top of page

Usai Melesat Tinggi, IHSG Rawan Tekanan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rawan tertekan pada perdagangan saham Rabu pekan ini | PT Rifan Financindo Berjangka

Penguatan IHSG sejalan dengan mayoritas bursa di asia yang melesat di atas 1 persen.


"MSCI Asia Pacific Indeks menuju rekor terbaru. Data aktivitas industri di Jepang naik di atas ekspektasi turut menjadi penopang penguatan," ujarnya.


Lanjar merekomendasikan saham PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Indosat Tbk (ISAT), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).


Investor asing terlihat cukup optimistis. Hal itu terlihat tingginya aktivitas beli bersih investor asing.


"Investor asing kembali terlihat melakukan aksi beli dengan tarcatat net buy Rp 573,64 miliar dengan saham BMRI, BBCA, BBRI dan ASII yang menjadi top net value," ungkapnya.


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rawan tertekan pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memperkirakan IHSG di level support 6.525 dan resistance pada 6.650.


IHSG kembali menembus rekor pada perdagangan saham kemarin. Bahkan, IHSG melesat sangat tinggi di level 6.635,33 atau naik 134,80 poin (2,07 persen). Pengutan tersebut ditopang sektor konsumer.

"Saham HMSP dan MYOR menjadi leader penguatan di tengah spekulasi investor pada laporan keuntungan perusahaan," kata dia di Jakarta, Rabu (24/1/2018).


Pergerakan IHSG Hari ini Berpotensi Tertekan Aksi Profit Taking | PT Rifan Financindo Berjangka

“Disamping itu, sejumlah sentimen positif baik dari pasar domestik maupun global sangat mendukung pergerakan IHSG sehingga hal itu memungkinkan terjadinya kembali kenaikan indeks pada perdagan hari ini,” tukas Reza.


Di tengah adanya potensi kenaikan IHSG pada perdagangan hari ini kendati dibayangi profit taking, para pelaku pasar dapat memanfaatkan kondisi tersebut untuk mengakumulasi saham-saham pilihan mereka.


Reza meminta para pelaku pasar untuk mencermatik saham-saham PT Timah Tbk (TINS), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).



Reza berharap, aksi beli yang terjadi pada perdagangan hari ini dapat bertahan sehingga membuat IHSG tetap bergerak di teritori positif. Kendati demikian, para pelaku pasar harus mewaspadai aksi profit taking pelaku pasar seiring dengan kenaikan sebelumnya.


Reza mengemukakan, pergerakan IHSG secara teknikal telah menembus target kisaran titik resistensi yang ditetapkan sebelumnya di 6.522-6.548, sehingga hal itu akan mendorong IHSG akan terus mengalami kenaikan lanjutan.


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini diperkirakan akan tertekan aksi ambil untung (profit taking) pelaku pasar, setelah ditutup ke titik tertinggi baru sepanjang masa di posisi 6.635 pada perdagangan Selasa (23/01/2018).


“Setelah menguat 2,07% pada perdagangan kemarin, maka IHSG pada perdagangan hari ini berpotensi bergerak di kisaran 6.618-6.689,” ujar Reza Priyambada, analis PT Binaartha Parama Sekuritas, Rabu (24/01/2018).

IHSG Berhasil Tembus Level Tertinggi Sepanjang Sejarah | PT Rifan Financindo Berjangka

Sekitar 197 saham berhasil naik hingga penutupan perdagangan, berbanding 151 saham yang turun. Saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) menjadi pendongkrak terbesar kenaikan indeks dengan kontribusi 13,43 poin. Saham produsen rokok ini berhasil naik 2,45% ke posisi Rp5.225.


Transaksi investor sebesar 10,89 miliar saham sepanjang hari ini, dengan nilai perdagangan Rp9,19 triliun. Namun, pemodal asing masih melakukan aksi jual, dengan membukukan penjualan bersih alias net sell di pasar reguler senilai Rp235,12 miliar.


Berdasarkan catatan RTI, IHSG bertengger di 6.500,53, setelah naik 9,63 poin atau 0,15%. Indeks melaju meski hanya didukung lima sektor saham.


Sektor tersebut adalah pertambangan yang memimpin dengan kenaikan sebesar 2,54%. Diikuti, perkebunan 1,28%, perdagangan dan barang konsumsi masing-masing menguat 0,54%, dan sektor keuangan naik 0,51%. Sementara lima sektor lainnya melemah terutama aneka industri yang turun 0,98%.


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menembus level 6.500 pada penutupan akhir perdagangan Senin (22/1). Ini merupakan rekor penutupan terbaru tertinggi sepanjang sejarah.








bottom of page