56 Ribu Nasabah KUR BRI Naik ke Komersial
BRI berhasil menyalurkan KUR sebesar Rp 69,4 triliun | PT Rifan Financindo Berjangka
Penyaluran kredit BRI secara konsolidasi hingga akhir Desember 2017 sebesar Rp 739,3 triliun atau tumbuh 11,4 persen dibandingkan penyaluran kredit pada posisi akhir Desember 2016 yang mencapai Rp 663,4 triliun.Penyaluran kredit BRI masih didominasi oleh kredit kepada segmen UMKM yang mencapai 74,6 persen dari total portofolio kredit BRI.
BRI menargetkan porfotolio kredit UMKM terus meningkat hingga mencapai 80 persen dari total keseluruhan kredit BRI. Penyaluran kredit BRI secara konsolidasi sebesar Rp 739,3 triliun masih didominasi oleh penyaluran kredit mikro yakni sebesar Rp 239,5 triliun, kredit konsumer Rp 114,6 triliun, kredit ritel dan menengah Rp 197,8 triliun dan kredit korporasi Rp 187,4 triliun.
Adapun strategi kedua, dari sisi proses bisnis, BRI akan melakukan perbaikan dengan penyaluran kredit melalui digital yaitu menggunakan layanan aplikasi BRISpot. "Dengan BRISpot, diharapkan proses kredit bisa lebih cepat dari tiga hari menjadi sehari. Sehingga itu bisa menjadi bagian kita bisa memasarkan KUR juga. BRISpot juga untuk efisiensi," kata Priyastomo.
Sementara itu, strategi terakhir yaitu dari sisi tenaga pemasaran. BRI terus meningkatkan kualitas tenaga pemasarannya melalui pelatihan dan upaya peningkatan kemampuan lainnya. "Kami juga ada 'reward' dan remunerasi, sehingga mereka terpacu untuk terus meningkatkan produktivitas," ujarnya.
Apabila dihitung mundur sejak KUR skema baru diluncurkan pada Agustus 2015, BRI telah berhasil menyalurkan KUR skema baru senilai Rp 155 triliun kepada lebih dari 8,6 juta debitur.
Untuk menggenjot pertumbuhan kredit mikro, kata Priyastomo, pihaknya memiliki tiga strategi. Strategi pertama terkait pemasaran, yaitu BRI akan menyasar komunitas. "Kami kembangkan juga berdasarkan kredit-kredit yang sudah lunas, harus bisa kita ambil lagi. Kredit KUR atau mikro yang sudah lunas itu prioritas utama kita layani kembali," ujar Priyastomo.
"Yang naik kelas, total nasabahnya ada 56.154 debitur. Untuk yang KUR ritel yang masuk ke komersial ritel 1.880 debitur," kata Direktur Kredit Mikro dan Ritel BRI Priyastomo saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (24/1).
Sejak Januari hingga Desember 2017, BRI berhasil menyalurkan KUR sebesar Rp 69,4 triliun kepada lebih dari 3,7 juta debitur baru. Dari jumlah KUR yang telah disalurkan tersebut, sebesar 41 persen telah digunakan untuk sektor produktif.
Sekitar 56 ribu nasabah Kredit Usaha Rakyat (KUR) PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) "naik kelas" menjadi nasabah komersial sepanjang 2017.
2017, Laba BRI Naik Capai Rp 29,04 Triliun | PT Rifan Financindo Berjangka
BRI, tambah Haru juga telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 69,4 Triliun kepada lebih dari 3,7 juta debitur baru selama periode 2017. Dari jumlah KUR tersebut, sebesar 41 persen telah digunakan untuk sektor produktif. Apabila dihitung mundur sejak KUR skema baru diluncurkan pada Agustus 2015, BRI telah menyalurkan KUR skema baru senilai Rp 155 triliun kepada lebih dari 8,6 juta debitur. "Yang naik kelas dari KUR ke Kupedes (kredit usaha pedesaan) ada 201.000 debitur. Yang KUR ritel masuk komersial 2.249 debitur," ucapnya.
Haru melanjutkan, Dana Pihak Ketiga (DPK) per akhir Desember 2017 sebesar Rp 841,7 triliun atau tumbuh 11,5 persen yoy. Dana murah (CASA) pun masih mendominasi DPK BRI dengan porsi mencapai 59 persen.
