HARGA BATU BARA: Turun Lebih dari 1% Bersama Minyak
Batubara ditutup melemah 1,42% | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat
Pelemahan harga batu bara berlanjut pada penutupan perdagangan kemarin, Rabu (22/2/2017).
Baca: Harga Minyak Kembali Turun ke Level 53,59 Dollar AS
Harga batu bara kontrak Januari 2018 berakhir melemah di hari kedua setelah mengakhiri reli pada sesi perdagangan sebelumnya.
Sejalan dengan pelemahan batu hitam, harga minyak WTI kontrak April 2017 kemarin ditutup merosot 1,36% atau 0,74 poin ke US$53,59 per barel.
Pada perdagangan Rabu, harga batu bara untuk Januari 2018, kontrak teraktif di bursa Rotterdam, ditutup melemah 1,42% atau 1 poin ke US$69,60/metrik ton.
Harga minyak turun lebih dari 1% pada perdagangan Rabu di tengah ekspektasi lonjakan terhadap jumlah persediaan AS, meski di sisi lain OPEC mengisyaratkan optimisme atas kesepakatan dengan produsen lain untuk mengurangi output.
Adapun, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak April 2017 berakhir turun tajam 1,45% atau 0,82 poin ke US$55,84 per barel.
Harga Minyak Turun Imbas Kekhawatiran Lonjakan Pasokan AS | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat
Seperti dikutip dari Reuters, Kamis (23/2/2017), harga mnyak Brent berakhir turun 82 sen atau 1,5% lebih rendah menjadi USD55,84 per barel, setelah menyentuh level tertinggi sejak 2 Februari di posisi USD57,31 per barel pada sesi sebelumnya.
Harga minyak dunia turun lebih dari 1% terimbas adanya ekspektasi lonjakan di persediaan minyak AS, melemah dari posisi tertinggi dalam beberap pekan di sesi sebelumnya setelah OPEC mengisyaratkan optimisme atas kesepakatan dengan produsen lain untuk mengekang produksi.
Dalam perdagangan pasca-penyelesaian, harga dikupas kerugian tajam setelah data dari kelompok industri American Petroleum Institute (API) menunjukkan penurunan mengejutkan dalam stok minyak mentah AS pekan lalu karena impor merosot.
Sementara, harga minyak mentah AS West Texas Intermediate untuk kontrak April turun 74 sen atau 1,4% lebih rendah ke level USD53,59 per barel.
Data resmi dari AS Departemen Administrasi Informasi Energi Energi (EIA) dijadwalkan pada 11:00 EST (16.00 GMT) pada Kamis, tertunda oleh hari libur pada Senin. Kedua kontrak mengalami kerugian perdagangan sekitar 0,8% lebih rendah.
Persediaan minyak mentah AS turun 884.000 barel dalam pekan sampai 17 Februari, dibandingkan dengan ekspektasi analis untuk kenaikan 3,5 juta barel. Sebelum pekan lalu, stok minyak mentah telah meningkat selama enam pekan berturut-turut.
Pada Selasa, kata Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo, kelompok dan produsen lainnya termasuk Rusia akan meningkatkan kepatuhan dengan hasil yang disepakati dalam upaya untuk meningkatkan harga.
Meskipun persediaan membengkak, analis dan pedagang sebagian besar optimistis tentang keberlanjutan kenaikan selama empat sesi terakhir. "Kami telah melihat peningkatan yang cukup signifikan dalam stok minyak mentah sejak awal tahun dan pasar belum mampu mempertahankan daya apung relatif," kata Andrew Lebow, partner senior di Commodity Research Group di Darien, Connecticut.
"Saya pikir sentimen yang mendasari bullish, apa yang menjadi kunci untuk pasar Anda telah melihat pengetatan menyebar, terutama di depan," imbuhnya.
Goldman Sachs menegaskan prospek untuk pemulihan harga minyak pada kuartal kedua, di mana WTI naik ke menjadi USD57,50 per barel dan Brent menjadi USD59 per barel sebelum menurun masing-masing menjadi USD55 per barel dan USD57 per barel untuk sisa tahun ini.
Produsen minyak non-OPEC yang bergabung dengan kesepakatan OPEC telah disampaikan setidaknya 60% dari pembatasan berjanji sejauh ini, sumber OPEC mengatakan kemarin, lebih tinggi dari yang diperkirakan.
Khawatir Pasokan AS Bikin Harga Minyak Merosot | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April turun 1,4 persen atau 74 sen ke level US$ 53,59 per barel. Sedangkan harga minyak Brent merosot 90 sen atau 1,6 persen ke level US$ 55,76.
Harga minyak turun 1,5 persen seiring ada harapan kenaikan pasokan minyak AS. Namun, harga minyak ditransaksi di level tertinggi secara mingguan. Hal itu imbas optimisme pelaku pasar usai OPEC memberi signal kesepakatan dengan produsen minyak lainnya untuk komitmen kuat pangkas produksi.
Sentimen negara produsen minyak untuk jalani komitmen OPEC memangkas produksi menjadi angin segar di pasar. Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo memuturkan, kelompok dan produsen lainnya termasuk Rusia akan meningkatkan kepatuhan terkait hasil yang disepakati untuk berupaya atasi pasokan yang berlebihan dan meningkatkan harga.
Produsen minyak non OPEC yang bergabung dalam kesepakatan itu juga setidaknya sudah membatasi produksi minyak sekitar 60 persen. Ini lebih tinggi dari yang diharapkan.
Jelang laporan industri dan pemerintah Amerika Serikat (AS) soal pasokan minyak mingguan, analis perkirakan ada kenaikan pasokan minyak sekitar 3,3 juta barel.
"Kami telah melihat peningkatan cukup signifikan untuk stok minyak mentah sejal awal tahun. Pasar telah mampu untuk mempertahankan aksi beli. Saya pikir sentimen yang mendasari mendorong penguatan. Apa lagi pasar juga sedang perketat produk," ujar Andrew Lebow, Analis Commodity Research, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (23/2/2017).