Membidik saham saat pasar fluktuatif
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bangkit | PT Rifan Financindo Berjangka
Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra, menambahkan pergerakan SRIL sejak awal tahun cenderung stagnan. Hingga kejatuhan pasar, pada Selasa lalu, menyebabkan harga sahamnya turun cukup tajam. SRIL termasuk saham yang volatil dan jika konsolidasi memakan waktu lama untuk bisa mencapai highest level.
Harga SRIL ditransaksikan di bawah MA200. Sinyal jual sudah terlihat. Rebound level awal yang akan coba ditembus oleh SRIL ada di posisi Rp 354 per saham.
SRIL juga ditopang berita positif, seperti adanya tax allowance untuk industri baru, yaitu industri pakaian jadi atau konveksi dari tekstil, industri pakaian jadi (konveksi) dari kulit, industri alas kaki untuk keperluan sehari-hari, industri sepatu olahraga, industri sepatu teknik lapangan/keperluan industri. "SRIL saat ini posisi untuk buy on weakness dan disarankan trading short term, bisa buy di level 326-334," ungkap Aditya.
Apalagi, SRIL memiliki agenda mengakuisisi dua perusahaan tekstil. Selain itu, laporan keuangan emiten ini cukup baik. "Kinerja keuangannya bagus, pendapatan maupun laba bersihnya terus meningkat," ungkap Nafan.
Bertoni menambahkan, diantara saham-saham yang telah terkoreksi dalam, dia mencermati saham-saham SRIL, LPKR dan LPPF. Dia merekomendasikan buy on weakness pada ketiga saham tersebut. "Untuk jangka pendek bisa beli bertahap SRIL, LPKR dan LPPF," kata dia.
Ini dinilai masih murah. "Sekarang pola tweezer bottom candlestick pattern masih terbentuk. Buy on weakness SRIL dengan target harga Rp 496 per saham," kata Nafan.
Pada transaksi kemarin, harga saham SRIL ditutup pada level Rp 338 per saham. Artinya, masih ada potensi naik sebesar 46,74%. Jika mengacu pada daily chart, terlihat SRIL sudah mendekati level under price, karena pergerakan harganya telah menyentuh garis MA 200 di level 350. Secara fundamental, emiten ini cenderung prospektif.
Indeks saham domestik masih rawan koreksi. Pasalnya, masih ada sentimen pasar yang masih membayangi IHSG. Misalnya, rencana kenaikan suku bunga The Fed (Fed fund rate). Meski demikian, pada saat ini pelaku pasar bisa memanfaatkan untuk melakukan profit taking. "Dalam jangka pendek, usahakan mendapatkan profit minimal 3%. Jika di atas 5% itu sudah bagus sekali," ujar dia.
Nafan mencermati saham SRIL masih menarik untuk dikoleksi. Sebab, secara teknikal telah terbentuk formasi bullish homing pigeon pada saham SRIL. Selain itu, price earning ratio (PER) SRIL masih di bawah 10 kali, persisnya 8,27 kali pada 5 Februari 2017.
Saham AKRA masih punya potensi naik sebesar 35,13% dan HSMP bisa menanjak 11,56%. "Target harga AKRA Rp 7.500 dan HMSP Rp 5.500, bisa buy," kata Bertoni.
Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji menyarankan, selain melihat dari sisi teknikal, investor perlu mempertimbangkan aspek fundamental bisnis emiten. Untuk itu, para investor bisa memilih emiten dengan pertumbuhan kinerja keuangan yang konsisten dan berkesinambungan. "Gunakan risk management agar melindungi portofolio dari total loss," ungkap Nafan kepada Kontan.co.id, kemarin.
Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia Bertoni Rio, menyatakan dalam kondisi saat ini, sebaiknya investor pandai-pandai mengatur portofolio. Dia menyarankan investor sebaiknya menggunakan 20% dana investasinya untuk jangka pendek, 20% lainnya untuk saham average down atau saham yang telah terkoreksi 10%, sedangkan 40% merupakan investasi saham jangka panjang. "Sebesar 20% lainnya untuk cash," saran Bertoni kepada Kontan.co.id, kemarin.
Di antara beberapa saham, Bertoni tertarik pada AKRA dan HMSP. Sebab, secara teknikal harga kedua saham tersebut sudah berada di level support. Sampai penutupan perdagangan kemarin, harga saham AKRA berada pada level Rp 5.550 dan HMSP di posisi Rp 4.930 per saham.
Setelah merosot selama dua hari berturut-turut, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bangkit 0,87% menjadi 6.534,87, pada transaksi Rabu (7/2). Pada Selasa (6/2) lalu, indeks saham terjun 1,69%.
Pukul 10.05 WIB IHSG Kembali Naik 0,13% | PT Rifan Financindo Berjangka
"Sehingga diperkirakan IHSG akan bergerak mixed kembali mencoba break out resistance MA5 dengan range 6.505-6.590," tulis risetnya.
Sementara itu, Vice President Research Department Imdosurya Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan IHSG berhasil melakukan teknikal rebound paska mengalami tekanan, potensi rebound terlihat masih akan berlanjut mengingat sisi fundamental perekonomian yang masih terjaga dengan baik dan kondisi diawal tahun dimana investor sedang memulai untuk melakukan investasi.
Selain daripada itu kondisi dari laporan kinerja tahunan emiten juga akan turut mendorong kenaikan IHSG dalam beberapa waktu mendatang.
"Dengan demikian, IHSG akan menuju ke area support pada level 6.504 dan 6.473," tulis hasil risetnya.
Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan secara teknikal IHSG terkonsolidasi pada level MA20 dengan pulled back MA5 sebagai resistance. Indikasi penguatan lebih lanjut cukup rendah melihat pergerakan Indikator stochastic dan RSI yang tergolong jenuh di middle oscilaltor.
Binaartha Sekuritas memproyeksikan indeks akan mengalami koreksi sehat, meskipun sukses rebound dalam perdagangan kemarin.
Analis Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan berdasarkan indikator daily, MACD telah membentuk pola dead cross di area positif. Sementara itu, Stochastic dan RSI berada di area netral. Saat ini, terlihat pola shooting star candle yang mengindikasikan adanya potensi koreksi wajar pada pergerakan indeks saham.
Para analis masih meragukan kemampuan indeks untuk bertahan di zona hijau, meskipun IHSG sukses rebound dalam sesi perdagangan Rabu (07/02) kemarin.
Gerak IHSG Diperkirakan Variatif Cenderung Menguat | PT Rifan Financindo Berjangka
Sementara bursa di Asia ditutup variatif. Investor tengah mencermati pergerakan bursa di Amerika Serikat (AS).
"Pergerakan ekuitas di Asia cenderung terkonsolidasi dengan diawali optimisme yang luar biasa melihat rebound-nya bursa saham di AS," jelasnya.
Lanjar merekomendasikan saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).
"IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 5,3 persen dengan inflasi tetap sekitar 3,5 persen menjadi sentimen positif pendorong," kata dia di Jakarta, Kamis (8/2/2018).
Meski begitu, investor asing masih mencatatkan jual bersih. Tercatat, jual bersih investor asing mencapai Rp 469,03 miliar. "Investor asing masih tercatat net sell Rp 469,03 miliar," ujar dia.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi variatif dengan kecenderungan menguat pada perdagangan saham hari ini. Analis PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi memperkirakan IHSG berada pada support 6.505 dan resistance 6.590.
Pada perdagangan saham kemarin, IHSG ditutup menguat sebanyak 56,33 poin ke level 6.534,87. Penguatan IHSG ditopang sektor konsumer, perdagangan, dan properti.
Penguatan tersebut imbas dari sentimen positif terkait proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia.