BEI Ingin Perkenalkan Nabung Saham ke Anak SD
Bursa Efek Jepang pun sudah melakukan hal tersebut | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berupaya untuk memperbanyak investor di pasar modal. Kali ini BEI berencana akan membidik anak-anak Sekolah Dasar (SD) untuk berinvestasi saham.
BEI sendiri sudah punya program Yuk Nabung Saham (YNS). Namun program tersebut belum mengatur secara rinci untuk usia di bawah 18 tahun.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio menjelaskan, pada dasarnya anak-anak SD juga bisa ikut nabung saham. Sebab di Bursa Efek Jepang pun sudah melakukan hal tersebut.
Program YNS ini sebenarnya mengajak masyarakat untuk menabung saham bukan untuk menjadi trader. Misi dari program tersebut untuk mengubah kebiasaan masyarakat dari nabung di bank menjadi di pasar modal.
"Kan nabung itu prinsip musti punya KTP umurnya 18 tahun. Di Jepang ada namanya nisa junior, jadi bagaimana caranya mereka yang belum 18 tahun sudah bisa nabung saham," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (22/2/2017).
"Kita ingin YNS junior sehingga bagaimana secara teknis di bawah 18 tahun bisa nabung," imbuhnya
"Saya kira bisa jalan tapi itu masalah teknis. Peraturannya, anak kecil sudah bisa buka tabungan ya mestinya bisa," pungkasnya.
Menurut Tito untuk merealisasikan YNS Junior bukan perkara sulit. Sebab itu hanya merubah persyaratan pendataan.
BEI Ingin Pajak Dividen Investor Dihapus | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat
Demi mendorong literasi keuangan di pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah meluncurkan program Yuk Nabung Saham (YNS). Program tersebut untuk mengajarkan masyarakat investasi saham secara rutin atau dengan istilah nabung saham.
Menurut Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 tentang penghasilan masuk kategori penghasilan, pendapatan dividen masuk dalam ojek pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan (PPh). Besaran PPh yang dikenakan 10% bersifat final.
Namun menurut Direktur Utama BEI Tito Sulistio program YNS bisa berjalan maksimal jika ada insentif yang diberikan kepada para penabung saham. Insentif tersebut berupa penghapusan pajak dividen.
"Cuma nabung saham ini akan sangat jalan jika pajak dividennya untuk nabung tertentu di hapuskan. Misalnya maksimum Rp 5 juta deh dihapus," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (22/2/2017).
Menurutnya, jika insentif tersebut bisa diberikan maka akan memberikan manfaat bagi pemerintah yang membutuhkan dana untuk pembangunan infrastruktur.
"Karena bayangin ada 64 juta rumah tangga, misalnya Rp 1 juta aja nabung saham per rumah tangga, ada Rp 60 triliun pertahun. Saving menjadi investment, pembiayaan infrastruktur bisa dibiayai jangka panjang," imbuhnya.
Tito sendiri sebenarnya tidak meminta pajak dividen tersebut dihapuskan untuk seluruh investor di pasar modal, tapi untuk investor tertentu. Dirinya berharap isentif tersebut bisa diberikan bagi investor yang rajin nabung saham dengan maksimal tabungan Rp 5 juta.
Tapi nanti deh setelah tax amnesty saya (akan) ngomong (lagi). Jangan dilihat dari pajak yang keluar, tapi bayangkan dananya bisa bangun infrastruktur, pajak dari situ lebih banyak," pungkasnya
Tito sendiri mengaku sudah bertemu dengan pejabat Direktorat Jenderal Pajak atas usulan insentif tersebut. Bahkan dirinya sudah mengusulkan ke Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Anak SD pun Tak Luput dari Bidikan BEI | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan bahwa kebiasaan menabung saham sudah diterapkan di Jepang. Anak usia dapat aturan khusus buka tabungan sebelum usia 18 tahun.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bertekad menambah jumlah investor saham melalui kampanye Yuk Nabung Saham (YNS). Kampanye ini telah diluncurkan pada November 2015 serta dihadiri langsung oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Bapak Muhammad Jusuf Kalla. Guna sukseskan kampanye YNS, BEI berencana untuk ajak anak usia Sekolah Dasar (SD).
"Menabung itu prinsip harus punya KTP umurnya 18 tahun. Di Jepang ada tabungan saham junior, jadi mereka yang belum 18 tahun sudah bisa nabung saham," ujarnya di Gedung BEI Selasa (22/2/2017).
Yuk Nabung Saham (YNS) adalah kampanye yang diselenggarakan oleh BEI guna ajak masyarakat sebagai calon investor untuk berinvestasi di pasar modal. Masyarakat dapat membeli Saham secara rutin dan berkala seperti halnya mereka menabung di bank konvensional. Kampanye ini bertujuan untuk mengembangkan industri pasar modal di Indonesia.
Tito optimistis, Indonesia juga dapat ikuti jejak Jepang dengan adakan YNS bagi anak usia SD. “Kita inginkan YNS junior, sehingga bagaimana secara teknis anak usia di bawah 18 tahun bisa nabung saham,” tambahnya.