lan tol, peningkatan layanan dan sara­na prasarana lalu lintas, memberikan pe­layanan informasi yang bersifat real time seperti close circuit television (CCTV), variable message sign (VMS), dan remote traffic ­microwave system (RTMS).


Besaran inflasi periode Oktober 2015 hingga September 2017 di wi­layah Bandung, merujuk pada surat dari Plt Direktur Statistik Harga Nomor B.278/­BPS/6230/SHK/10/2017 tanggal 5 Oktober 2017 adalah 6,30%.


Dalam menyesuaikan tarif tol pada ke­dua ruas jalan tol tersebut, ungkap Heru, Jasa Marga senantiasa meningkatkan pemenuhan indikator standar pelayanan minimal (SPM) yang meliputi kondisi jalan tol, kecepatan tempuh rata-rata, aksesibilitas, mobilitas keselamatan, unit per­tolongan/penyelamatan dan bantuan pelayanan, serta kebersihan lingkungan ataupun kelaikan tempat istirahat dan pelayanan (TIP).


Dia menjelaskan, penyesuaian dan evaluasi tarif tol setiap dua tahun ini dilakukan berdasarkan tarif lama yang disesuaikan dengan laju inflasi.


Menurut dia, tarif tol awal dihitung berdasarkan kemampuan bayar penggu­na jalan tol, besar keuntungan biaya operasi kendaraan, dan kelayakan investasi.


Sementara itu, perhitungan usulan tarif tol dilakukan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang kemudian dievaluasi oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) ber­dasarkan data inflasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) selama dua tahun terakhir.


Dia menyebutkan, penyesuaian tarif di jalan tol Padaleunyi dan jalan tol Cipularang didasari laju inflasi di wilayah Ban­dung.


Penyesuaian tarif setiap dua tahun ter­sebut sesuai dengan keputusan Menteri Pe­kerjaan Umum dan Perumahan Rak­yat (PUPR) yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Pasal 48 ayat 3 tentang Jalan Tol.


Penyesuaian tarif kedua ruas jalan tol tersebut mulai diterapkan tanggal 15 Februari 2018 pukul 0.00.


"Penyesuaian tarif kedua ruas tersebut diatur oleh masing-masing ke­putusan menteri. Keputusan Menteri PUPR No 96/KPTS/M/2018 tentang Penyesuaian Tarif Jalan Tol Padalarang-­Cileunyi dan Keputusan Menteri PUPR Nomor 97/­KPTS/M/2018 tentang Penyesuaian Ta­rif Jalan Tol Cikam­pek-Purwakarta-Padalarang," kata Direktur Operasi II Jasa Marga Subakti Syukur, Kamis 8 Februari 2018.


PT Jasa Marga (Persero) Tbk kembali me­lakukan penyesuaian tarif tol Pada­la­rang-Cileunyi (Padaleunyi) dan tol Ci­kampek-Purwakarta-Padalarang (Ci­pularang) setiap dua tahun.


Penyesuaian tarif kedua ruas jalan tol tersebut mulai diterapkan tanggal 15 Fe­bruari 2018 pukul 0.00. Dengan tarif yang baru, terjadi kenaikan tarif mulai Rp 500 hingga Rp 2.500.

Tol JORR Terintegasi, Kemacetan Diklaim Bisa Berkurang 25 Persen | PT Rifan Financindo Berjangka



"Jadi (penyesuaian tarif) akan bersamaan dengan intergrasi JORR tarif barunya, dengan dihilangkannya barrier Kayu Besar dan Meruya," kata dia.


Menurut Subekti, berdasarkan pengalaman integrasi pada tol Tangerang dan Jagorawi, kepadatan kendaraan di kedua tol tersebut menurun hingga 25 persen. Hal ini juga diharapkan bisa terjadi pasca intergrasi JORR.


"Pasti turun antara 15 persen-25 persen, untuk jarak-jarak dekat. Berdasarkan historikal untuk Tangerang dan Jagorawi, jarak-jarak dekat biasanya turun 15 persen-25 persen. Nah kita harapkan yang turun ini pindah ke angkutan umum supaya tol-nya tetap lancar," tandas dia.



"Harusnya seperti tol dalam kota, JORR lingkar luar ujungnya sampai Ciawi, Cikupa, Cikopo harusnya sistem satu pentarifan. Kayak seperti radial Jagorawi, radial Tangerang kan sudah," ujar dia di Jakarta, Jumat (9/2/2018).


Dengan adanya integrasi tersebut, lanjut dia, maka akan ada skema satu tarif dan dihilangkannya gerbang tol Kayu Besar dan Meruya. Hal ini diharapkan bisa menghilangkan antrean kendaraan di kedua gerbang tol tersebut.


PT Jasa Marga (Persero) berharap integrasi tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) bisa terealisasi pada kuartal I-2018. Dengan demikian, diharapkan bisa menekan tingkat kepadatan kendaraan di tol tersebut, khususnya di gerbang-gerbang pembayaran antarruas di dalam JORR.


Direktur Operasional II Jasa Marga, Subekti Syukur mengatakan, selama ini JORR memiliki sejumlah ruas tol yang dikelola oleh badan usaha jalan tol (BUJT) yang berbeda. Padahal agar tidak ada hambatan di gerbang tol masing-masing ruas yang menyebabkan kemacetan, JORR harus dibuat terintegrasi.



bottom of page