Google dan Temasek Suntik Rp16 Triliun ke Gojek
Penyedia layanan berbagi tumpangan atau ride sharing | PT Rifan Financindo Berjangka
Pada tahun lalu, Gojek mendapat suntikan dana investasi Rp1,32 triliun pada 17 Agustus lalu dari Platform e-commerce asal China, JD.com.
Rival terbesar Alibaba ini sebelumnya dikabarkan telah menggelontorkan dana melalui induk perusahaannya, Tencent Holdings Ltd, sebesar US$150 juta atau hampir Rp2 triliun ke Gojek pada Juli 2017.
"Sebagai investor strategis, Google bisa menambah banyak pada bisnis Gojek," ujar sumber tersebut yang meminta untuk ditulis anonim.
Sementara itu ketiga investor baru Gojek tersebut kompak tak berkomentar soal langkah korporasi mereka. Google, KKR, Warburg dan Temasek menolak berkomentar soal investasi Gojek sedangkan Meituan-Dianping dan Gojek belum membalas permintaan komentar yang dikirimkan ke mereka.
Guyuran investasi triliunan rupiah itu bisa memperkuat Gojek dalam menjaga persaingan melawan kompetitornya, Grab maupun Uber di Indonesia.
Menurut laporan dari Reuters, Kamis, 18 Januari 2018, kabar guyuran investasi ini disampaikan oleh seorang sumber yang yang mengetahui aksi korporasi tersebut.
Penyedia layanan berbagi tumpangan atau ride sharing, Gojek kembali menerima guyuran investasi baru. Kabar teranyar, Gojek menerima suntikan investasi senilai US$1,2 miliar atau Rp16,2 triliun dari Google, BUMN investasi Singapura, Temasek Holding dan platform daring China, Meituan-Dianping.
Selain ketiga investor itu, terdapat investor lama Gojek yakni firma ekuitas privat global KKR&Co LP (KKR) dan Warburg Pincus LLC turut dalam putaran suntikan dana terbaru tersebut.
Google Suntik Dana Segar Rp16 Triliun untuk Gojek | PT Rifan Financindo Berjangka
Reuters melaporkan tahun lalu, JD.com Inc menginvestasikan sekitar US$100 juta di Gojek. Adapun, Tencent Holdings Ltd, media sosial Tiongkok dan perusahaan hiburan online pun investasi di GoJek.
Mengawali layanan sebagai penyedia ojek daring, Gojek kini juga menyediakan layanan mobil dan taksi hingga pemesanan makanan online. Sejak berdiri pada tahun 2011, Gojek kini kian aktif mendorong pertumbuhan pengguna pembayaran nontunai Gopay pada layanannya.
"Sebagai investor strategis, Google bisa menambah banyak bisnis Gojek," ujar sumber yang dikutip dari Reuters.
Namun, hingga saat ini belum diketahui berapa porsi suntikan dana masing-masing investor.
Gojek muncul sebagai aplikasi transportasi online yang menghubungkan ojek motor dengan pelanggan. Sejalannya waktu, GoJek mengembangkan bisnis mereka hingga ke alat pembayaran mobile, GoPay.
Dengan pendanaan raksasa dari Google, Gojek akan memiliki ruang lebih dalam persaingan industri yang sama dengan Grab dan Uber. Pasalnya, untuk kawasan Asia Tenggara, Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk terbanyak menjadi pasar yang sangat potensial.
Selain Google, investor asal Singapura, Temasek Holdings, KKR & Co, Warburg Pincus LLC dan platform online China Meituan-Dianping pun akan berpartisipasi dalam suntikan dana tersebut. Kabarnya rencana pendanaan ini sudah dibuka sejak tahun lalu dan diproyeksikan akan rampung dalam beberapa pekan.
Perusahaan penyedia transportasi berbasis aplikasi ini mengantongi dana segar dari Alphabet, induk perusahaan Google dan beberapa rekan senilai US$1,2 miliar atau setara dengan Rp16 triliun (dengan asumsi kurs US$1 = Rp13.300).
Gojek kembali mendapatkan suntikan dana segar dalam jumlah yang lebih besar dari investasi sebelumnya dari Tencent.
Google Jadi Investor Go-jek, Benarkah? | PT Rifan Financindo Berjangka
Go-Jek juga tercatat terus mengembangkan lini bisnisnya termasuk sektor fintech. Beberapa waktu lalu, Go-Jek mengakuisisi tiga startup fintech Tanah Air. Langkah ini ditempuh demi memperkuat layanan pembayaran atau dikenal Go-Pay milik perusahaan yang dipimpin Nadiem Makarim tersebut.
Tiga perusahaan yang diakuisisi Go-Jek itu yakni Kartuku, Midtrans, dan Mapan. Ketiga perusahaan yang kini bernaung di Go-Jek ini akan mendukung ekspansi Go-Pay di Indonesia. Demikian seperti dilansir Reuters, Kamis (18/1/2018).
“Kmai tidak dapat memberikan konfirmasi terkait rumor,” kata Public Relation Go-Jek, Rini Widuri kepada Okezone.
Startup yang didirikan pada 2015 ini memang tampaknya masih menjanjikan di mata investor. Sebelumnya, Go-Jek juga telah mendapatkan suntikkan dana dari Tencent, dan JD.com pada 2017.
JD.com bersama investor lainnya menyuntikkan dana pada Go-Jek senilai USD1 miliar atau sekira Rp13,34 triliun.
Beberapa investor Go-Jek lainnya seperti KKR & Co LP dan Warburg Pincus LLC juga turut berpartisipasi dalam putaran penggalangan dana Go-Jek. Sumber itu menyebutkan penggalangan dana itu mengumpulkan sekira USD1,2 miliar atau sekira Rp16 triliun.
Sayangnya, baik Google, KKR, Warburg dan Temasek menolak untuk memberikan komentar. Sementara itu, Okezone juga telah mencoba menghubungi Go-Jek, namun perusahaan ride-sharing itu menolak memberikan komentarnya.
Google dikabarkan menjadi salah satu investor Go-Jek. Hal ini terungkap dari seorang sumber yang dikutip Reuters.
Tak hanya Google, investor Singapura Temasek dan platform internet utama China Dianping-Meituan juga termasuk dalam investor dalam putaran penggalangan dana Go-jek.