IHSG Berpotensi Naik, Awasi 5 Saham Pilihan
(IHSG) menjelang akhir pekan ini masih akan dipengaruhi bursa saham Amerika Serikat (AS) | PT Rifan Financindo Berjangka
Untuk pilihan saham, William memilih saham PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) untuk dicermati pelaku pasar. Sedangkan Nafan memilih saham PT Sawit Sumbermas Tbk (SSMS) dan PT Siloam International Hospital Tbk (SILO).
IHSG ditutup menguat tipis 9,76 poin atau 0,15 persen ke posisi 6.544,63 pada perdagangan saham kemarin. Sektor saham properti naik signifikan. Sejumlah saham properti dan konstruksi mendorong penguatan IHSG.
Sentimen positif berasal dari cadangan devisa Januari 2018 yang naik menjadi US$ 131,98 miliar. Ditambah Japan Credit Rating Agency menaikkan peringkat utang menjadi BBB dari BBB- seiring pembangunan infrastruktur dan kebijakan pajak.
Sedangkan Analis PT Binaartha Sekuritas Nafan Aji menuturkan, IHSG akan berada di level support 6.508-6.526 dan resistance 6.567-6.656 pada Jumat pekan ini.
Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjelang akhir pekan ini masih akan dipengaruhi bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street dan rilis kinerja emiten.
Analis PT Asjaya Indosurya Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, kondisi pergerakan IHSG ditopang oleh fundamental ekonomi yang cukup kuat. Ini juga didorong oleh kinerja emiten tahunan yang membaik sehingga pola gerak IHSG masih terus menguat.
"IHSG berpeluang naik dengan kisaran 6.478-6.671," ujar William dalam ulasannya, Jumat (9/2/2018).
Sementara itu, pengamat pasar modal Satrio Utomo menuturkan, pergerakan IHSG masih dipengaruhi wall street dan laporan keuangan emiten. IHSG akan bergerak di kisaran 6.515-6.500.
Perdagangan Akhir Pekan, IHSG Diprediksi Melemah Tipis | PT Rifan Financindo Berjangka
Pada perdagangan sebelumnya, tercatat terjadi kenaikan pada perdagangan IHSG sebesar 9,77 poin atau 0,15 persen. Namun kenaikan tersebut berada di bawah kenaikan sebelumnya yang menguat 56,33 poin atau 0,87 persen.
Pada penutupan sesi pertama perdagangan, Kamis, 8 Februari 2018, IHSG ditutup melemah. Penguatan justru terjadi pada perdagangan sesi kedua dengan dukungan aksi beli dan imbas penguatan kembali bursa saham Asia. Masih terdepresiasinya rupiah yang diikuti aksi jual asing menjadi sentimen negatif yang menyeret laju IHSG ke zona merah. Jelang penutupan perdagangan, aksi beli saham di sektor properti dan perkebunan mampu mengangkat IHSG.
"Tetap waspadai masih adanya aksi-aksi profit taking yang dapat membuat IHSG kembali melemah," tuturnya.
Reza berujar, penguatan tipis tersebut harus diuji kembali ketahanannya untuk melihat kenaikan lanjutan. Reza memprediksi pergerakan IHSG bakal hampir mendekati target resisten pada level 6.548-6.550. Diperkirakan, IHSG berada di kisaran level support 6.524-6.532 dan resisten 6.553-6.568.
Perdagangan bursa saham indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi masih melemah walau tipis. Analis Binaartha Parama Sekuritas, Reza Priyambada, mengatakan, pada perdagangan Jumat, 9 Februari 2018, aksi beli yang terjadi berpotensi membawa IHSG kembali ke zona merah dengan dukungan volume beli tipis.
"Diharapkan, aksi beli dapat meningkat untuk membawa IHSG tetap di zona hijau," ucap Reza dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat, 9 Februari 2018.
Akhir Pekan ini, IHSG Masih Berpotensi Alami Penurunan | PT Rifan Financindo Berjangka
Yuganur menjelaskan, BMRI cukup baik dibeli pada kisaran harga Rp7.925-7.825 per unit dan PGAS di Rp2.270-2.170 per unit. Jika harga BMRI mencapai Rp7.625 dan PGAS di Rp2.070, maka kedua saham tersebut sudah sepatutnya dihindari untuk mencegah kerugian lebih lanjut.
“Sedangkan PTBA dan KLBF masing-masing cukup baik diakumulasi pada kisaran harga Rp2.980-2.880 dan Rp1.620-1.520 per unit. Pasalnya PTBA berpotensi mencapai Rp3.280-3.380 per unit dan KLBF pada Rp1.720-1.760 per unit,” papar Yuganur.
Akan tetapi, menurut Yuganur, jika harga PTBA sudah mencapai Rp2.720 per unit dan KLBF sebesar Rp1.420 per unit, maka kedua saham tersebut lebih baik kembali dijual ke pasar.
Yuganur merekomendasikan BELI terhadap saham-saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).
“BMRI dan PGAS layak dibeli karena masing-masing berpotensi mencapai kisaran harga Rp8.350-8.450 per unit dan Rp2.540-2.640 per unit,” tutur Yuganur.
Yuganur mengemukakan, para pelaku pasar patut mewaspadai penurunan susulan IHSG. Karena itu, mereka disarankan untuk melakukan short term trading dengan penerapan stop-loss secara ketat agar tidak ikut tertekan oleh tren penurunan yang ada.
Karena itu, demikian Yuganur, dengan adanya potensi penurunan indeks pada hari ini, maka para pelaku pasar dapat mengakumulasi saham-saham pilihan mereka dengan lebih cermat dan lebih berhati-hati lagi.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan bakal terkoreksi pada perdagangan hari ini menyusul fluktuasi yang terjadi di pasar saham global serta kurs rupiah yang cenderung melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
“Ada dua faktor yang bakal menekan pergerakan IHSG hari ini. Pertama adalah fluktuasi bursa saham regional dan global. Kedua adalah tren pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS,” ujar Yuganur Wijanarko, analis PT KGI Sekuritas Indonesia, Jumat (09/02/2018).