Sementara aset perseroan secara konsolidasi pun ikut terkerek naik dari Rp 1.003,6 triliun di akhir 2016 menjadi Rp 1.126,2 triliun di akhir 2017 atau tumbuh sebesar 12,2 persen.
Seiring tren turunnya suku bunga, BRI terus meningkatkan porsi sumber pendapatan baru di luar pendapatan bunga. Salah satu strateginya memperkuat transaction banking serta pemanfaatan digital banking. "Kami siapkan aktivitas lain yang hasilkan non-interest income, termasuk seperti asuransi, jasa, syariah, payment, investment service," pungkasnya.
Untuk diketahui, penyaluran kredit BRI secara konsolidasi sebesar Rp 739,3 triliun. Dari total itu, masih didominasi kredit mikro sebesar Rp 239,5 triliun, kredit konsumer Rp 114,6 triliun, kredit ritel dan menengah Rp 197,8 triliun dan kredit korporasi Rp 187,4 triliun. Sementara rasio NPL gross pada akhir Desember 2017 sebesar 2,2 persen atau di bawah rata rata industri perbankan nasional.
Untuk tahun depan, BRI menargetkan pertumbuhan laba double digit dan kredit tumbuh 10 persen-12 persen. Caranya akan refokus kepada mikro dan UKM. "Mikro tahun ini ditargetkan 40 persen dari portofolio saat ini 33 persen.
Untuk mencapai target itu, BRI akan mempermudah nasabah mengakses perbankan baik pinjaman maupun simpanan. "Di pinjaman, proses akan digitalisasikan, nanti kredit dari tiga hari menjadi satu hari, jadi waktu untuk ekspansi lebih pendek," ujarnya.
BRI di tahun 2018 tetap fokus pada pemberdayaan UMKM sehingga perseroan mampu menjadi salah satu motor penggerak untuk menunjang pertumbuhan perekonomian Indonesia menjadi lebih berkualitas. Faktor lain yang mendorong kinerja BRI yakni perolehan fee based income (FBI) yang tumbuh 13,2 persen yoy, dari Rp 9,2 triliun di akhir 2016 menjadi Rp 10,4 triliun di akhir 2017.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) sepanjang tahun 2017 membukukan laba bersih secara konsolidasi Rp 29,04 triliun atau tumbuh 10,7 persen year on year dibandingkan tahun 2016.
Direktur Strategi Bisnis dan Keuangan Bank BRI Haru Koesmahargyo menjelaskan, perolehan laba tersebut tak lepas dari penyaluran kredit yang tumbuh double digit dan berada di atas rata-rata industri perbankan nasional. Tercatat kredit BRI secara konsolidasi hingga akhir Desember 2017 sebesar Rp 739,3 triliun atau tumbuh 11,4 persen dibandingkan Desember 2016 yang mencapai Rp 663,4 triliun. "Sementara loan to deposit ratio (LDR) BRI di kisaran angka ideal, yakni sebesar 87,8 persen," kata dia di Jakarta, Rabu (24/1).
Penyaluran kredit didominasi segmen UMKM yang mencapai 74,6 persen dari total portofolio kredit BRI. Perseroan juga menargetkan portofolio kredit UMKM terus meningkat hingga mencapai 80 persen dari total kredit BRI. "Penyaluran kredit di segmen ini tercatat tahan guncangan dari perekonomian nasional maupun global," kata dia.
Benarkah BRI Agro akuisisi dua bank tahun ini? | PT Rifan Financindo Berjangka
"Tahun ini rights issue sudah direncanakan dan eksekusi waktunya menunggu situasi," kata Haru kepada kontan.co.id, Kamis (22/1).
Sebelumnya dikabarkan bahwa BRI Agro akan mengakusisi dua bank kecil. Haru tidak membantah. Namun identitas dua bank ini masih belum bisa dipublikasikan.
Untuk melakukan ini, BRI sudah menyiapkan anggaran anorganik. Tujuan pertumbuhan anorganik ini agar bank bisa bertumbuh lebih baik dari saat ini.
Terkait rencana ini, BRI sebagai induk akan mendukung rencana anak usaha ini.
PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agro) memastikan penerbitan saham baru atau rights issue akan dilakukan pada tahun ini.
Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI bilang rights issue ini agar BRI Agro bisa naik menjadi BUKU III atau mempunyai modal inti di atas Rp 5 triliun.